Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Salsabila Agustina

Etika dalam Kesehatan Digital dan Kecerdasan Buatan: Menjaga Kemanusiaan di Tengah Inovasi

Eduaksi | 2025-12-16 19:40:42

Transformasi digital di bidang kesehatan berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kehadiran telemedicine, rekam medis elektronik (Electronic Medical Record/EMR), dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah mengubah cara pelayanan kesehatan diberikan. Teknologi ini menawarkan efisiensi, kemudahan akses, serta peningkatan kualitas layanan medis. Namun, di balik berbagai manfaat tersebut, muncul tantangan etika yang perlu mendapat perhatian serius.

Salah satu persoalan utama dalam kesehatan digital adalah perlindungan privasi dan keamanan data pasien. Informasi kesehatan merupakan data yang sangat sensitif dan bersifat personal. Ketika sistem digital tidak dikelola dengan baik, risiko kebocoran dan penyalahgunaan data menjadi sangat besar. Kasus kebocoran data peserta BPJS Kesehatan menjadi pengingat bahwa transformasi digital tanpa tata kelola yang baik dapat meruntuhkan kepercayaan publik terhadap institusi kesehatan.

Selain masalah keamanan data, penggunaan AI dalam pelayanan kesehatan juga menimbulkan dilema etika. Sistem AI bekerja berdasarkan data yang tersedia. Jika data yang digunakan tidak akurat atau bias, maka keputusan yang dihasilkan berpotensi keliru dan merugikan pasien. Oleh karena itu, AI seharusnya diposisikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan, bukan pengganti peran tenaga kesehatan. Transparansi dan pengawasan manusia tetap menjadi bagian penting dalam penggunaan teknologi ini.

Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah berkurangnya unsur kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan. Interaksi langsung antara tenaga medis dan pasien memiliki peran besar dalam proses penyembuhan, terutama dari sisi empati dan komunikasi. Ketergantungan berlebihan pada teknologi berisiko mengurangi sentuhan langsung tenaga kesehatan dalam praktik medis. Selain itu, ketimpangan akses terhadap teknologi kesehatan digital juga masih terjadi, terutama antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil, sehingga menimbulkan ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, etika profesional kesehatan memegang peranan utama. Prinsip beneficence (berbuat baik), non-maleficence (tidak merugikan), autonomy (menghormati hak pasien), dan justice (keadilan) harus tetap menjadi landasan dalam setiap pemanfaatan teknologi digital. Penguatan literasi digital bagi tenaga kesehatan, pemeriksaan keamanan data secara berkala, serta penerapan regulasi perlindungan data yang tegas merupakan langkah penting untuk memastikan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.

Pada akhirnya, keberhasilan transformasi digital di bidang kesehatan tidak hanya diukur dari kecanggihan teknologi yang digunakan, tetapi juga dari sejauh mana nilai-nilai etika dan kemanusiaan tetap dijaga. Teknologi seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, bukan sebaliknya. Dengan komitmen etis yang kuat, kesehatan digital dan AI dapat berkembang secara berkelanjutan serta tetap berorientasi pada keselamatan pasien.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image