Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heri Heryana

Isi Piringku di Bulan Ramadhan. Kamu Tim Gembul Atau Tim Germas?

Lomba | Thursday, 31 Mar 2022, 20:57 WIB

Disadari atau tidak kesehatan tubuh kita dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Banyak yang tidak menyadari bahwa berbagai penyakit yang ada dalam tubuh berawal dari bagaimana gaya hidup kita dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Tidak heran konsumsi makanan yang tidak sehat sering dikaitkan dengan berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, ginjal, darah tinggi, obesitas, kolestrol, hingga kanker.

Memasuki bulan Ramadhan yang hanya tinggal hitungan hari pentingnya mengatur pola makan dan minum yang sehat tentu harus kita perhatikan. Apalagi tahun ini merupakan tahun ketiga umat Islam di Indonesia dan dunia menjalankan ibadah puasa Ramadhan di kala pandemi.

Lalu bagaimana seharusnya mengatur pola makan saat berpuasa di bulan Ramadhan dan pandemi ini?

Sumber: www.p2ptm.kemkes.go.id

Halal dan Thayyib

Ramadhan di kala pandemi seharusnya menjadi momentum umat Islam untuk menumbuhkan pola hidup sehat terutama dalam mengkonsumsi makanan. Hidup sehat adalah kunci meningkatnya imun tubuh agar terhindar dari penyakit terutama penularan covid 19.

Sebagai agama yang memiliki panduan lengkap dalam menjalankan pedoman hidup sehari-hari, Islam telah memiliki konsep sendiri bagaimana seharusnya syarat makanan yang kita konsumsi yaitu Halal dan Thayyib (baik). Halal berkaitan erat dengan cara makanan itu diperoleh dan halal prosesnya (barangnya), sedangkan Thayyib berkaitan erat dengan sifat makanan itu sendiri. Makanan itu harus baik atau memiliki manfaat untuk tubuh kita (Rofik, Aunur. 2021). Dalam quran surat Al Baqarah ayat 168 Allah Swt berfirman : "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah setan."

Isi Piringku

Setelah mengikuti standar halal dan thayyib sesuai ajaran Al Quran, selanjutnya adalah penting bagi kita menetapkan standar gizi dan volume makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Kementerian Kesehatan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) telah memberikan pedoman bagaimana mengatur pola makan yang sehat melalui kampanye ‘’Isi Piringku”. Praktik Isi Piringku menggambarkan konsumsi makanan dalam satu piring yang kita makan terdiri dari 50% buah dan sayur sedangkan 50% lagi terdiri dari karbohidrat dan protein. Prinsip Isi Piringku ini bisa dipraktikan saat berbuka puasa maupun pada saat makan sahur.

Faktanya, godaan saat berbuka puasa itu banyak sekali karena seringkali kita kalap akibat perasaan balas dendam ingin segala dimakan. Parahnya lagi, kita mengkonsumsi makanan yang kita inginkan bukan makanan yang memenuhi syarat sehat gizi seimbang. Sebut saja gorengan, es campur, kolak, cilok, dan sebagainya semuanya ‘’dihajar’’ demi memenuhi nafsu makan saat berbuka. Padahal saat berbuka, tubuh memerlukan adaptasi dalam mencerna makanan setelah hampir 14 jam kosong menahan lapar.

Berbeda lagi dengan sahur. kalau saat berbuka puasa kita kalap segala dimakan sedangkan pada saat sahur kita malas makan karena mengantuk. Saat berbuka jadi gembul, saat sahur jadi malas. Sehingga makanan sahur seringnya seadanya dan tidak diperhatikan kandungan gizi dan porsinya. Apalagi kalau sudah kepepet kesiangan makan sahur menjelang waktu imsak. Jalan keluar tercepat tidak lain tidak bukan adalah sahur dengan mie instan. Pola makan saat berbuka dan sahur yang tidak teratur bisa dipastikan bahwa puasa yang kita jalankan sangat jauh dari kata menyehatkan sebagaimana kita harapkan dari manfaat puasa.

Karena itu, dengan memperhatikan kampanye ‘’Isi piringku’’ dalam makanan yang kita konsumsi selama bulan puasa saat berbuka dan sahur, maka imun dan iman akan terjaga dengan sendirinya. Konsumsi makanan yang sehat selama bulan puasa baik pada saat sahur maupun saat buka puasa adalah bagian dari gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang harus kita praktikan dalam kehidupan sehari-sehari, khususnya di bulan Ramadhan pandemi ini. Mau pilih gembul ataupun Germas pilihan tentu ada di tangan kita.

Jadi kamu Tim mana? Tim Gembul atau Tim Germas di bulan puasa nanti?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image