Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Supadilah

Mindset Tentang Kompetisi

Guru Menulis | Tuesday, 22 Mar 2022, 09:05 WIB
Bersiap ikut kompetisi (sumber foto: Humas SMA Terpadu Al Qudwah

Ada yang mengatakan dunia kompetisi itu tidak bagus. Karena membuat kita saling menyalahkan. Namun, dunia nyata membuktikan bahwa kompetisi tidak bisa dielakkan. Banyak lho di sekolah yang tidak setuju dengan lomba-lomba yang diadakan.

Hal ini dikuatirkan membuat siswa punya karakter saling mengalahkan. Beberapa kondisi memang ada benarnya.Yang terpenting adalah bagaimana cara memandang tentang kompetisi itu. Di sekolah saya sering mengatakan siswa dalam sebuah lomba yang penting mereka berusaha dengan maksimal.

Kalah atau menang urusan belakangan. Guru lebih menghargai proses yang mereka jalankan.Jadi saya tidak menargetkan siswa harus juara atau tidak. Ikut lomba itu lebih kepada pengalaman yang mereka dapatkan.

Ketika dekat lomba mereka bisa tahu kemampuan sendiri, merasakan pahit manisnya berjuang, menambah relasi atau pertemanan. Kalau menang dan dapat hadiah itu adalah bonus. Meskipun tidak semua orang bisa berpendapat seperti itu.

Ada orang tua yang menakutkan anaknya harus menang lomba. Makanya mereka mengikutkan anak dengan bimbingan bimbingan. Mereka pun marah kalau anaknya kalah dalam kompetisi.Banyak orangtua yang mengaku pengen anaknya juara ini juara itu. Padahal untuk jadi juara itu kan tidak mudah.

Orang tua sendiri belum tentu bisa meraih juara pada masanya. Karena itu kalau kita tidak bisa melakukannya janganlah terlalu memaksakan orang lain melakukannya.

Syukurnya ada juga orang tua yang sadar bahwa kompetisi merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman.

Jadi mereka tidak memasang target muluk-muluk untuk menang. Apakah dengan orang tua. Apa yang terpenting adalah pengalaman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image