Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Ritual Tradisional Bila Mengandung Keyakinan, Rawan Kemusyrikan/Kesyirikan

Politik | 2022-03-15 15:42:40
Breaking News!, Gubernur se-Indonesia Kumpul di IKN, Bawa Air-Tanah untuk Ritual 'Kendi Nusantara'/ Head Topics

*Ritual Tradisional Bila Mengandung Keyakinan, Rawan Kemusyrikan/Kesyirikan*

Kemusyrikan/Kesyirikan adalah pelanggaran terbesar menurut Islam.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallohu’anhu, Rasululloh Shallallohu’alaihi wa sallam bersabda:

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

“Tidak ada ketaatan dalam Kemusyrikan/maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf/kebaikan”. (HR. Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840).

Perkara yang ma’ruf didefinisikan oleh Syaikh As Sa’di:

المعروف: الإحسان والطاعة، وكل ما عرف في الشرع والعقل حسنه

“Al ma’ruf artinya perbuatan kebaikan dan perbuatan ketaatan dan semua yang diketahui baiknya oleh syariat dan oleh akal sehat”. (Tafsir As Sa’di, 1/194-196).

Silakan simak Info ini.

***

*Al Ustadz Dr. Abu Yahya Marwan Hadidi, S.Pd, I, M.Pd, I* Hafizhahulloh Ta'ala (Da'i Nasional, Dosen si STID Mochamad Natsir Dewan Dakwah Islamiah Indonesia/DDII BEKASI, dan Aktivis Kemanusiaan dan Penulis Buku Buku keIslamanan, Domisili di Daerah Tambun, Kab. Bekasi) Berkata: *Gimana Negeri ini mau berkah kalau mengawali sesuatu dengan Kesyirikan...?*

Gubernur se-Indonesia Membawa Air, Tanah, dan Berpakain Adat saat Berkemah di IKN, Ki Surau: Ini Anjuran dari Dukun di Solo!, Astagfirulloh...

Dikutip Via:

http://suaranasional.com/2022/03/13/gubernur-se-indonesia-bawa-air-tanah-serta-berpakain-adat-saat-kemah-di-ikn-ki-surau-anjuran-dukun-di-solo/

Padahal Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Barang siapa yang mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang dia katakan, maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam (Alquran)”. (HR. Ahmad no. 9171). Semoga Bermanfaat, Barokallohu' fiikum.

*****

Makna ritual menurut KBBI adalah:

ritual/ri·tu·al/ a berkenaan dengan ritus; hal ihwal ritus: tari Bali juga bersumber pada gerak --

ritus/ri·tus/ n tata cara dalam upacara keagamaan

Menurut referensi lainnya,

ritual ... pada pengertian tradisional dapat dikatakan mempunyai nilai dan sifat yang merujuk pada bentuk yang sakral dan kaku, biasanya di dalam masyarakat atau kelompok tradisional memiliki ciri relasi vertikal dan ilahiah.

***

Secara mudahnya, ritual yang dilaksanakan dan mengandung keyakinan (dilakukannya karena diyakini ada sesuatunya), maka Islam memandangnya dari dua sisi. Sisi pertama, unsur-unsur yang dilakukan plus bahannya itu dibolehkan atau tidak. Bila ritual itu bersifat peribadatan, penyembahan (atau kaitannya dengan vertikal, ilahiyah/ ketuhanan), maka Islam membatasi, hanya yang ada dalilnya yang shahih lah yang boleh dilakukan.

Sisi kedua, ketika dilakukannya suatu adat apalagi ritual itu diyakini mengandung sesuatu yang dipercayai, maka Islam melarangnya. Karena kepercayaan itu akan menjurus ke kemusyrikan, menganggap adanya tandingan bagi Alloh Ta’ala. Dalam contoh berita ini: [“Tanah dan air dari daerah Flobamora ini bisa wujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Gubernur Viktor Laiskodat (Non Muslim) dikutip media ini dari Antara.]. Keyakinan macam itu bertentangan dengan Islam.

Ungkapan tersebut bertentangan dengan ayat dari Alloh Ta’ala yang menegaskan:

وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: Jika Alloh menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Alloh menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surat Yunus Ayat 107)

Tafsirnya:

Jika Alloh menimpakan keburukan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Dia menghendaki untuk memberimu kenikmatan, maka tidak ada yang dapat menghalanginya darimu. Alloh memberi kenikmatan dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Alloh Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, dan Maha Mengasihi mereka. (Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah/ tafsirweb.com).

Bekasi 15 Maret 2022,

Babeh Fayadh/Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd

(Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image