Update News
Belajar dari Burung: Mengubah Pola Pikir tentang Rezeki
Agama | 2025-09-02 21:55:22
Update News - Banyak orang hidup dalam kekhawatiran soal rezeki, takut tidak cukup, ragu bisa bertahan, bahkan pesimis dengan usaha yang sedang dijalani. Namun, sebuah refleksi sederhana tentang ciptaan Allah mengajarkan bahwa rezeki sejatinya sudah diatur, tinggal bagaimana manusia berani melangkah.
Dalam renungan yang belakangan viral di media sosial, dituliskan: langit diciptakan tanpa pilar, laut ditahan tanpa pagar, dan burung tetap bisa mencari makan tanpa panduan, namun semua berfungsi sebagaimana mestinya. Tak pernah habis, tak pernah tertukar.
Burung keluar dari sarangnya setiap pagi tanpa tabungan makanan. Ia hanya terbang, bergerak, dan kembali pulang dengan perut kenyang. Tanpa gadget, tanpa target bulanan, tanpa modal usaha—burung tetap mendapatkan apa yang dijanjikan.
Pesan ini ditujukan kepada manusia: makhluk yang dimuliakan dengan akal, ilmu, dan alat. Mengapa justru sering ragu pada rezekinya sendiri? Padahal Allah menegaskan, siapa yang bergerak akan dimudahkan.
“Tugas kita hanya satu: ikhtiar sebaik mungkin, tepat waktu, jaga niat, dan perbaiki usaha. Allah tidak kejam, Dia hanya ingin kita melangkah dulu, lalu Dia bukakan jalan,” tertulis dalam narasi penuh makna itu.
Sejak jutaan tahun lalu, Allah memberi makan miliaran makhluk di bumi. Tidak ada yang luput, tidak ada yang terlupakan. Maka manusia pun pasti punya bagian. Rezeki sudah ditulis, bukan di tangan orang lain, tapi di sisi Allah Yang Maha Memberi.
Pesannya jelas: jangan takut pada rezeki. Yang perlu ditakuti adalah ketika kita tidak berani bergerak. Karena dunia sebesar ini selalu menyimpan jatah untuk setiap hamba yang mau melangkah.
✨ Rezekimu sudah ditulis. Yakinlah, semua akan baik-baik saja. Berita ini terinspirasi dari postingan instagram akun @ismailtajirr
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
