Ruh Membenci Raga
Sastra | 2022-04-23 19:39:12Ruh Membenci Raga
Oleh: Hanindhia Adzkiya Muthi (@adzkiiyaa)
Dia sangat dekat hingga darah kita sama
berpikir oleh otak yang sama
Bergerak oleh jantung yang sama
Hidup oleh badan yang sama
Sakit oleh masalah yang sama
Bahagia oleh kenangan yang sama
dan berjalan oleh kaki yang sama
Dia yang paling mengerti tapi selalu ku abaikan
Dia yang paling sayang tapi selalu ku sakiti
Dia yang paling berjuang tapi selalu ku rendahi
Dia yang paling sakit tapi selalu ku biarkan hingga abadi
Biarkan saja, jika dia sudah terlalu hancur
Aku bisa mencari raga lainnya untuk menjadi rumah bagiku
Jakarta, 23 April 2022
Puisiku Lainnya:
→ Kenangan Cinta Pertama di Warung Mpok Jemble
→ Sepotong Roti di Langit Senja
→ Wajah Sendu Ibu di Cermin Kaca
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.