Ramadhan Tinggal Menghitung Hari, Mari Raih Kemenangan Hakiki
Agama | 2021-05-10 21:27:33Ramadhan sudah beranjak pergi hanya dalam hitungan hari lagi. Rasa gembira dan sedih bercampur menjadi satu. Kegembiraan karena akan menyambut kemenangan di hari raya Idul Fitri setelah satu bulan menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Rasa sedih, karena kita akan meninggalkan bulan yg mulia dan tak ada jaminan akan bertemu kembali di bulan Ramadhan tahun depan.
Namun, ironi tejadi dimana saat bulan Ramadhan, masjid-masjid penuh, acara televise berubah menjadi islami. Akan tetapi, saat setelah ramadhan justru berubah. Ibadah menjadi tak semangat lagi, masjid kembali sepi, tayangan televise kembali menampakan aurat dan tontonan tidak islami. Sungguh ironi, jika Idul fitri justru hanya dimaknai kembali pada kebebasan.
Apakah akhirnya ramadhan hanya dimaknai sebagai bulan skorsing dari maksiat? sementara dibulan lainnya kita bebas dalam melakukan apapun tanpa memerdulikan aturan islam?
Ironi tersebut sebenarnya bersumber pada sebuah pemahaman di masyarakat yaitu sekularisme. Dimana, agama dianggap hal pribadi dan formalitas ritual belaka. Akhirnya, agama hanya eksis pada waktu-waktu tertentu saja mislanya ramadhan. Sementara di luar dari bulan ramadhan, aturan yang bersumber dari hawa nafsu dan akal manusia semata yang menjadi dasar aturannya.
Oleh karena itu, sudah semestinya kita kembali pada pemahaman yang benar mengenai Islam. Pemahaman yang benar mengenai makna idul fitri. Ramadhan maupun idul fitri seharusnya dimaknai sebagai bulan perjuangan menuju ketaatan dan idul fitri momentum merayakan kemenangan perjuangan umat islam melawan kekufuran. Sehingga, dibulan selanjutnya kita senantiasa meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada islam. Meskipun dalam mewujudkan ketaatan yang hakiki perlu system Islam bernama khilafah yang akan menerapkan Islam secara kaffah. Semoga Allah SWT segera memberi umat ini kemenangan dan terwujudnya bisyarah Rasulullah SAW. Aamiin.
Taqabbalallahu Minnaa wa MInkum. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.