Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Grini Priyanti

Kelas Daring Anti Pusing

Guru Menulis | Thursday, 31 Mar 2022, 17:00 WIB
siswa-kelas-1-sd-muhammadiyah-28-jakarta-mengikuti-kegiatan_210809154306-113.jpg. Republika.co.id

Tidaklah mudah menjalankan kehidupan dua tahun belakangan ini. Helaan nafas panjang hampir semua orang rasakan. Sebuah cobaan berat tak hanya dirasakan satu dua orang, tapi seluruh penghuni bumi. Pandemi Covid 19 menjadi sebuah pukulan berat, meskipun tahun telah berganti.

Menjalani kehidupan di situasi ini menjadi PR besar. Kebijakan yang diterapkan di tiap sektor membawa efek domino yang mengubah arah angin. Pun bagi dunia pendidikan, siapa sangka guru dan siswa dihadapkan pada sesuatu yang asing dan tidak pernah terbayangkan, yaitu kelas daring

Kelas daring memaksa para pengajar dan pembelajar untuk menyesuaikan diri dengannya. Walaupun telah menginjak tahun kedua, kelas daring tetap dilakukan di tengah-tengah kelas pembelajaran tatap muka yang mulai dilakukan secara bertahap.

Bagi guru kelas daring menjadi tantangan yang berat. Karena sejatinya pertemuanlah yang diharapkan dapat memberi dampak signifikan terhadap perkembangan siswa. Orang tua berharap bimbingan secara langsung dan sosialisasi antar siswa di sekolah

Lantas, bagaimana agar para guru dapat mengubah tantangan kelas daring menjadi solusi alternatif bagi kemajuan pendidikan? Bagimana menciptakan kelas daring anti pusing? Karena ternyata bukan hanya siswa yang kebingungan, guru pun banyak yang masih kebingungan bahkan sampai sekarang.

1. Atasi Gagap Teknologi

Kelas daring tak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi. Hal ini menjadi lumrah karena kelas daring dilakukan melalui seperangkat alat teknologi salah satunya yaitu gawai. Dan tentu memaksimalkan teknologi dalam genggaman tersebut perlu dilakukan dengan cara guru mau melek teknologi.

Hal ini untuk mengatasi kejenuhan para siswa dan orang tua yang mendampingi, yang kebanyakan hanya mendapatkan pembelajaran berupa poin-poin penugasan yang dituliskan dalam grup WA dan diminta untuk dikerjakan oleh siswa di rumah bersama orang tua.

Padahal jika menelisik lebih jauh, guru dapat memaksimalkan pembuatan video pembelajaran interaktif dengan memanfaatkan aplikasi editing video yang tersedia di gawai sepertti Inshot, Kine Master dan lain sebagainya. Guru dapat mengkombinasikan antara tema pembelajaran yang meliputi aspek-aspek perkembangan anak, dengan lagu-lagu interaktif maupun video animasi.

Apa ini mudah? Tentu ini tak mudah, tapi bukankah sejatinya gurulah yang seharusnya menjadi pembelajar sejati? Kelas daring justru menjadi awal dari kembalinya marwah guru sebagai pembelajar. Tantangan sekaligus ajang pembuktian bahwa guru adalah profesi yang tidak semestinya diremehkan. Bahwa guru memiliki peran besar dalam menciptkan ruang kelas atraktif dan menyenangkan walaupun ruang kelas itu terbatas dalam layar yang digenggam.

2. Tingkatkan Minat Baca dan Tulis Guru

Satu waktu penulis pernah mendapati rekan sejawat yang untuk sekedar memberi penugasan daring lewat WA grup saja ia begitu kesulitan. Kalimat-kalimat yang disusun acak-acakan, tidak jelas apa yang akan dia sampaikan pada orang tua dan siswa.

Tentu ini merupakan problem yang harus diurai. Apalagi untuk pendidikan anak usia dini maupun SD tingkat dasar, tentu komunikasi efektif dibutuhkan karena peran orang tua masih dilibatkan. Kenapa masalah ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena minimnya budaya literasi, pun di kalangan guru. Apalagi jika materi pembelajaran dilakukan berulang-ulang setiap harinya dan dianggap “mudah” sehingga sebagian guru menganggap bahwa meningkatkan kapabilitas ilmu pedagogig mereka dan wawasan tidaklah terlalu diperlukan.

Kemudian akhirnya saat dihadapkan pada kelas daring, kebanyakan tergagap-gagap. Penyampaian materi yang biasanya di kelas saja dan hanya di depan anak-anak tiba-tiba berubah. Ada jeda sebelum berinteraksi, yang harus dilewati dengan perantara komunikasi pada orang tua apabila siswanya masih usia dini. Tentu di sini dibutuhkan kemampuan komunikasi yang mumpuni bagaimana cara menyampaikan materi atau tugas untuk anak melalui perantara orang tua tanpa kehilangan esensi dari pembelajaran yang ingin disampaikan, namun dengan penuturan yang baik dan terstruktur sehingga dipahami orang tua sebagai kepanjangan tangan dari kelas daring.

Dan kemampuan tersebut akan dapat dibangun jika guru terbiasa membaca dan menulis. Membaca menambah wawasan dan menulis akan mengikat wawasan, sehingga pembendaharaan kalimat meluas dan penyampaian materi baik langsung maupun melalui media daring akan sama-sama bisa dilakukan. Tak ada lagi istilah guru kebingungan menyusun materi maupun tugas untuk dibagikan pada siswa, tak ada lagi guru yang tergagap-gagap saat Video Call ataupun Zoom Meeting.

Membaca dan menulis memang bukan budaya yang berkembang di masyarakat kita, walaupun dengan adanya gawai orang jadi senang membaca, tapi membaca di sosial media sebagian besar adalah kegiatan membaca yang minim literasi dan meaningless. Guru harus mengalihkan kegiatan membaca di sosial media menjadi kegiatan membaca yang fokus dan meaningfull dan kemudian berusaha mengikatnya dengan menuliskannya. Hal ini perlahan tapi pasti akan berdampak besar pada penagajaran baik saat tatap muka maupun daring.

Kelas daring menjadi ajang pembuktian bagaimana seharusnya guru masa kini. Guru masa kini adalah guru pembelajar yang tak pernah ragu untuk meningkatkan performa pengajarannya. Yang mau berkembang mengikuti zaman yang dihadapi. Selalu siapkan diri dengan percaya diri untuk mengatasi tantangan yang berdiri. Kelas daring anti pusing akan lahir dari seorang guru pembelajar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image