Jerit Akar dari Balik Meja Penguasa
Sastra | 2025-12-24 20:52:49
Di jantung hutan tropis, zamrud khatulistiwa memucat bukan karena kemarau, tapi karena rakus teramat tamak
Raksasa hijau yang mendiami rimba ratusan tahun lamanya, kini bersujud paksa, dicabut dari rahim buminya...
Lihatlah, Tuan! Tubuh-tubuh kayu itu tak mati karena hama, mereka tewas oleh tajamnya tanda tangan penguasa di gedung tinggi, di balik meja sonokeling yang kinclong berkilau
Nasib hutan ditentukan oleh selera para pemain dari balik meja penguasa...
Mereka yang berseragam dinas tapi berjiwa pedagang, menakar oksigen dengan kurs uang yang mengambang, dahan-dahan dipenggal bukan oleh kapak penebang, melainkan oleh stempel izin yang diam-diam dilelang...
Daun-daun layu sebelum sempat memeluk pagi terusir oleh deru mesin dan ambisi yang tinggi...
Deforestasi bukan sekadar hilangnya pohon-pohon, tapi runtuhnya benteng terakhir sebelum bencana memohon...
Lalu, saat banjir bah membasuh beranda rakyat dan tanah longsor menimbun mimpi yang sekarat...
Para tuan berdasi sibuk memoles citra di layar kaca, sembari menghitung laba di atas air mata yang kita baca
Paru-paru bumi telah mereka gadai demi emas meninggalkan sesak, memanen tangis yang membengkak...
Makassar, 24 Desember 2025
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
