Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image BMP Zuyin Arwani

One BSI Link One Masjid, Inilah Secuil Harapan Milenial Terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI)

Bisnis | Monday, 24 May 2021, 23:33 WIB

Oleh: Zuyin Arwani

Siapa yang tidak kenal dengan Bank Syariah Indonesia ? Perbankan yang baru menerapkan merger pada 01 februari 2021 lalu. Skema merger antar perbankan syariah berplat merah mengupayakan menjadi Perbankan terbesar nomor 1 diantara perbankan yang berbasis syariah lainnya. Jika melihat dari total penduduk muslim Indonesia tentunya Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki Potensi besar untuk menjadi perbankan berbasis syariah ternama di Dunia.

Populasi Muslim di Indonesia 229 juta jiwa atau setara dengan 87,2% dari total penduduk di Indonesia atau setara dengan 13% dari total populasi muslim di seluruh Indonesia. Jika dilihat dari kekuatan populasi ini, kedepannya Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki potensi besar dalam ekpansi pasar dan menunjukan taringnya sebagai perbankan pelopor syariah mulai dari Indonesia. Mengapa harus demikian ? ini merupakan syiar dan upaya jihad iktishodiyah (mempertahankan ekonomi) Indonesia dari memenuhi kebutuhan muslim Indonesia, terlebih masyarakat Indonesia secara psikologis lebih aware serta peduli dengan isu-isu berkaitan dengan agama. Tentunya akan memudahkan mendapatkan target yang tersegmentasikan.

Bukan hanya itu saja, perbankan syariah memang telah terbukti sebagai perbankan yang tidak kolaps saat terjadinya krisis pada 1998 dan tahun 2008. Yah tentu, Memang pada saat itu Indonesia mendapatkan sumbangan krisis yang terjadi di Asia dan Amerika. Dimulai pada tahun 1997 Indonesia terjerumus pada kegagalan sistemik yang mengakibatkan 16 bank harus ditutup. Penyebab kriris perbankan ditutup lantas karena beberapa hal, seperti tingginya kredit macet (NPL) yang melebihi 2% dari PDB, biaya penyelamatan perbankan melebihi 2% dari PDB, nasionalisasi atau pengambilalihan perbankan oleh pemerintah, penarikan dana besar-besaran oleh nasabah, dan penutupan bank oleh pemerintah baik sementara atau selamanya.

Lantas apakah harus berbangga diri ? tentunya tidak, perjalanan Bank Syariah Indonesia masih jauh terutama jika dibandingkan dengan beberapa perbankan syariah di Negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Memang jika ditanya siapakah yang memimpin perbankan syariah terbesar, tentunya Arab mendominasi dengan perbankan bernama Al-Rajhi dengan total aset mencapai USD 111 miliar.

Dalam hal ini, Bank Syariah Indonesia (BSI) mendapatkan sentimen positif dari reaksi masyarakat teruntuk perusahaan yang masih baru merger. Perusahan yang melakukan merger pada tahun 2021 ini dengan asset yang dipunyai kedepannya memiliki tantangan yang besar dalam memenuhi kebutuhan dari umat muslim Indonesia. Jika ditargetkan misalnya dengan asset yang dimiliki oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) 214,6 Triliun dengan modal inti 20,4 triliun diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat bagaimana mereka ingin menabung, mengembangkan usaha, hingga memiliki asset untuk tempat tinggal yang ramah.

Disisi lainnya perbankan syariah memiliki kedekatan dengan harakah as-sholeh (gerakan kebaikan) dimana perbankan dapat bermitra dan kolaburasi dengan penyalur zakat, waqaf dan infaq dan shodaqoh guna sama-sama mendorong perkonomian ummat.

Lantas, Milenial Bagaimana Mereka Memandang Perbankan Syariah

Milenial merupakan generasi kalangan muda yang cenderung lebih dekat dengan smartphone dan teknologi serta mengikuti arus digitalisasi. Generasi ini biasanya lebih aktif dalam menggunakan intrument teknologi. Intensitas generasi milenial ini dalam menggunakan teknologi informasi berbasis internet telah banyak menjadi trend sekaligus rutinitas yang sebagian besar didominasi oleh media sosial.

Selain itu kebanyakan dari kalangan milenial tidak ingin suatu hal yang ribet dan menyulitkan, mereka lebih suka dengan hal mudah dan tak perlu ribet. Disisi lainnya informasi dan pengetahuan yang didapatkan oleh kalangan ini biasanya mereka dapatkan melalui google, ataupun media sosial. Sehingga pendekatannya dengan kalangan ini lebih dekat dengan akses digital.

Tak ayal hal tersebut membuat pandangan akan segala sesuatu tentang informasi misalnya dalam perbankan syariah kurang tersamapikan terhadap masyarakat luas, misalnya dari apa keuntungan dan layanan apa saja yang didapatkan jika bergabung serta menabung di Bank Syariah Indonesia (BSI), sehingga perlu diadakan campign yang selaras dengan apa yang dibutuhkan kalangan milenial. Sehingga kedepannya banyak diantara milenial yang tidak lagi enggan dan tidak tahu mengapa mereka harus mensupport perbankan syaraiah di Indonesia.

Aktivitas milenial terbagi atas masjid, kampus/sekolah, kumpulan gerakan sosial kemanusiaan, gerakan kewirausahaan dan politik. 5 tempat tersebut biasanya sering sekali dikunjungi dan ditempati oleh kalangan milenial dengan minat dan bakatnya masing-masing. Dengan hal demikian, tentunya untuk mempersepsikan bagaimana pandangan mereka tentang perbankan syariah akan berbeda satu dengan yang lainnya.

Alhasil untuk membuat positioning menentukan arah mana perkembangan Bank Syariah Indonesia (BSI) kedepannya harus dimaksimalkan. Selain itu pula, bahwa merupakan amanat Presiden Jokowi pada peresmian Bank Syariah Indonesia (BSI) agar mampu menarik minat kaum milenial untuk menjadi nasabahnya, sangat membutuhkan kerja keras dan kerja cerdas.

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), ditemukan bahwa jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa setara dengan 27,94% dari populasi penduduk yang berjumlah 270,2 juta jiwa. Sedangkan, generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau setara dengan 25,87%. Dengan demikian, gabungan antara dua generasi ini yang rentang usia antara 10-41 tahun mencapai 145,39 juta jiwa atau setara dengan 53,81% dari populasi penduduk negara ini. Oleh karenanya hal demikian sangat relevan dengan apa yang realitas yang terjadi di Indonesia, strategi dan rancangan pengembangan bisnis perlu dipersiapkan dengan baik dan matang dalam menghadapi peluang dan tantangan kedepannya.

Lantas bagaimana mendapatkan perhatian para milenial tersebut, hasil riset dari University of Berkley American Milenials: Deciphering the Enigma Generation dan Milennials: A Potrait of Generation Next, terdapat ada 2 hal, yang secara langsung ataupun online, misalnya secara langsung bisa dengan mendukung gerakan sosial yang sedang hipe dikalangan milenials, turut mengundang influncer untuk membahas isu-isu yang dibutuhkan milenial kedepannya, Membina dan mencetak para milenial untuk menjadi mandiri melalui program-program pemberdayaan serta memberikan fasilitas dan aksesibilitas dalam pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi dan syarat-syarat tertentu. Sedangkan yang online adalah, setiap kegiatan yang dilakukan berikan kemudahan diakses dengan pengguna smartphone, aktif di media sosial, mebuat konten visual yang menarik, gunakan data digital sebagai pedoman saat mengambil keputusan dalam setiap pembuatan program.

One BSI Link One Masjid

Kalau di BRI mungkin sudah banyak mengenal dengan BRI Link, mungkin segmentasinya saja diubah tersentral kepada masjid. Pertanyaannya, mengapa masjid ???

Masjid selain tempat beribadah, masjid pun bisa menjadi ruang ekonomi, edukasi, sosial, maupun politik. Selain gerakan ini menghidupkan masjid – gerakan ini juga mengakifkan kembali fungsinya sebagai sarana produktif anak muda serta mengaktifkannya agar tergerak untuk memakmurkan masjid.

2 hal yang didapat dari segi bisnis yang kedua dari segi ibadahnya juga, inilah gerakan yang mungkin akan memberikan dampak-dampak signifikan terutama untuk memulai ekpansi keseluruh wilayah Indonesia. Gerakan berawal dari masjid ini relevan karena berawal dari umat dan untuk umat. Terlebih data dari KEMENAG (Kementrian Agama) bahwa jumlah masjid dan mushalla di Indonesia ada sekitar 741.991, Data ini merupakan data yang tercatat manual yang diperoleh secara berjenjang mulai dari Kantor Urusan Agama di tiap daerah.

Menjadikan masjid sebagai poros utama pembangunan yang mensejahterakan bagi wilayah sekitarnya, bukan hanya telah dijalan pada zaman nabi – di Yogyakarta pun di Masjid Jogokariyan merupakan sampel contoh sederhananya. Ini bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab dari Bank Syariah Indonesia (BSI) saja tetapi dari hulu ke hilirnya dari pemerintah daerah, hingga pengusaha lokal pun bersinergi untuk sama-sama membangun dari bawah keatas (Bottom –up).

Kiranya kalau memungkinkan diterapkan dengan sistem gotong royong, insya Allah target menjadi top islamic banking akan lebih cepat disampaikan. Selain dukungan materil dukungan doa pun diperlukan untuk mengembangkan wilayah terget pasar.

One BSI Link One Masjid adalah konsep strategi untuk mensinergikan antara masjid dan segenap apa saja yang berada didalamnya dan perbankan sebagai mitra payment segala transaksi yang diadakan dalam institusi masjid. Disatu pihak masjid mendapatkan jasa transfer dari yang bertransaksi dan perbankan dapat memperluas pasarnya dan memberikan edukasi “Tak Perlu Jauh-Jauh Bertransaksi – Cukup Dari Masjid Semuanya Mudah ”.

Bukan hanya itu, masyarakat sekitar masjid pun diberikan edukasi agar tidak hanya menabung saja tetapi juga berinvestasi dalam hal ini adalah emas. Berinfaq dan shodaqoh pun jadi lebih mudah dan lebih cepat dengan sistem aplikasi BSI.

Lantas bagaimana cara kerjanya ?, Caranya dengan menggunakan paradigma People Centred Develomnet yang melalui inisiatif lokal melalui pengikutsertaan perangkat penggerak masjid. Pertama, harus dipastikan perangkat yang menjadi mitranya misalnya adalah melewati perangkat DMI (Dewan Masjid Indonesia) melalui organisasi kepemudaannya PRIMA DMI (Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia), organisasi kepemudaan Islam yang sering berkecimpung dalam masjid atau dari para marbot masjid, Kedua, tetapkan isu kampanye dan strategi komunikasinya, Ketiga, kumpulkan stakeholder dan caratekernya agar diberikan materi seputar penggunaan sistem BSI Link tersebut, Keempat, agendakan lauching dalam skala besar dengan bertemakan yang mengunggah anak muda untuk berpartisipasi dan berperan dalam agenda tersebut, Kelima, Senantiasa di maintence dan di evaluasi terkiat BSI Link tersebut.

shariabankingonlinefestival2020 #ojkindonesia #milenialasyikbertransaksisyariah #brisyariah #hidupharusberfaedah #BSI2021 #Blogcompetittion

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image