Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Achmad Humaidy

Nonton Kultum Ramadhan Tentang Rezeki Pakai Internet Stabil yang Terkoneksi

Agama | Tuesday, 05 Apr 2022, 16:43 WIB
Gus Miftah dalam konten video Kultum Ramadan (tangkapan layar YouTube)

Internet stabil masih menemani waktu ngabuburit penulis untuk hari ketiga puasa Ramadan. Aku mencari konten video kultum Ramadan yang bisa menyejukkan. Kultum itu bukan kepanjangan dari kuliah terserah antum ya, tapi kuliah tujuh menit. Kultum Ramadan biasa dilakukan para pendakwah untuk berbagi ilmu seputar agama. Aku pun mendapat konten kultum Ramadan bersama Gus Miftah dari kanal YouTube IndiHome.

Kultum Ramadan jadi bagian dari gaya hidup muslim. Walau durasinya singkat, esensi ceramah atau dakwah yang dibagikan cukup kuat. Buat pembaca yang penasaran seperti apa kultum ramadan tentang rezeki yang aku tonton. Simak paragraf selanjutnya!

Di era pandemi yang serba sulit saat ini, masih banyak orang yang khawatir soal rezeki. Terutama bagi mereka yang tidak punya pekerjaan tetap seperti penulis. Padahal, gaji itu hanya sebagian kecil dari rezeki.

Tidak semua orang punya gaji, tapi yakinlah bahwa semua orang punya rezeki. Coba kita renungi kembali seperti apa penciptaan makhluk hidup di muka bumi ini. Kita hidup atas undangan Allah SWT. Kalau kita menyadari seperti itu, maka Allah SWT juga bertanggung jawab atas kehidupan kita. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Huud ayat 6:

Dari ayat tersebut, kita bisa paham bahwa semua yang ada di muka bumi, rezekinya dijamin Allah SWT. Manusia tinggal ikhtiar untuk berjuang di jalan Allah. Dengan keyakinan yang kuat dan selalu husnudzon kepada Allah, Allah pasti akan membimbing langkah kita. Upayakan untuk selalu dekat dengan Allah tanpa menunggu momen Ramadan tiba. Jangan jauh dari Allah SWT. Make it simple!!

Dalam tayangan kultum ramadan, Gus Miftah juga menyinggung salah satu lagu anak yang populer “Cecak di Dinding”. Pelajaran yang bisa diambil dari lagu ini datang dari seekor cecak yang hanya bisa mencari rezeki berupa makanan dengan memanfaatkan lidah. Makanan yang dicari cecak pun nyamuk-nyamuk yang beterbangan. Sementara cecak tidak bisa terbang.

Dari kondisi tersebut, timbul pertanyaan “Cecak yang mendatangi nyamuk?” atau “Nyamuk yang mendatangi cecak?” Ternyata, Tuhan itu Maha Adil. Maka, nyamuk lah yang sebenarnya mendatangi cecak.

Kalau hari ini, kita masih ragu dengan rezeki, berarti kita harus malu dengan seekor binatang yang disebut cecak. Kita punya panca indera yang lengkap dan bagian tubuh yang bisa digunakan untuk bekerja. Bahkan, manusia punya akal dan pikiran. Kenapa kemudian kita masih meragukan rezeki? Seolah pandemi membuat semua kehidupan pun berakhir.

Santai saja ya, Sobat! Masih banyak cara untuk memanfaatkan layanan internet dan mencari cuan hanya bermodal wifi cepat. Dari perkembangan teknologi ini, kita sudah bisa merasakan bahwa ada kemudahan yang diberi Allah SWT.

Beranjak dari sini, kita tak boleh meragukan rezeki kita lagi. Orang yang meragukan rezekinya, berarti juga meragukan Sang Pemberi Rezeki. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

Bos saja bisa menggaji karyawan setiap bulan. Jadi, kalau kita masih beriman dan bertakwa pada Tuhannya, pasti akan ada jalan untuk mencukupi semua kebutuhan hidup kita. Masya Allah! Semoga kita bisa memilih jalan dan mengetuk pintu rezeki yang halal supaya mendapat berkah tanpa batas.

Tidak semua orang punya gaji, tapi semua orang punya rezeki. Gaji datangnya dari bos, sementara rezeki datang dari Allah SWT. Gaji bisa tertukar, rezeki tak akan bisa tertukar. Gaji datangnya bulanan, rezeki kapan saja bisa datang. Mendapat gaji dengan kerja, tapi menjemput rezeki dengan takwa. Sedikit banyak gaji tergantung berapa lama kita bekerja, tapi seberapa banyak rezeki tergantung seberapa dekat kita dengan Allah SWT. Betul kan?

Maka, hal yang perlu kita lakukan saat ini ialah bersyukur atas semua keadaan. Bersyukurlah! Meski kita hanya memakai sandal jepit untuk keseharian karena diluar sana masih banyak mereka yang tidak punya kaki untuk berjalan. Tak ada lagi alasan bagi kita untuk bersyukur sebab keadaan hari ini, insya allah segera membaik.

Yakin, setiap ada waktu sahur pasti ada waktu berbuka. Diawali dengan berpuasa, diakhiri dengan hari raya. Meski tagihan dan cicilan banyak di depan sana, tetap semangat bekerja dan berkarya untuk melunasinya ya.

Pesan terakhir dari Gus Miftah datang untuk para jomlo, semangatlah bekerja karena biaya menikah itu mahal apalagi kalau panggil dangdutan. Yuk semangat mencari rezeki, sobat!!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image