Kultum Ramadan : Berlaku Adil oleh Muhammad Harpin
Eduaksi | 2022-04-05 13:18:25Didalam salah satu prinsip islam ada yang namanya berlaku adil, baik kita berlaku adil kepada siapa? Berlaku adil ini dibagi menjadi 3:
1. Berlaku adil kepada Allah
Bagaimana cara berlaku adil kepada Allah? Yaitu kita sudah mengucapkan dalam lisan kita, kita sudah mengakui bahwa sudah menyaksikan dan menjanjikan diri kita bahwa Allah adalah tuhan kita. Dan kita bersyahadat
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Kalau kita sudah berjanji dalam lisan kita, berarti kita harus mengiringi dengan perbuatan-perbuatan kita. Kita sudah mengakui bahwa Allah adalah tuhan kita, tetapi apakah Allah mengakui bahwa kita adalah hamba-Nya? Tentu tidak. Kalau kita ingin diakui oleh Allah sebagai hamba-Nya maka harus kita melakukan hal-hal yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kalau kita sudah melakukan hal-hal yang diridhoi oleh Allah, insyaAllah kita akan dianggap oleh Allah sebagai hamba-Nya.
2. Berlaku adil kepada sesama manusia
Bagaimana cara kita berlaku adil kepada sesama manusia? Yang pertama jangan menyakiti, yang kedua jangan pilih kasih. Kita harus adil kepada sesama manusia bahkan sama orang kafir sekalipun. Dahulu pada zaman Nabi ada golongan Kafir Dzimmi, kafir ini adalah kafir yang ingin berdamai dengan islam sampai Nabi bersabda:
مَنْ آذَى ذِمِّيًا فَقَدْ آذَانِيْ
Barangsiapa yang menyakiti kafir dzimmi, maka dia telah menyakitiku.
Artinya apa? Orang yang menyakiti kafir dzimmi saja sudah menyakiti nabi, berarti kita harus berlaku adil kepada sesama manusia, bahkan sama kafir yang damai dengan islam. Kalau kita sudah menerapkan adil dalam diri kita untuk sesama manusia lain, insyaAllah hidup kita kedepannya akan lebih baik.
3. Adil kepada diri sendiri
Bagaimana adil kepada diri sendiri? Adil kepada diri sendiri yaitu memanfaatkan waktu untuk diri kita sendiri, jangan terbengkalai dengan hawa nafsu karna ketika hawa nafsu diciptakan oleh Allah, hawa nafsu ditanya oleh Allah "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu, Allah Ta'ala menyiksanya di dalam neraka selama 1000 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian ditanya kembali oleh Allah dengan pertanyaan yang sama "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu Nafsu masih menjawab dengan jawaban yang sama, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
Lalu Allah Ta'ala memasukkan Nafsu ke dalam neraka selama 1000 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah Ta'ala bertanya kembali: "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya setelah 3000 tahun Nafsu baru mengakui bahwa Allah adalah tuhannya. Hawa Nafsu menjawab, "Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."
Kenapa banyak orang yang tidak adil? Karena terseret dengan hawa nafsunya, kalau kita tidak terseret hawa nafsu, InsyaAllah kita bisa menjadi orang yang berlaku adil. Allah telah berfirman:
اِنَّ اللّٰہَ یَاۡمُرُ بِالۡعَدۡلِ وَ الۡاِحۡسَانِ
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk berlaku adil dan berbuat baik.
Sumber : Channel Youtube Institut Daqu
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.