Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Laila Kholilah

Penyair Ulung Nan Jenaka dari Negeri 1001 Malam

Sejarah | 2021-04-27 17:32:13
doc: dream.co.id

Ketika berbicara tentang syair, tidaklengkap rasanya jika melewatkan kisah tentang salahsatu tokoh yang merupakanpenyair masyhur pada masa kejayaan Islam. Ya, siapa lagi jika bukan Abu NuwasAl-Hasan bin Hini al-Hakami atau lebih akrab dipanggil Abu Nawas yaitu bapakikal lantaran ia memiliki rambut hitam yang panjang dan lebat.

Dilansir dari 25 Kisah Pilihan Tokoh SufiDunia, Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia (2020:77-80) Abu Nawas adalah sosok pujanggaArab dan dianggap sebagai salahsatu penyair terbesar sastra Arab Klasik yangsangat terkenal di era Dinasti Bani Abbasiyah. Kepiawaiannya dalam menggubahsyair, mampu menyentuh hati banyak orang dengan karyanya yang berisi kritikanatau cerita bijak dengan balutan humor yang khas sehingga membuat karya-karyatersebut mudah diterima oleh masyarakat khalayak.

Hampir setiap orang pasti pernah mendengarnama Abu Nawas. Beberapa diantaranya bisa saja berpikir bahwa ia hanyalah tokohfiktif dari negeri 1001 malam. Namun, kenyataannya tokoh pada kisah ini memangpernah hidup di bumi.

Keterangan lain menjelaskan bahwa Abu Nawastidak hanya membuat syair bijak yang mudah diterima umat, tidak sedikit pula iaberbicara tentang khamr, sampai-sampai kumpulan syairnya ada yang disebutkhamriyyat. Ya memang, sisi lain dari Abu Nawas adalah seorang peminum minumankeras, suka bermain wanita, mendengarkan musik dan berjoget.

Abu Amr Asy-Syaibani berkata, SeandainyaAbu Nawas tidak mengotori syairnya dengan kotoran-kotoran ini, niscaya syairnyaakan kami jadikan hujjah dalam buku-buku kami.

Ada yang menyebutkan bahwa Abu Nawas lahirdi Damaskus, adapula yang mengatakan lahir di Bursa ataupun Ahwaz sekitar tahun747 M hingga 762 M. Ayahnya bernama Hini yang merupakan salahsatu anggotatentara Marwan bin Muhammad (Marwan-I Khalifah terakhir Dinasti Umayyah diDamaskus). Sedangkan ibunya bernama Jelleban atau Golban, beliau seorangpenenun asal Persia. Abu Nawas tidak pernah bertemu ayahnya sejak ia lahirhingga tutup usia. Sewaktu kecil, ia dijual oleh ibunya kepada seorang penjagatoko asal Yaman bernama, Saad al-Yashira.

Abu Nawas muda bekerja di toko grosir milikseorang tuan di Basra, Irak. Karena kecerdasan yang dimilikinya, Abu Nawasberhasil menarik perhatian seorang penulis puisi berambut pirang bernamaWlibah ibn al-ubb yang kemuian tertarik dan memutuskan untuk membebaskan AbuNawas dari tuannya.

Sejak terbebas dari status budak belian,Al-Hubab mengajarinya teologi dan tata bahasa berikut dengan cara menulispuisi. Hal tersebut yang membuat Abu Nawas tertarik pada dunia sastra danmendorongnya untuk terus menimba ilmu, salahsatunya kepada sorang penyair Arabbernama Khalaf al-Ahmar di Kufah.

Selanjutnya, Abu Nawas hijrah ke Baghdadyang saat itu sedang ada dalam masa kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid.Melalui perantara musikus istana Ishaq al-Wawsuli, karya-karya Abu Nawas sampaike telinga Khalifah Harun Ar-Rasyid yang kemudian mengangkat ia menjadi penyairistana (syairul bilad). Lebih tepatnya Abu Nuwas menjabat sebagai pendekarpara penyair yang tugasnya menggubah puisi-puisi pujian untuk Khalifah.

Keahliannya bermain kata dengan selerahumor yang tinggi membuatnya menjadi seorang legenda. Namanya juga tercantumdalam dongeng 1001 malam. Meski sering begajulan, ia adalah pribadi yang jujurhingga sering kali disejajarkan dengan tokoh-tokoh penting dalam khazanahkeilmuan islam. Pada satu kesempata, Abu Nawas membacakan puisi untuk KhalifahBani Mudhar dan ternyata isi puisi yang dibawakannya membuat khalifahtersinggung hingga marah besar. Hal tersebut membuat Abu Nawas harus berakhir masukpenjara.

Sejak masuk penjara, syair-syair Abu Nawasberubah menjadi religius. Keangkuhan yang khas dan aroma kendi tuaknya meluntur,menjadi salahsatu bukti kepasrahannya terhadap kekuasaan Allah. Puisinya yangberisi tentang pertobatan bisa dipahami sebagai salah satu ungkapan rasakeagamaannya yang kental.

Sajak-sajaknya dapat ditafsirkan sebagaijalan panjang menuju Sang Kholiq. Syair serta puisi yang dibuatnyamenggambarkan perjalanan spiritual mencari hakikat Allah. Kehidupan rohaniahnyaterbilang berliku dan mengharukan.

Setelah 'menemukan' Allah, inspirasipuisinya bukan lagi khamr, tetapi nilai-nilai ilahiyah. Pada akhir hayatnya, iamenjalani hidup zuhud. Seperti tahun kelahirannya yang tak jelas, tahunkematiannya pun terjadi antara 806 M hingga 814 M. Ia dimakamkan di Syunizi,jantung Kota Baghdad. Abu Nawas adalah salah seorang sastrawan Arab terbesaryang Namanya masih terus dikenang hingga kini oleh umat di dunia utamanya umatIslam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image