Worth It Kah Mengajarkan Coding pada Anak ?
Teknologi | 2024-12-27 12:41:22Pada era sekarang, sangat sulit untuk tidak bergantung pada teknologi. Teknologi telah banyak membantu manusia dalam menyelesaikan banyak hal, seperti membeli barang secara online, mengirim pesan dengan menggunakan aplikasi gmail, dan mencari referensi serta informasi yang digunakan untuk tujuan tertentu pada gadget yang sering digunakan seperti handphone, laptop, dll.
Dibalik aplikasi-aplikasi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tentu ada orang atau pihak yang berperan dan bertanggung jawab dalam pembuatan, pengoperasian, serta pemeliharaan sistem. Mereka disebut Software Engineering. Software engineering merupakan profesi dimana seseorang bertugas untuk merancang, membuat, memelihara, dan menjalankan sebuah sistem pada sebuah aplikasi.
Di Indonesia sendiri, permintaan akan software engineer akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital dan adopsi teknologi yang semakin pesat. Menurut sumber data Bank Dunia dalam Dkatadata.co.id, Indonesia membutuhkan 9 juta pekerja informasi dan teknologi (IT) pada tahun 2025-2030. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa profesi ini memiliki peluang karir yang tinggi dan dapat membantu banyak pihak dalam berbagai aspek, seperti bisnis, perkantoran, pendidikan, dll. Oleh karena itu, Indonesia perlu mencetak lebih banyak generasi yang paham IT, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan teknologi di Indonesia sehingga dapat bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi atau menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenalkan bahasa pemrograman pada anak usia dini. Usia dini yang dimaksudkan disini ialah ketika anak sedang menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar. Ir. Joko Widodo (Mantan Presiden Republik Indonesia) mengatakan bahwa tidak hanya bahasa Inggris, bahasa coding juga tidak kalah penting untuk kedepannya, karena akan banyak sekali pekerjaan yang hilang, namun disisi lain, akan muncul juga banyak pekerjaan-pekerjaan baru. Statement tersebut merupakan bentuk kode agar bahasa pemrograman dapat mulai dikenalkan dan diajarkan pada anak. Perlu direnungkan kembali, apakah rencana ini dapat berjalan lancar dan optimal untuk memenuhi sumber daya manusia di bidang IT kedepannya ? berikut beberapa pendapat dan pandangan mengenai isu yang sedang hangat dibicarakan saat ini.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan inti, berikut pengenalan singkat tentang pengertian bahasa pemrograman dan coding agar dapat lebih mudah dalam memahami topik yang dibahas. Bahasa pemrograman adalah bahasa yang digunakan untuk melakukan interaksi ke dalam sebuah sistem sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan. Sementara coding merupakan bentuk aktivitas berupa menuliskan baris kode program menggunakan bahasa pemrograman yang bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikannya pada sebuah sistem. Selanjutnya, fokus pembahasan akan mengarah pada pengenalan bahasa pemrograman kepada anak. Hal ini layak untuk dipraktekan atau dicoba pada dunia pendidikan. Berikut beberapa pandangan mengapa hal ini layak dicoba. Antara lain :
- Mengasah logika pada anak.
Memahami bahasa pemrograman membutuhkan kemampuan logic yang cukup tinggi. Dengan dikenalkannya bahasa pemrograman pada anak, mereka mampu memahami bahasa pemrograman lebih cepat, karena anak memiliki daya serap dan daya ingat yang lebih luas dan cepat.
- Meningkatkan peluang karir.
Teknologi akan selalu berkembang tiap waktunya, dan hal tersebut tidak dapat dihindari. Agar dapat tetap berdiri dan bertahan di era yang serba digital, ilmu teknologi harus diajarkan kepada anak sedini mungkin, sehingga mereka dapat memiliki pandangan dan rencana tentang apa yang akan mereka lakukan untuk mengejar karir mereka di masa depan.
- Dapat meningkatkan kreativitas anak.
Teknologi merupakan hal yang sangat luas. Oleh sebab itu, jika anak sudah diajarkan coding dan paham, mereka dapat menuangkan banyak ide baru yang inovatif dan cemerlang dalam system atau aplikasi yang mereka buat.
- Dapat mengasah skill problem solving.
Ketika melakukan coding, akan terdapat banyak sekali error yang akan muncul. Dalam kasus atau isu ini, jika anak memulai untuk mempelajari coding dan menemukan sejumlah error kemudian dapat melakukan solve atau menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi, maka skill problem solving anak akan semakin terasah, dan hal ini akan berdampak positif kedepannya ketika anak menjumpai error yang sama, karena tidak membutuhkan banyak waktu bagi anak untuk menemukan solusi dari problem yang dihadapi.
- Menjadi generasi yang dapat memajukan teknologi di Indonesia.
Dengan diajarkannya coding pada anak sehingga anak tersebut konsisten dalam mendalami ilmu coding, mereka akan berpotensi dan berkesempatan untuk menjadi komponen dan mengambil peran penting bagi kemajuan teknologi Indonesia, Hal ini akan menjadi hal yang akan dipandang baik oleh negara-negara maju lainnya.
Beberapa pandangan atau pendapat diatas merupakan bentuk dukungan terhadap rencana untuk memperkenalkan coding ketika anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Beberapa dampak positif bisa saja terealisasikan. Harapannya, generasi penerus dapat menjadi generasi emas bangsa yang dapat menyatu dan dapat memanfaatkan dengan bijak teknologi yang semakin canggih kedepannya, mereka dapat terus berinovasi, berkreasi, meniti karir, dan dapat menggapai masa depan dan cita cita yang diimpikan. Akan tetapi, juga perlu diperhatikan, akan terdapat tantangan tersendiri dalam memperkenalkan coding kepada anak-anak. Pemerintah diharapkan dapat memperhatikan kondisi infrastruktur dan tenaga pengajar yang kompeten agar rencana ini dapat berjalan lancar dan efektif.
Dengan demikian, setelah menyiapkan infrastruktur dan tenaga pengajar yang yang mumpuni, rencana untuk memperkenalkan coding pada anak merupakan langkah yang bagus untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang paham IT serta dapat meningkatkan dan mengembangkan kemajuan teknologi dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat bersaing dalam berbagai aspek seperti pendidikan, perkantoran, bisnis dengan negara-negara maju lainnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.