Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Bagas/Fikri, Inspirasi di Tengah Pandemi

Gaya Hidup | Thursday, 24 Mar 2022, 20:53 WIB

Tak ada prestasi tanpa ketekunan dan kerja keras. Prestasi bukan tanpa kegagalan. Semua dapat diraih melalui keyakinan kuat serta siap menghadapi tantangan yang ada di depan mata.

Tiba-tiba saja berita itu menyeruak saat kondisi pandemi masih terjadi di negeri ini. Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri, juara ganda putra All England 2022 pada cabang bulu tangkis tiba-tiba membuat berita. Bukan sebagai senior yang telah meraih berbagai prestasi, tetapi tercatat sebagai orang yang menorehkan sejarah mewakili anak muda lainnya di tanah air dan menegaskan, siapapun akan mampu mengukir prestasi asalkan mau berlatih dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Semua tidak mudah tetapi sangat mungkin untuk diwujudkan.

Bagas/Fikri berjuang di Turnamen Al England 2022 (FOTO : Republika/ANTARA/Aditya Pradana Putra

Bukan saja mereka tapi kita pun masih ingat Lalu Mohamad Zohri, seorang sprinter sprinter nasional. Hidup Zohri memprihatinkan dan tinggal di sebuah gubuk bersama kakaknya bahkan sudah tak memiliki orangtua. Namun dari keprihatinan itu malah menghasilkan prestasi yang mengharumkan bangsa dan menjadi catatan sejarah bagi dirinya sebagai anak muda padahal pada kejuaraan itu dirinya tak pernah diunggulkan tetapi ia percaya diri bisa meraih prestasi terbaiknya.

Kemenangan Zohri adalah sesuatu yang fenomenal bagi Indonesia. Sejak digelar 32 tahun lalu, prestasi terbaik sprinter Indonesia hanya finish di posisi ke-8 pada 1986.Kini, rekor itu pecah oleh pemuda asal NTB berusia 18 tahun, Lalu Muhammad Zohri. Ia memiliki catatan waktu fantastis, yakni 10,18 detik di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia (2018). (https://www.liputan6.com).

Bukan itu saja kita pun pada tahun 2020 saat Olimpiade Tokyo digelar memunculkan seorang lifter putri yang meraih medali pertama bagi kontingen Indonesia saat itu. Namanya Windy Cantika Aisah. Tentu saja hal ini menjadi inspirasi dan renungan bagi anak dan para orangtua. Seorang anak yang memiliki cita-cita apapun harus memiliki mental baja dan siap menerima segala konsekuensinya sebagai proses mewujudkannya.

Begitupula para orangtua, semestinya mesti mampu mnejadi motivator yang tangguh dan pantang untuk memperlihatkan kelemahan di hadapan sang anak ketika ia memiliki cita-cita. Kalaupun ada ketidak mampuan haruslah memacu keberanian untuk membantu anak secara optimal agar mampu mewujudkan mimpinya dan berprestasi.

Prestasi itu milik siapapun yang mau bekerja keras, bekeringat dan berlatih dalam segala hal. Banyak para atlet sukses, yang ternyata bukanlah anak yang punya fasilitas komplit untuk berlatih olah raga. Namun segala kekurangan dan hambatan yang ada tak membuatnya lemah untuk bisa berjuang demi mimpinya itu. Banyak para atlet yang lahir dari keterbatasan dan kondisi yang sesungguhnya sulit. Tetapi karena semangat membaja semua itu seolah menjadi bagian yang harus meguatkan mereka.

Bukan saja menjadi kebanggaan orangtuanya tetapi menjadi kebanggaan para orangtua di negeri ini. Penulis pun sempat berkaca-kaca ketika membaca berita itu pada sebuah surat kabar harian lokal. Satu tamparan yang mungkin dapat dirasakan para orangtua. Kadang kita selalu merasa pesimis ketika anak-anak kita mengatakan jika dirinya ingin menjadi dokter. Pada saat bersamaan ada kebanggaan jika anak-anak mereka memiliki cita-cita seperti itu tetapi kemudian kita justeru ragu dan merasa ada ketidak mungkinan anak-anak kita akan mampu mewujudkan hal itu. Padahal saat itu seharusnya berkata dalam hati. Tuhan memudahkan urusan hamba-Nya dan apapun cita-cita anak saya, sesulit apapun akan terwujud pada waktunya.

Karena bagi para orangtua sebaiknya tak sekedar bangga dengan apa yang diraih Bagas/Fikri,Windy atau Lalu Mohamad Zohri. Namun lebih dari itu ada baiknya bisa memacu anak-anaknya pula agar bisa menorehkan prestasi dalam bidang apapun. Artinya, anak memang yang memiliki keinginan tetapi para orangtua berkewajiban agar mampu mendorong dan membantu anak-anaknya meraih prestasi terbaik. Hal ini memang bukan perkara gampang, tetapi meski diingat pula para orangtua pula. Anak-anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Karenanya sudah menjadi kewajiban para orangtua agar bisa membuatnya menjadi yang terbaik dalam hidupnya dan lebih baik lagi bermanfaat serta menjadi kebanggaan bangsa dan negara.

Sejatinya, para orangtua harus menanamkan motivasi kuat kepada anak-anaknya agar berprestasi. Melalui pengetahuan dan pengalamannya ia tahu apa yang meski dilakukan untuk anaknya itu serta mampu melihat potensi yang ada dan juga pandai membaca momentum. Sehingga dengan kondisi seperti itu maka mempermudah anaknya bisa mendapat kesempatan untuk bisa berprestasi seperti itu. Inilahl sebuah modal berharga para orangtua jika semua itu maka dengan kemampuan yang memungkinkan anak-anak bisa meraih prestasi dan bisa membanggakan.

Prestasi yang ditorehkan Bagas/Fikri,Windy dan Zohri adalah sebuah pelajaran berharga bagi siapapun. Ada proses berkesinambungan di dalam upaya meraih prestasi tersebut serta ada kisah-kisah menarik yang dapat menjadi inspirasi agar anak-anak muda mau memperjuangkan cita-cita yang ingin diwujudkannya. Memang tidak ada yang mudah untuk sebuah prestasi dalam bidang apoapun tetapi siapa yang mau berhadapan dengan kuslitan dan masu berjuang melewati dengan mengarahkan kemampuan, niscaya kemudahan dan kebanggaan kelak akan didapatkan. Begitupula peran orangtua tak bisa dinilai kecil dalam hal ini. Dukungan sangat berharga dan doa orangtua sangat besar peluangnya dikabul Tuhan khususnya doa untuk anak-anaknya.

Karenanya, jika banyak anak muda yang punya potensi besar untuk mengharumkan nama bangsa dalam mengukir prestasi di berbagai bidang untuk selayangnya mendapat dukungan untuk semua itu agar anak muda menjadi percaya diri serta berani menghghadapi tantangan. Selain itu para orangtua diharapkan bisa memotivasi anaknya dengan berbagai di tengah kemampuan yang ada. Percayalah jika keduanya mampu saling menguatkan maka akan banyak lahir atlet-atlet muda berprestasi yang lain di negeri ini.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image