Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syifa Fauziah

Hieroglif, Awal Penulisan Bangsa Mesir Kuno

Sejarah | Tuesday, 27 Apr 2021, 10:35 WIB

https://unsplash.com/s/photos/hieroglyphs-egypt

Di zaman yag serba canggih ini, sedikitorang yang mengetahui tentang kebudayaan pada masa peradaban kuno yang terjadisebelum masehi. Salah satunya ialah kebudayaan pada masa Mesir Kuno yaituhieroglif.

Hieroglif berasal dari bahasa Yunani yangmengandung arti ukiran suci, sedangkan dalam bahasa Inggris yaitu sistemtulisan formal yang digunakan masyarakat mesir Kuno yang terdiri dari kombinasielemen logograf dan alfabet.

Hieroglif Mesir merupakan salah satu sistempenulisan paling tua yang dikenal manusia. Beberapa dari tulisan tersebutberasal dari tahun 3000 SM dan telah digunakan oleh bangsa Mesir selama lebihdari 3000 tahun.

Menurut KBBI hieroglif adalah tulisan danabjad Mesir Kuno, yang terdiri atas 700 gambar dan lambang dalam bentukmanusia, hewan, atau benda. Dapat juga diartikan hieroglif merupakan tulisan(menyerupai gambar paku) yang bersifat rahasia atau teka-teki yang sukar dibacaatau dipahami maknanya.

Meninjau kedalam sistem penulisannya, hieroglifbisa ditulis dimulai dari kanan ke kiri, kiri ke kanan, atau dari atas ke bawahdan dari bawah ke atas. Tetapi penulisannya banyak yang memulai dari kanan kekiri seperti halnya penulisan Arab, walau dalam penulisan formal pada zamansekarang ini menggunakan dari kiri ke kanan.

Dalam jenis penulisan hieroglif ada yangtermasuk karakter satu konsonan yang berfungsi seperti abjad, logogrhaps dansemagram. Semagram merupakan simbol semantik yang menetukan makna yang manadapat membatasi arti dari logographic atau kata-kata fonesis.

Selintas tulisan hieroglif memang nampaksama tak ada bedanya, namun tahukah anda ternyata hieroglif mempunyai jenismasing-masing. Pembagiannya dapat kita interpretasikan sebagai berikut :

Pertama ada yang dinamakan dengan phoneticreading atau fenogram, dimana kebanyakan dalam simbol dan bentuk hieroglifmerupakan fenotis alam, yang mengandung arti bahwa simbol tersebut dibaca dandibuat sesuai dengan karakteristik visualnya. Dalam penulisan bentukfenogram dengan satu konsonan disebutmono atau tanda unliteral, dengan dua konsonan tanda bililateral, dengan tigakonsonan disebut triliteral, dan dua puluh empat tanda unliteral disebut abjadhieroglif. Dalam penulisan hieroglif Mesir, normalnya tidak mengimplementasikanhuruf vokal.

Selain phonetic reading ada pula yangdinamakan semantic reading, selain interpretasi fonetis atau fenogram simboldalam hieroglif juga dapat dibaca maknanya menggunakan jenis penulisan semantikini.

Dalam jenis semantik, terdapat istilahLogogram. Istilah ini digunakan ketika mendefinisikan objek hieroglif yangberupa gambar.

Kemudian ada juga semagram ataudeterminatif yang mana merupakan simbol semantik yang menentukan makna dalampenempatan di akhir sebuah kata. Karakter ini bertujuan untuk mengklarifikasitentang apakah sebuah kata itu .

Para ahli juga memperkirakan bahwa tulisanyang ada dalam bentuk Hieroglif ini terinspirasi dari bangsa Sumeria.

Bangsa Mesir mengartikan Hieroglif sebagaikata-kata yang datang dari dewa an mereka mempercayai bahwa tulisan diberikan olehDewa Thoth. Sedangkan dalam bahas Yunani dapat diartikan sebagai tulisan suci.

Dari tulisan diatas bisa kita uraikan bahwahieroglif merupakan peninggalan bangsa Mesir Kuno yang bisa dibaca tepat padatahun 1799 oleh Tentara Napoleon dari Perancis pada temuannya di batu Rosetta.

Daftar Pustaka :

Piliang, Santo Saba. (2017) .LemuriaAdlantis Nusantara : True Black History of Indonesia. Self Publishing &Printing : Santo Saba Piliang

Weeks, Kent R. (2016). The Valley of TheKings : New York. Oxford University Press

Northrop,Michael. (2015). TombquestValley of King: New York. Book of the Dead

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image