Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ardiyansah

Misteri Prajurit Asia di Landstorm Nederland

Sejarah | Thursday, 27 Jun 2024, 21:16 WIB
Sumber gambar: https://id.quora.com/

Tidak ada yang tahu siapa namanya, dari mana asalnya, apalagi di mana ia lahir. Namun, yang pasti, pria ini tergabung dalam Waffen-SS, tepatnya di Divisi Grenadier Sukarelawan SS ke-34 "Landstorm Nederland". Dalam hierarki kepangkatan SS, ia berpangkat SS-Schütze, pangkat terendah yang setara dengan Prajurit Dua dalam sistem kepangkatan TNI. Landstorm Nederland sendiri adalah divisi sukarelawan asing Waffen-SS yang terdiri dari orang-orang Belanda.

Keberadaan seorang Asia dalam divisi yang mayoritas anggotanya adalah orang Belanda ini menimbulkan banyak spekulasi. Pada masa itu, Indonesia masih merupakan koloni Belanda yang bernama Hindia Belanda, meskipun sejak 1942 diduduki oleh Jepang. Melihat wajah pria ini yang sangat Asia, banyak yang berpendapat bahwa ia adalah orang Indonesia atau paling tidak berdarah Indonesia.

Menguak Misteri: Bagaimana Seorang Asia Bisa Bergabung dengan Waffen-SS yang Rasis?

Ada beberapa asumsi mengenai bagaimana pria ini bisa menjadi bagian dari divisi yang terkenal rasis dan memuja kemurnian ras ini:

1. Kemungkinan Pertama: Indo-Belanda

Orang ini mungkin adalah seorang Indo-Belanda. Jika ia adalah pribumi, statusnya di Hindia Belanda sebagai warga negara kelas III akan membuat keterlibatannya semakin aneh. Namun, teori ini masih belum pasti.

2. Kemungkinan Kedua: Mantan Prajurit KNIL

Bisa jadi pria ini adalah mantan prajurit KNIL yang mengungsi ke Belanda atau sedang menempuh pendidikan di sekolah calon perwira KL di Breda sebelum tahun 1940. Saat Jerman menduduki Belanda pada tahun 1940 dan Jepang menduduki Hindia Belanda dua tahun kemudian, ia mungkin terjebak di Belanda dan tidak dapat pulang. Ditambah lagi, keluarga kerajaan dan para petinggi pemerintahan Belanda mengungsi ke Inggris, sehingga akhirnya ia mendaftar sebagai anggota Landstorm Nederland.

3. Kemungkinan Ketiga: Tahanan Perang yang Direkrut

Jika pria ini adalah mantan prajurit KNIL yang sedang menempuh pendidikan calon perwira di Breda sebelum tahun 1940, mungkin saat Jerman menyerang, ia ikut mempertahankan Belanda namun kalah dan ditawan Jerman. Menjelang akhir perang, Jerman yang terdesak mulai merekrut tawanan-tawanan Belanda, termasuk pria ini, ke dalam divisi Landstorm Nederland setelah terlebih dahulu dicekoki ideologi Nazi.

4. Kemungkinan Keempat: Pelajar di Belanda

Pria ini mungkin adalah pelajar Hindia Belanda yang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Belanda. Mungkin ia tertarik dan lalu bergabung menjadi simpatisan NSB (Nazi-nya Belanda). Ketika dibuka pendaftaran anggota Landstorm Nederland, ia lolos seleksi.

Akhir Hidup yang Tragis

Yang pasti, pria ini ikut serta dalam divisinya di bawah komando Hans Rauter dalam mempertahankan Belanda dari serangan lintas udara terbesar sekutu, Operasi Market Garden, pada September 1944. Ia tewas tertembak oleh Prajurit AS dari Divisi Lintas Udara 101 "Screaming Eagles" bernama Wilson Boback. Ketika Wilson Boback menggeledah mayatnya, hanya ditemukan foto pria ini tanpa identitas apa pun. Foto ini saat ini dimiliki oleh seorang sejarawan AS bernama Mark Bando.

Misteri yang Tak Terpecahkan

Hingga hari ini, identitas pria ini masih menjadi misteri. Siapa namanya? Dari mana asalnya? Di mana ia lahir? Semua masih menjadi teka-teki. Melacak identitasnya pun tampaknya mustahil mengingat SS menjelang berakhirnya perang memusnahkan dokumen-dokumen yang menyangkut identitas para personelnya.

Jadi, cerita tentang prajurit Asia dalam Landstorm Nederland ini masih menjadi salah satu misteri terbesar dari Perang Dunia II.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image