Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kemis Pahing

Mengapa Tema Ramadhan Identik Dengan Lampion? Ternyata Ada Cerita Menarik Terkait Hal Ini, Simak Cer

Agama | Tuesday, 12 Apr 2022, 01:50 WIB

Pernahkah Anda berpikir mengapa tema Ramadhan identik dengan lampion (selain masjid, bulan dan unta)? Apa arti lentera dalam hal Ramadhan? dan dari mana asal sejarahnya? Ternyata ada cerita menarik terkait hal ini.

Dijelaskan, lampion di banyak tema Ramadhan ini memiliki nama sendiri, yakni 'Al-Fanus'.

Al-Fanus berasal dari bahasa Yunani yang berarti media cahaya apapun bentuknya, baik obor maupun lampu.

Al-Fanus mulai muncul pada masa keemasan Islam. Dan tidak ada keraguan bahwa benda ini adalah penemuan Islam murni.

Saat itu, karena orang-orang Arab sangat mahir membuat alat penerangan, tempat lilin, lampu gantung, dan lampu sederhana mulai bermunculan.

Aneka alat penerangan ini terbuat dari beberapa elemen seperti porselen, kaca, logam, dan gerabah. Kemudian dihiasi dengan lukisan binatang atau tumbuhan.

Lalu bagaimana Al-Fanus bisa menjadi salah satu ikon Ramadhan? Ada beberapa catatan sejarah yang terkenal, meskipun ceritanya berbeda satu sama lain, tetapi semuanya berasal dari muara negara yang sama, Mesir. Tepatnya pada masa dinasti Fatima.

Menurut versi pertama, ada yang mengatakan bahwa awal Al-Fanus menjadi ikon Ramadhan karena ada salah satu khalifah Fatimiyah (mungkin Muizz li Dinillah) setiap kali dia meninggalkan istana pada akhir Sya'ban untuk melihat bulan Ramadhan, ia selalu ditemani oleh anak-anak yang membawa Al-Fans.

Anak-anak yang membawa Al-Fanus pergi bersama Kahlifah ke bukit untuk menerangi jalannya sambil menyanyikan lagu-lagu indah sebagai ekspresi kegembiraan mereka dalam menyambut Ramadhan.

Kemudian sejak saat itu, Al-fanus menjadi ikon Ramadhan dan mainan anak-anak di Mesir.

Menurut versi kedua, konon pada suatu ketika ada salah satu Khalifah Fatimiyah yang ingin menerangi jalan-jalan Kairo selama bulan Ramadhan, kemudian ia memerintahkan para syekh yang tinggal di masjid-masjid untuk menggantung Al- Fanus yang dinyalakan dengan lilin yang ditempatkan di dalamnya.

Sedangkan untuk versi ketiga disebutkan bahwa pada masa Fatimiyah wanita tidak boleh keluar rumah kecuali pada bulan Ramadhan.

Kemudian ketika wanita-wanita ini keluar rumah, mereka akan memberikan Al-Fanus ini kepada anak-anak yang nantinya akan berjalan di depan mereka.

Hal ini dilakukan sebagai tanda, dan memperingatkan laki-laki untuk menjauh dari jalan karena akan dilewati oleh perempuan.

Meski ketiga versi tersebut berbeda, namun ada titik kesamaan di antara ketiganya.

1. Al-Fanus menjadi populer selama dinasti Fatimiyah.

2. Kisah Al-Fanus selalu berhubungan dengan Ramadhan.

3. Al-Fanus adalah mainan anak-anak yang mereka gunakan saat menyambut Ramadhan.

Kemudian karena Mesir telah menjadi pusat peradaban dunia, tradisi Fanus Ramadhan ini menyebar ke seluruh dunia hingga akhirnya Al-Fanus selalu muncul dengan tema Ramadhan.

Lagu yang biasa dinyanyikan anak-anak saat membawa kipas, bunyinya seperti ini.

وحوى يا وحوى ..إياحهوكمان وحوى .. إياحهرحت يا شعبان.. إياحهوحوينا الدار جيت يا رمضان .. وحوى يا وحوى

Itulah sekelumit kisah Al-Fanus yang selalu muncul dalam hal-hal yang berkaitan dengan Ramadhan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image