Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Giyoto

Alhamdulillah, Tiga Puluh Juta Rupiah!

Guru Menulis | Monday, 14 Mar 2022, 04:22 WIB

Alhamdulillah, Tiga Puluh Juta Rupiah!

Penerimaan hadiah dan piagam kejuaraan Festival Penggalang Ceria Tingkat Nasional 2019

"Siaaaaaap... Grak!" , Damai memberi aba-aba kepada regunya. Sore itu, dibawah rintik hujan gerimis anak-anak Tim Lomba Penggalang Ceria berlatih. Dinginnya air hujan tak mematahkan semangat mereka berlatih. Yups, tiga minggu lagi regu mereka akan dikirim ke Bogor untuk berlaga dalam Festival Penggalang Ceria Tingkat Nasional. Hari-hari yang masih tersedia mereka gunakan untuk berlatih. Materi latihan mereka sangat banyak dan memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi. Materi yang harus mereka kuasai diantaranya : keterampilan mendirikan tenda, baris berbaris, yel-yel, KIM, sambung tongkat, melukis, menulis cerita, menaksir, reportase dll.

Dua regu penggalang siap kirim ke Bogor. Satu regu pria dan satu regu wanita yang masing masing regu terdiri 8 anak. Beban di pundak mereka tidaklah ringan, karena mereka menjadi utusan Kwarda XII Daerah Istimewa Yogyakarta. Sore itu tiba-tiba Nana (pangilan akrab untuk Maydina) menangis dan seolah tak terkendali berteriak-teriak. "Aku mudur saja!", teriak Nana. Teman-teman laiinya berusaha menenangkannya. Latihan sore itu akhirnya dihentikan, semua peserta diajak santai ke dalam ruangan. Adalah hal berat menjaga semangat dan fokus mereka. Tak jarang istruktur sedikit membentak mereka. Bentakan itu pula rupanya yang membuat ciut nyali. Lanjut latihan berikutnya, Nana tetap bertahan.

Kicauan burung kutilng dan sesekali burung kedasih membuat suasana pagi di Bumi Perkemahan Babarsari semakin syahdu. Enambelas anak pilihan itu telah bangun untuk melakukan latihan pemusatan terakhir. Mereka mengawali pagi itu dengan berolahraga pagi dan berputar mengelilingi area Bumi Perkemahan Babarsari. Pemusatan latihan ditujukan agar semua peserta memiliki semangat juang dan stamina yang kuat dalam mengikuti perlombaan.

Dua regu penggalang siap kirim ke Bogor. Selama 5 hari mereka mengikuti aneka perlombaan. Ada satu mata lomba yang mengingatkan kita dengan kisah di depan. Nana, kembali membuat gemas peserta lain dan pendamping. Pasalnya pada saat Lomba Sirkuit Ketangkasan Nana mengalami kesulitan saat harus meniti jaring laba-laba dan melompat ke sisi yang lainnya. Berulang kali Nana mencoba naik, namun selalu gagal. Beruntung ada Elva yang kembali meniti jaring laba-laba dan membantu Nana menaiki. Akhirnya dengan penuh susah payah dan cucuran keringat bahkan Nana sempat menangis, rintangan jaring laba-laba berhasil mereka taklukkan.

Tibalah malam yang ditunggu-tunggu. Malam pentas seni terakhir dan pengumuman serta penganugrahan tropi dan hadiah lomba. Malam itu semua peserta dan pendamping berkumpul di ruang utama. Acara di kemas dengan penuh pecahayaan dan tata panggung yang luar biasa. Akhirnya pengumuman pemenangpun disampaikan satu demi satu mulai dari juara harapan. Antara optimis dan pesimis kami menunggu pengumuman. Semua kejuaraan sudah diumumkan kecuali Juara Pertama. Kesabaran kami diuji. "Pletak, doorrrrr",suara dari panggung bersamaan pengumuman Juara Pertama. Hampir semua peserta menutup telinganya. " Juara 1 Festival Penggalang Ceria diraih oleh Regu Melati Dari SD N Lempuyangwangi Daerah Istimewa Yogyakarta", suara pembawa acara disambut tepuk tangan dari semua peserta. "Alhamdulillah, kita dapat Rp30.000.000,00",teriak Damai dan kawan-kawan. Penyerahan hadiah disampaikan oleh Direktur Pembinaan SD Kemdikbud RI.

Squad Festival Penggalang Ceria 2019 dari SD N Lempuyangwangi berpose di depan pintu keberangkatan Bandara Internasional Adi Sucipto Yogyakarta
Tulisan tersebut telah dibukukan dalam buku antologi Cermin = cerita mini inspiratif yang diterbitkan oleh Dompet Duafa

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image