Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alfian Arif Bintara

Gawaiku Sahabatku

Eduaksi | Saturday, 09 Apr 2022, 10:45 WIB
Ilustrasi Kecanduan Gawai (Sumber: www.republika.co.id)

Kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi tersebut telah memberikan beragam manfaat di berbagai aspek kehidupan. Salah satu produk dari perkembangan teknologi dan komunikasi yang sedang populer adalah gawai atau yang biasa kita sebut dengan (gadget). Gawai merupakan alat komunikasi yang memiliki beragam manfaat. Penggunaan gawai dalam membantu menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dan menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan, terutama di kalangan pelajar. Kita sebagai pelajar harus mampu beradaptasi terhadap suatu perkembangan yang ada pada gawai serta memanfaatkannya dengan bijak. Penggunaan gawai di kalangan pelajar bisa berdampak positif dan negatif bergantung bagaimana kita menggunakannya. Adapun dampak positif penggunaan gawai bagi pelajar adalah sebagai alat komunikasi dan penunjang kegiatan belajar mengajar.

Gawai sebagai alat komunikasi merupakan fungsi utama dari benda satu ini, dengan adanya gawai dapat memudahkan kita dalam berkomunikasi secara langsung tanpa harus bertatap muka. Gawai telah menggeser fungsi surat sebagai alat komunikasi bagi mereka yang berada di tempat berbeda. Dahulu, kita jika ingin berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat berbeda harus mengirim surat dan menunggu beberapa hari agar surat yang kita kirim bisa sampai ke tangan penerima pesan. Tetapi, sekarang kita cukup menyentuh tombol send untuk berkirim pesan, maka pesan yang kita kirim akan diterima dalam hitungan detik oleh penerima pesan. Selain itu, gawai juga dilengkapi dengan beberapa fitur canggih seperti video call untuk memudahkan kita berinteraksi seolah-olah bertatap muka secara langsung dengan lawan bicara kita. Selain sebagai alat komunikasi, gawai juga dapat memberikan dampak positif di kalangan pelajar sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar baik secara daring maupun luring. Gawai dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di kelas sebagai pengganti buku, kamus, dokumentasi kegiatan, sebagai alat pengumpulan tugas individu maupun kelompok, serta mengakses informasi tentang ilmu pengetahuan secara cepat dari berbagai sumber belajar yang relevan.

Berbicara tentang dampak positif gawai, tidak lengkap rasanya apabila tidak disertai dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh benda satu ini bagi pelajar. Berikut ini dampak negatif yang ditimbulkan gawai bagi pelajar yaitu, dapat menganggu konsentrasi belajar karena, terkadang kita mengangkat telepon atau membalas chat ketika sedang belajar. Kedua, dapat menimbulkan minat belajar menjadi turun karena, kita lebih menyukai gawai dari pada belajar. Ketiga, penggunaan gawai dapat menurunkan semangat berprestasi karena, kita menyalahgunakan gawai pada saat ujian untuk memperoleh jawaban tanpa berusaha belajar secara terstruktur. Keempat, dapat merusak akhlak karena, kita menyalahgunakan gawai sebagai sarana untuk bersosial media dengan mengirimkan gambar yang tidak pantas untuk dilihat sehingga akan menjadikan dosa jariyah apabila disebarluaskan. Dampak kelima yaitu dapat menjadikan kita orang yang konsumtif (boros) karena, pengeluaran kita bertambah untuk membeli kuota internet dan membeli gawai dengan spesifikasi tinggi/ terbaru hanya demi kepentingan gengsi gaya hidup semata. Selain itu, gawai dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana karena, kita rawan menggunakan gawai untuk menyebarkan informasi hoax, ujaran kebencian dan sebagainya.

Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan gawai. Adapun kita sebagai generasi juara harus bijak dalam memanfaatkan gawai antara lain adalah sebagai berikut (1) membatasi diri sendiri dalam penggunaan gawai dan media sosial. Ada kalanya kita bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita; (2) hanya menggunakan gawai di waktu senggang dan tidak menggunkannya di saat tidak diperlukan; (3) selalu berhati-hati dalam menyebarkan konten di media sosial karena informasi yang kita sampaikan harus jelas sumber rujukannya; (4) tidak menggunakan gawai di saat kegiatan belajar mengajar kecuali, diizinkan oleh guru menggunakan gawai untuk mencari informasi yang berhubungan dengan materi pembelajaran; (5) tidak membuka laman yang berbau pornografi karena dapat merusak moral dan akhlak kita; (6) menjaga jarak pandang dari gawai karena dapat berpengaruh pada kesehatan mata dan menyadari bahaya efek radiasi gawai; (7) hanya membagikan konten bermanfaat dan mempunyai tujuan baik di media sosial; (8) menghindari bermain gawai sebelum tidur karena dapat menimbulkan insomnia (sulit tidur) sehingga waktu istirahat kita jadi terganggu; (9) memanfaatkan gawai untuk menambah khasanah keilmuan agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain; (10) mengurangi bermain gim (game) yang membuat candu (ketagihan) sehingga menjadikan kita lupa salat, makan, dan berinteraksi dengan lingkungan sosial.

Kita sebagai pelajar tentunya tidak ingin menjerumuskan diri kita ke sisi buruk hanya karena dampak negatif yang ditimbulkan gawai. Oleh sebab itu, mari kita belajar pemahaman yang mendalam tentang memanfaatkan gawai secara sehat dan aman agar kita semua terhindar dari asupan negatif penggunaan gawai. Selain itu, mari kita tumbuhkan kesadaran akan berbagai dampak yang ditimbulkan oleh gawai apabila kita tidak bijak dalam memanfaatkannya. Sebagai pelajar kita juga perlu menumbuhkan budaya produktif berinovasi dengan memanfaatkan gawai agar tidak menjadi generasi yang bermental konsumtif dan tidak bermoral. Selain itu untuk membentengi diri kita dari dampak negatif gawai maka, kita perlu memperdalam ilmu agama agar dapat memperbaiki akhlak kita untuk tidak candu pada benda satu ini. Dengan demikian, dampak negatif dari penggunaan gawai dapat diminimalisir dan dampak positif yang mendukung proses pengembangan diri dapat diperoleh secara maksimal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image