9 Keutamaan Silahturahmi dalam Perspektif Islam
Agama | 2022-03-11 20:06:00Beberapa pekan lagi kita sebagai umat muslim akan melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, jika kita hitung bersama maka 22 hari di hitung mundur dari sekarang yakni hari Jum'at tgl 11 Maret 2022.
Jatuhnya puasa tahun ini ialah pada tanggal 2 April - 2 Mei 2022. Sebelum kita puasa, Yuk..simak materi yang akan saya sajikan.
9 Keutamaan Menjaga Silaturahmi dalam Islam.
1. Menjaga silaturahmi dalam Islam dapat menjauhkan seorang hamba dari neraka.
Agama Islam mengatur hubungan antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya. Rasulullah SAW bersabda:
"Tak akan masuk surga pemutus tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).
menjaga silaturahmi yang menegaskan bahwa keseimbangan bumi sangat bergantung dengan hubungan penghuninya.
2. Dijauhkan dari Neraka
Sebagaimana dalam salah satu hadis yang menjelaskan keutamaan menjaga silaturahmi dalam Islam berikut ini, yang artinya: "Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi." (HR Bukhari dan Muslim). Seseorang muslim yang menjalin kembali tali silaturahmi maka akan dijauhkan dari neraka
3. Dekat dengan Allah SWT
Dalam hadis keutamaan menjaga silaturahmi dalam Islam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:
"Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: "Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?" Ia menjawab: iya. Dia berfirman: "Itulah untukmu."
4. Dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki.
Dalam ilmu sosiologi orang yang sering berinteraksi dengan orang lain maka dalam kehidupannya akan bahagia, dan akan terhindar dari penyakit insecure
Di lain sisi mengunjungi anggota keluarga dan sanak saudara merupakan salah satu cara untuk menciptakan kerukunan dan keharmonisan.
5. Menjaga Keharmonisan
Momentum saling memaafkan saat bersilaturahmi dapat membuat hubungan menjadi rukun. Pasalnya setiap manusia tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan dosa, sehingga sudah barang tentu seseorang akan minta maaf dan saling memaafkan
6. Dimuliakan di Dunia dan Akhirat Menjadikan seorang hamba makhluk yang dimuliakan. Menyambung silaturahmi dengan orang yang telah memutuskan tali silaturahmi merupakan akhlak terpuji yang dicintai oleh Allah.
7. Menyehatkan Mental
Menurut Prof. Dr. Hj. Zakiah Darajat "Kesehatan seseorang yakni bisa dilihat dari kesehatan mentalnya dengan cara berinteraksi" Menghadirkan kembali rasa bahagia dan perasaan positif, baik untuk kesehatan mental seseorang. Maka dari itu, keutamaan menjaga silaturahmi dalam Islam ini patut dijaga. Tak hanya ke saudara dan sanak keluarga saja, tapi juga ke para sahabat, teman, hingga orang-orang yang lama tak dijumpai.
8. Memperluas Ukhuwah Islamiyah Di tanah air tercinta, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan itu adalah anugerah yang diberikan Allah SWT. Perbedaan agama tidak bisa dijadikan alasan untuk kita saling membenci dan menjauh satu sama lainnya. Rasulullah bersabda Artinya: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahim. (HR. Bukhari Muslim)
9. Menambah Ilmu Ilmu dari keutamaan menjaga silaturahmi dalam Islam ini bisa didapat melalui cerita, pengalaman hidup, bahkan pengetahuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Kerabat atau sanak saudara bisa dijadikan sebagai seseorang yang dapat membantu kita untuk menambah ilmu.
Saat silaturahmi terjalin, tentu berbagai ilmu pun akan tercurah satu sama lain. Hal ini bisa menambah ilmu pengetahuan, wawasan bahkan cerita pengalaman hidup saat ini.
Mari perbaiki silahturahmi kita mulai hari ini. :)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.