Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nita Dwi Ayuningrum

Menurunnya Kualitas Pendidikan Anak, Dampak Pandemi Covid

Info Terkini | Thursday, 29 Apr 2021, 23:14 WIB

PandemiCovid-19 memaksa masyarakat untuk membatasi segala kegiatan hingga berhentidari rutinitasnya sejenak guna menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19).Tentunya dengan adanya pandemi ini, telah membawa dampak buruk serta penurunankualitas bagi beberapa bidang. Satu tahun lebih sudah masyarakat Indonesiamenghadapi kebiasaan-kebiasan baru sehingga timbul sebagai tantangan besardalam segala aspek, salah satunya adalah aspek pendidikan. Kegiatan belajarmengajar sebelum dan setelah adanya pandemi covid-19 memang jelas berbeda,pembelajaran setelah adanya pandemi ini dirasa lebih sulit menurut semua pihakyang terlibat. Target kurikulum selama pandemi covid-19 juga berbeda dengankegiatan belajar dalam kondisi normal.

Kitatidak bisa seenaknya menuntut kualitas terhadap target kurikulum di masapandemi, karena saat pandemi yang menjadi tujuan utamanya adalah menjagakeselamatan dan kesehatan peserta didik, keluarga dan guru yang terlibat dalamsuatu satuan pendidikan. Sehingga pada saat ini meskipun sudah melampaui satutahun pendidikan berjalan beriringan bersama pandemi, namun masih jelas nampakbahwa siswa kehilangan kesempatan belajar sebagaimana mestinya, hak anak dalambelajar tidak terpenuhi secara maksimal, hingga kehilangan antusias belajarnyasehingga kualitas pendidikan bagi anak turun begitu saja akibat dampak pandemicovid-19.

Penurunankualitas tersebut meliputi kualitas kemampuan bahasa anak yang dikarenakan gurutidak dapat menyampaikan materi ajar secara konstektual, kualitas motivasibelajar anak, sampai pada penurunan kualitas keterampilan yang harus dimilikisiswa dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun hal tersebut dapat dikatakansebagai beban dalam dunia pendidikan, namun merupakan tanggung jawab semuaelemen pendidikan khususnya negara dalam memfasilitasi kelangsungan belajarbagi semua satuan pendidikan guna melakukan pembelajaran yang seefektifmungkin. Ketika sistem pembelajaran sudah mulai menerapkan konsultasiterbimbing secara tatap muka dengan kebiasaan new normal, masih saja ada kendala yang mengakibatkan sistempembelajaran tersebut berulang kali tidak berkelanjutan dalam jangka yangpanjang.

Pembelajarandaring atau pembelajaran jarak jauh yang saat ini masih menjadi dominan dalamsistem pembelajaran, tentunya berdampak buruk bagi kualitas anak khususnya anakusia Sekolah Dasar. Tak jarang dari mereka mengandalkan orang tua untukmenyelesaikan tugasnya, hal tersebut berdampak pada psikologis anak yangberhubungan dengan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kualitas tanggungjawab tersebut kini telah mengalami penurunan, dengan alasan guru tidak tahusiapa yang mengerjakan tugasnya. Sampai-sampai ada orang tua yang menyalahkansepenuhnya kepada guru akibat anaknya malas untuk belajar di rumah. Wah,perbuatan seperti itu sangat mempengaruhi pemikiran anak yang menganggap benarbahwa guru tidak dapat menyesuaikan diri terhadapnya ketika melaksanakanpembelajaran secara daring

Meskipunbanyak terjadi penurunan kualitas pendidikan bagi anak, namun bukan hanyaIndonesia saja yang mengalami hal tersebut. Semua negara turut merasakanpenurunan kualitas pendidikan terhadap kualitas anak hingga semua kalangandalam pendidikan. Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kitamendukung upaya pemerintah untuk setidaknya mampu mengembalikan kualitaspendidikan seperti sebelumnya, bahkan mampu melampaui kualitas pendidikansebelum pandemi ini. Dengan catatan, bahwa semua pihak juga turut serta sebaikmungkin dalam implementasi perbaikan untuk saat ini bagi kualitas pendidikan diIndonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image