Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Faika Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiah

Kuliner Blok M: Antara Rasa, Kenangan, dan Perubahan Zaman

Kuliner | 2025-12-27 23:09:01

Blok M bukan sekadar simpul transportasi atau kawasan niaga di Jakarta Selatan. Lebih dari itu, Blok M adalah ruang hidup yang menyimpan beragam cerita, salah satunya melalui kuliner. Di kawasan ini, makanan tidak hanya berfungsi mengenyangkan perut, tetapi juga merawat ingatan dan menandai perubahan zaman.

Sejak puluhan tahun lalu, Blok M telah dikenal sebagai destinasi kuliner yang merakyat. Dari gerobak kaki lima, warung tenda, hingga rumah makan legendaris, semuanya tumbuh berdampingan. Banyak orang datang ke Blok M bukan semata mencari rasa baru, tetapi justru ingin mengulang rasa lama—rasa yang mengingatkan pada masa sekolah, kuliah, atau awal merantau di Jakarta.

Kuliner legendaris di Blok M menjadi saksi perjalanan waktu. Ada yang bertahan dengan resep yang nyaris tak berubah, ada pula yang beradaptasi mengikuti selera generasi baru. Menariknya, perubahan tersebut tidak selalu menghilangkan nilai nostalgia. Justru di situlah letak kekuatan kuliner Blok M: mampu menjembatani masa lalu dan masa kini dalam satu piring sajian.

Di sisi lain, Blok M juga menunjukkan wajah kuliner yang dinamis. Kehadiran kafe modern, kedai bertema luar negeri, hingga makanan viral di media sosial menandai perubahan pola konsumsi masyarakat urban. Anak muda kini menjadikan Blok M sebagai ruang nongkrong, tempat bekerja, bahkan lokasi konten digital. Kuliner tak lagi sekadar soal rasa, tetapi juga pengalaman dan visual.

Namun, perubahan zaman tidak selalu berjalan mulus. Modernisasi kerap menghadirkan tantangan bagi pelaku kuliner kecil dan tradisional. Persaingan dengan usaha bermodal besar, kenaikan harga sewa, hingga perubahan selera konsumen menjadi realitas yang tak terhindarkan. Meski begitu, banyak pelaku UMKM kuliner di Blok M yang tetap bertahan dengan mengandalkan kualitas rasa, loyalitas pelanggan, dan kemampuan beradaptasi.

Kuliner Blok M pada akhirnya mencerminkan kehidupan kota itu sendiri: padat, beragam, dan terus bergerak. Di satu sisi, kita melihat romantisme masa lalu yang dijaga lewat resep dan cerita. Di sisi lain, ada semangat pembaruan yang menjawab kebutuhan zaman. Keduanya bertemu dalam ruang yang sama, menciptakan harmoni yang khas.

Bagi sebagian orang, makan di Blok M adalah perjalanan emosional. Satu suapan bisa membawa ingatan pada obrolan lama, tawa bersama teman, atau masa ketika hidup terasa lebih sederhana. Di tengah hiruk-pikuk kota, pengalaman semacam ini menjadi sesuatu yang berharga.

Kuliner Blok M juga menunjukkan bahwa identitas kota tidak hanya dibangun oleh gedung tinggi atau pusat perbelanjaan, tetapi oleh interaksi manusia dan kebiasaan sehari-hari. Makanan menjadi medium yang menghubungkan individu dengan ruang, sejarah, dan komunitasnya.

Pada akhirnya, Blok M akan terus berubah, sebagaimana kota selalu bergerak mengikuti waktu. Namun selama rasa dan kenangan masih dijaga, kuliner Blok M akan tetap memiliki tempat di hati warganya. Ia bukan hanya tentang apa yang dimakan, tetapi tentang cerita yang hidup di setiap sudutnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image