Saatnya Kita Berdagang !
Bisnis | 2022-03-28 16:46:03Ada satu hadist, masih menjadi perdebatan ke-shahih-annya. Kemungkinan sangat akrab di tengah kita, yaitu “Sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah perniagaan”. Saya tidak kompeten membahas shahih dan atau tidak, tetapi mencoba belajar mengambil hikmah.
Mengingat Rasulullah SAW, semasa muda adalah seorang pedagang ulung. Baginda Nabi terkenal sebagai pedagang jujur, dan ke-amanahan-nya diakui bahkan oleh lawan-lawan Beliau. Sampai-sampai Khadijah sang saudagar jatuh hati, bersedia dipinang dan menemani perjuangan sang Suami.
Tindak tanduk Rasulullah dalam berdagang, sangat aktual diteladani sampai sekarang. Perniagaan yang orientasinya menghadirkan ridho, guna menerbitkan keberkahan pada pedagang dan pembeli. Transaksi yang tidak ada tipu-tipu, tidak ada pihak dirugikan untuk keuntungan pihak lain.
-------
Tahun ini terhitung tahun ketiga, kita masih dalam keadaan pandemi. Meski tampaknya mulai mereda, tetapi dampaknya belum sepenuhnya enyah.
Banyak diantara kita, masih tertatih dan mencoba bangkit dari keterpurukan.Masyarakat terdampak secara ekonomi, akibat kehilangan pekerjaan dan sumber mata pencaharian terkendala. Apalagi kenaikan harga barang yang terjadi belakangan, begitu memberatkan.
Di satu sisi, tren belanja online semakin diminati masyarakat. Proses jual beli anti mainstream , semua transaksi dilakukan tanpa bertatap muka. Saya tidak menyangka, kegiatan belanja masa kini sebegitu mudahnya.
Belanja online, dilakukan tanpa beranjak dari rumah. Bisa dilakukan di tengah kemacetan jalan raya, atau sembari duduk atau rebahan di rumah, atau sambil ngobrol dan ngumpul bareng keluarga. Hanya melalui benda canggih, bernama smartphone.
Tetapi tidak bisa dipungkuri, kita dibawa ke diposisi sangat dilematis. Dalam keadaan serba sulit akibat pandemi, godaan berbelanja (online) sedemikian besarnya.
Saatnya Kita Berdagang !
Kalau kita perhatikan, jualan apa di masa sekarang yang tidak di-online-kan ?
Saya punya pertemanan medsos, yang sales roda empat, sales motor, dan sales perumahan. Mereka mengupdate website atau medsos, kemudian dibagikan dan menawarkan produknya secara online. Kita ketahui kasus anak muda crazy rich (sedang diproses hukum), membeli mobil senilai milyaran di dini hari melalui online shop.
Istri yang tidak akrab internet, kemudian tidak begitu aktif di medsos. Menawarkan dagangan melalui WA group, baik di group RT, pertemanan, alumni kampus dan sebagainya. Uniknya berjualan, tidak musti menyetock barang. Bisa menerapkan sistem open order, belanja sesuai pesanan guna meminimalisir bahan terbuang.
Konon data dari BKKBN, selama masa pandemi terjadi kehamilan sebanyak 400ribu. Mengingat suami istri memiliki quality time, akibat WFH dan kemudian PSBB. Di satu sisi, membuka kesempatan yang usaha di bidang keperluan ibu, bayi dan buah hati.
Seorang teman, tergerak merintis penjualan kebutuhan ibu bayi dan buah hati. Barang ditawarkan cukup variatif, ada pakaian anak cowok dan cewek, elektronik, furniture & interior, activity & gear, dan lain sebagainya.
----
Berdagang, sangat bisa menjadi jalan keluar dari kesulitan di masa pandemi. Bisa menjadi cara, bangkit dari keterpurukan.Tetapi semodern apapun berdagang, sudah semestinya tetap menjunjung amanah.
Memutuskan menjadi pedagang, kita musti siap mencontoh baginda Nabi. Yaitu, selalu menjaga nilai keberkahan dari kegiatan jual beli tersebut.So, saatnya kita Berdagang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.