Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

PENDIDIKAN DEMI KEPENTINGAN NASIONAL DAN GLOBAL

Guru Menulis | 2022-03-30 23:20:34

(Bagian akhir dari artikel “Mendamba Pendidikan Mendamba Kebudayaa)

Dokumen Pribadi

Sistem pendidikan kita yang berorientasi pada ke-holistik-an sebenarnya telah digagas para pendiri bangsa yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh sebab itu, fungsi terpenting pendidikan adalah menghasilkan manusia yang terintegrasi, yang mampu menyatu dengan kehidupan sebagai satu kesatuan.

Ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana termuat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Maka, pengembangan yang perlu dipertajam dalam menyiapkan keholistikan adalah pendidikan hendaknya dapat menyiapkan manusia yang siap menghadapi tantangan zaman dan menyadari kejatidiriannya sebagai mahluk ciptaan-Nya.

Potensi yang perlu diperhatikan mencakup: aspek spiritual, akademik, kreativitas, fisik, sosial, emosi. Aspek spiritual bermakna mampu memaknai hakikat hidup dan kehidupan sebagai mahluk Ciptaan-Nya. Dengan demikian, diharapkan ia mampu pula dengan takzim menghargai secara horizontal- sesama manusia- dan secara vertical dengan sang Khalik.

Aspek akademik dimaksudkan agar mereka dapat berpikir logis, berbahasa, dan menulis dengan baik. Secara sederhana dapat digambarkan, dengan berpikir logis mereka dapat mengembangkan secara kreatif keilmuwanan yang disandangnya.

Trampil berbahasa baik lisan maupun tulisan merupakan tuntutan bagi manusia modern. Ketika seseorang berpidato, berdiskusi, berseminar, atau sedang diwawancarai ketika melamar pekerjaan tentu dituntut dapat mengemukakan gagasan secara lisan. Gagasan yang disampaikan pun tidak asal-asalan. Dalam hal menulis, kita mengharapkan bahwa banyaknya tiap tahun perguruan tinggi meluluskan sarjana (S1, S2, dan S3) diharapkan akan sebanyak itu pula banjir karya tulis ilmiah. Namun, apa yang terjadi? Hanya 3 dari 100 mahasiswa yang berniat menulis.

Aspek Kreativitas, yang mencakup ekspresi diri dalam berbagai kegiatan produktif seperti seni musik dan teater serta mencari solusi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Aspek fisik mencakup perkembangan optimal aspek motorik halus dan kasar, menjaga stamina dan kesehatan. Aspek sosial menyangkut belajar menyenangi pekerjaan, bekerja dalam tim, pandai bergaul, kepedulian tentang masalah sosial, bertanggung jawab, menghormati orang lain, mengerti akan perbedaan budaya, dan kebiasaan orang lain, mematuhi segala peraturan yang berlaku dan berjiwa sosial. Aspek emosi, menyangkut aspek kesehatan jiwa, mampu mengendalikan stress, mengontrol diri dari perbuatan negatif, percaya diri, empati, dan berani mengambil resiko.

Kesiapan yang perlu dilakukan pemerintah, melalui Kemendikbudristek antara lain mengemas kembali rencana strategis pembangunan di bidang pendidikan secara terpadu-utuhmenyongsong lahirnya generasi emas. Artinya, pengemasan kurikulum hendaknya ditempatkan pada konteks dan seting kepentingan nasional maupun global.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image