Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image kurniati kurniati

SOSOK GURU MASA KINI

Guru Menulis | 2022-03-31 23:30:36

Waktu terus berjalan, kemajuan teknologi terus melesat, usia semesta semakin menua. Namun, membicarakan sosok guru masa kini pada dasarnya adalah mengingat pada sosok pahlawan Pendidikan Indonesia. Menampilkan sosok guru masa kini adalah menghadirkan kembali sosok Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Ing ngarso sung tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Semboyan yang menjadi fondasi Pendidikan Indonesia. Semboyan yang telah ada sejalan dengan berdirinya Taman Siswa tahun 1922. Namun, semboyan itu tetap relevan jika dikaitkan dengan dunia pendidikan saat ini, di era revolusi industri 4.0.

Ing ngarso sung tolodo diartikan sebagai guru yang mampu menjadi contoh bagi siswanya. Ketika berbicara tentang contoh dan keteladanan. Maka, kita teringat akan peribahasa “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Dengan kata lain, apa yang dilakuka guru akan dicontoh oleh para muridnya. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memberikan sikap keteladanan yang memotivasi peserta didiknya untuk melalukan sesuatu yang membawa kebaikan dan kemanfaatan dalam kehidupan.

Dikaitkan dengan kondisi dunia pendidikan saat ini, baik dalam lingkungan formal dan nonformal seorang pendidik hendaknya memiliki karakter ideal guru masa kini. Karakter yang mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi. Karakter tersebut dapat lahir melalui guru atau pendidik yang selalu belajar sepanjang hayat atau dalam hal ini disebut juga guru-pembelajar. Guru-pembelajar akan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang baru.

Apakah yang dimaksud dengan guru-pembelajar?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) guru adalah orang yang profesinya mengajar. Pembelajar adalah orang yang membelajarkan; pengajar. Berdasarkan dua arti kata tersebut maka dapat dikatakan guru pembelajar adalah seseorang yang profesinya mengajar dan mampu membelajarkan peserta didiknya. Guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya adalah guru yang memiliki modal. Dari mana modal itu diperoleh? Modal tersebut diperoleh melalui kemampuan diri untuk membelajarkan diri sendiri. Kemampuan tersebut hadir karena kesadaran diri guru besangkutan sebagai pendidik yang profesional.

Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik atau siswa pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar,dan pendidikan menengah”. Guru profesional akan menghadirkan kepribadian yang terkait dengan empat kompetensi yang harus dimiliki seorang pengajar. Empat kompetensi itu berpadu secara utuh, yaitu kompetensi kepribadian, pedagogik, sosial, dan tentunya profesional. Kesadaran guru akan tugas dan fungsinya serta kompetensi yang harus dimiliki akan membuat guru terus meng-upgrade diri. Mengembangkan diri agar mampu meningkatkan kualitas diri. Semangat, perasaan senang, tertantang, dan termotivasi untuk terus belajar dan mempelajari hal yang baru seiring dengan kemajuan teknologi yang dimiliki seorang guru akan berimbas pada peserta didiknya. Penguasaan terhadap hal baru dan tetap mempertahankan karakter bangsa yang didasari Pancasila yang tercermin dalam perilaku seorang guru akan menginspirasi para peserta didiknya. Guru cerdas, kreatif, inovatif, berbudi luhur, serta berakhlak mulia akan menjadi role model bagi siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru pembelajar adalah guru yang menyadari profesinya sebagai pendidik sehingga melahirkan sosok pendidik yang mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya. Itulah adalah sosok guru masa kini.

Ing Madyo Mangun Karsa diartikan ketika guru berada di tengah mampu membangkitkan atau membangun niat, kemauan, dan semangat dalam diri peserta didik atau orang lain di sekitarnya. Guru yang demikian adalah guru yang selalu menyala, mampu menghidupkan suasana. Suasana pembelajaran di kelas akan hidup jika guru mampu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Suasana pembelajaran di kelas akan menyenangkan jika guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Semangat belajar peserta didik akan bangkit jika mereka menyadari bahwa apa yang diajarkan oleh guru memiliki nilai kemanfaatan dalam kehidupan.

Bagaimana suasana itu akan terbangun? Tentunya menuntut kompetensi dan keterampilan guru. Untuk itu, seorang guru harus seperti api yang tak pernah padam. Guru harus terus semangat untuk memaksimalkan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi, kondisi, dan tujuan pembelajaran. Terus kreatif mengembangkan media belajar yang kreatif dan inovatif agar mampu menarik minat peserta didik dalam belajar dan tentunya melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermakna. Hal itu menjadi tantangan bagi seorang guru. Dalam situasi dan kondisi apa pun tidak ada kata mengeluh apalagi berhenti. Keterbatasan yang dimiliki sebuah kondisi adalah peluang besar bagi guru untuk berinovasi. Masa pandemi, keterbatasan fasilitas, dan aneka permasalahan tidak mampu menyurutkan semangat guru. Itulah sosok guru masa kini.

Tut wuri handayani diartikan ketika berada di belakang, guru bisa memberikan semangat maupun dorongan kepada peserta didiknya. Pelaksanaannya bisa berupa proses mengamati, mengikuti, serta memberikan arahan peserta didik ketika mereka mengimplementasikan apa yang telah dipelajari. Dengan demikian, guru terus memantau peserta didiknya. Tidak hanya melepas mereka begitu saja. Guru memiliki tanggung jawab besar, tanggung jawab moral untuk mengantar peserta didiknya masuk ke dalam kancah kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan bermasyarakat.

Guru masa kini adalah guru yang mampu menerapkan tiga semboyan Pendidikan Indonesia di era revolusi industri 4.0. Ing ngarso sung tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image