Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anggitya Alfiansari

Relevansi Tut Wuri Handayani dengan Teknologi Digital

Guru Menulis | Thursday, 24 Mar 2022, 20:58 WIB
Sumber: https://www.republika.id/posts/6359/wujudkan-transformasi-digital-dunia-pendidikan

Pandemi menyadarkan kita bahwa teknologi digital begitu penting perannya untuk kelangsungan pendidikan. Awalnya pemerintah, guru, siswa, dan wali murid, mengalami kesulitan ketika harus menggunakan teknologi digital dalam penyelenggaraan pendidikan. Tentu, sejatinya itu sebuah kewajaran dalam menjalankan sesuatu yang baru. Buktinya, ketika sudah berjalan sekitar dua tahun lebih, persoalan tentang sulit dan ribetnya menjalani pembelajaran dengan teknologi digital sudah mulai teratasi.

Kelak ketika dunia sudah memasuki kondisi new normal, saat pandemi ini telah berakhir, teknologi digital akan lebih banyak dimanfaatkan dalam penyelenggaraan pendidikan meskipun pembelajaran dengan tatap muka sudah dilangsungkan. Teknologi digital bukan lagi sekadar menjadi media untuk mempertemukan murid dan guru, melainkan juga sebagai penyedia big data yang dapat diakses siswa dan guru dalam pembelajaran dengan keterbukaan ruang dan waktu. Artinya, selama tersedia sinyal internet, siapa pun bisa mengakses pengetahuan, bahkan ketika tidak berada di kelas sekolah.

Persoalan yang kemudian timbul, dan sudah banyak terjadi, adalah internet menjadi tempat bertanya segala sesuatu, baik hal-hal yang bersifat ilmiah, keseharian, atau bahkan jawaban untuk tebak-tebakan. Jika internet telah menyediakan beragam informasi, terutama yang terkait dengan pengetahuan yang diajarkan di bangku sekolah, lalu apa fungsi kehadiran guru dan bagaimana memosisikan guru di antara siswa dan teknologi digital?

Semboyan pendidikan kita, Tut Wuri Handayani sejatinya sangat relevan untuk mengatasi persoalan tersebut. Sebagaimana diketahui semboyan tersebut berasal dari kalimat Ki Hajar Dewantara, yang lengkapnya berbunyi ing ngarso sun tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Jika diterjemahkan secara bebas berarti: di depan memberi teladan, di tengah membimbing, dan di belakang mendukung. Nah, dari petuah agung Ki Hadjar Dewantara tersebut guru dapat memosisikan dirinya sebagai fasilitator di antara murid dan perangkat digital.

Teknologi adalah hasil kemajuan peradaban, maka posisinya selalu berada di depan. Guru semestinya menguasai teknologi agar bisa terus menyesuaikan dengan keadaan zaman, dan tentu secara tidak langsung juga akan beradaptasi dengan murid generasi masa kini. Di zaman digital ini, guru dituntut lebih tekun dan aktif. Guru tidak hanya mengamati, tetapi juga turut serta aktif terlibat. Sebagai contoh guru harus tahu bagiamana cara kerja menggunakan Whatsap, google class, zoom, atau aplikasi lainnya demi kelangsungan pembelajaran yang lebih baik agar tak terkendala ruang dan jarak. Ketika seorang guru telah piawai menggunakan perangkat digital untuk pembelajaran, berarti ia telah memberikan teladan kepada muridnya untuk memanfaatkan perangkat digital tersebut demi kebutuhan pendidikan.

Penguasaan terhadap teknologi ini juga akan membuat guru bisa aktif dalam membimbing siswa memanfaatkan teknologi digital. Guru juga bisa membimbing siswa untuk memilih mana sumber-sumber data yang layak dibaca dan dijadikan rujukan jika murid hendak mengerjakan tugas. Dengan penguasaan teknologi digital, guru bisa membimbing siswa tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga ketika di rumah. Guru juga dapat membimbing siswa apabila mendapatkan informasi yang salah dari internet dengan menjelaskan di mana letak kesalahan informasi tersebut sembari memberikan sumber informasi yang lebih valid. Dengan demikian, penguasaan tekonologi digital tersebut akan memosisikan guru sebagai konfirmator, tempat bertanya siswa apabila mendapatkan informasi yang membingungkan di internet sebab sebagaimana diketahui apa yang muncul di internet tidaklah seragam, melainkan beragam sehingga butuh bimbingan seorang guru untuk menyaring informasi yang baik dan benar.

Terakhir, guru dapat mendorong, memotivasi, dan mengarahkan muridnya melalui teknologi digital yang telah dikuasainya. Dorongan, motivasi, dan arahan tersebut juga selayaknya dilakukan melalui media digital agar siswa dapat sekaligus belajar. Untuk bisa memberikan dorongan, motivasi, dan arahan, guru harus aktif pula memantau kehidupan siswa yang ada di dunia digital. Tentu, guru harus bisa membatasi diri agar tidak terlalu mencampuri kegiatan siswa di dunia digital. Hanya apabila terlihat ada indikasi murid mengalami sesuatu yang buruk atau sedang memiliki masalah, guru bisa mengirimkan pesan personal dan bertanya tentang keadaan muridnya untuk kemudian memberikan dorongan, motivasi, dan arahan agar muridnya keluar dari masalah yang dihadapinya.

Secara garis besar ing ngarso sun tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani merangkum tiga hal, yakni perbuatan, perkataan, dan pemikiran. Melalui perbuatan guru menjadi teladan dalam pemanfaatan tekonologi digital sebagai media pembelajaran, melalui perkataan guru menjadi pembimbing untuk menunjukkan mana pengetahuan yang benar dan yang keliru, mana pengetahuan yang dibutuhkan siswa dan mana yang tidak, serta melalui pemikiran guru menjadi motivator untuk mengarahkan siswanya agar bisa memanfaatkan teknologi untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya, terutama persoalan pendidikan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image