Dilema Isoman Orang Tua
Curhat | 2022-03-20 13:30:31Bagi Saya pandemi belum berakhir, karena sebulan terakhir ini banyak anggota keluarga yang terpapar Covid-19. Kebanyakannya sepertinya kena varian Omicron. Setiap group Whatsapp keluarga rata-rata ada informasi kalau mereka lagi isoman di rumah masing-masing.
Dan apabila tahun lalu ketika serangan varian delta yang yang menyebabkan beberapa kawan dan keluarga wafat, tahun ini Alhamdulillah berita kematian tidak sebanyak tahun lalu.
Tapi kabar teman atau keluarga yang terpapar selalu ada. Bahkan ada yang lebih dari satu kali terkena covid.
Selama pandemi ini , Saya memilih tinggal bersama kedua orang tua Saya di lokasi yang relatif sepi dan jauh dari keramaian untuk menghindari paparan virus. Protokol Kesehatan pun sangat ketat. Mereka tidak boleh keluar rumah sembarangan dan harus selalu memakai masker bila keluar. Semprat semprot sanitizer, cuci tangan pakai sabun dan jangan dekat-dekat kerumunan.
Bahkan kami sempat tidak memperkenankan tamu datang. Kirim air mineral galon saja sampai halaman. Semua usaha dilakukan untuk melindungi orang tua yang sudah lanjut usia dan memiliki komorbid sehingga rentan.
Alhamdulilahnya , Kami semua sudah mendapatkan vaksinasi lengkap sehingga hati lebih tenang karena mendapat perlindungan.
Sampai suatu hari, Saya mengantarkan Bapak ke sebuah klinik untuk memeriksakan kesehatan. Disana diperiksa suhu dulu, ternyata Bapak Saya demam tinggi dan batuk-batuk.
Akhirnya disarankan untuk dilakukan test Swab. Dan setelah di swab, dinyatakan positif. Terus terang saya kaget sekali mengetahui hal ini. Kok bisa ? Kita udah ketat banget.
Tapi akhinrya menerima nasib dan langsung melakukan Isolasi Mandiri di rumah. Bapak Saya di kamarnya, sementara ibu Saya dipindah dulu ke kamar lainnya.
Untungnya masalah konsultasi dan resep obat bisa dilakukan secara online . Dimulai dari status aplikasi Peduli Lindungi yang jadi hitam. Lalu disarankan untuk konsultasi online melalui salah satu jasa layanan dokter online. Obatpun langsung dikirimkan ke rumah dengan cepat.
Alhamdulillah tidak ada gejala berat yang mengkhawatirkan. tapi satu dilema isoman adalah ketika orang tua merasa terkungkung di kamarnya sendiri.
Walaupun sudah ada TV, smartphone akan tetapi keinginan beliau untuk keluar kamar amat tinggi.
Sementara Saya dan Ibu harus menjaga jarak supaya tidak terpapar virus. Kerjaanya semprat semprot, bersih-bersih dan selalu memakai masker.
Saya yang bertugas mengantar makanan, selalu menjaga jarak supaya aman. Tapi kasian juga sih sebenarnya. Soalnya keliatan beliau bosan di kamar sendirian. Apalagi kamarnya tidak begitu besar.
Saya selalu berusaha menjelaskan kenapa tidak boleh keluar rumah demi keamanan bersama. karena bisa membahayakan orang lain yang bisa terpapar virus.
Sebenarnya definisi keluar rumah disini adalah ke halaman yang cukup luas di depan rumah. Tapi tetap saja mengkhawatirkan. Takut ada tetangga lewat atau ada tukang jualan yang mampir.
Untuk saat ini di hari ke 5 Isoman masih bisa dikondisikan. Semoga Orang tua saya segera diberikan kesehatan dan kita semua diberikan keselamatan dalam pandemi ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.