Ainna Raihana Hanifah
Mendesak Upaya Serius untuk Mengatasi Pembajakan Buku
Sastra | 2025-12-12 08:04:00
Keresahan sekaligus seruan kepada berbagai pihak mengenai maraknya pembajakan buku di Indonesia. Sebagai pembaca sekaligus pendukung gerakan literasi, saya melihat praktik ini semakin mengkhawatirkan, baik di platform daring maupun penjualan fisik di berbagai kota.
Pembajakan buku bukan hanya merugikan penulis dan penerbit, tetapi juga melemahkan ekosistem literasi secara keseluruhan. Buku bajakan mengikis apresiasi terhadap karya, menghambat pendapatan kreator, dan menurunkan kualitas bacaan karena hasil cetaknya sering tidak layak.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pertama, penegakan hukum perlu diperketat, terutama terhadap pelaku yang melakukan penjualan dalam skala besar. Kedua, edukasi kepada masyarakat harus diperkuat, misalnya melalui kampanye publik tentang dampak pembajakan terhadap masa depan penulis dan industri penerbitan. Ketiga, penulis dan penerbit juga dapat mendorong solusi inovatif, seperti menyediakan versi digital yang terjangkau, bundling menarik.
Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat. Pembaca seharusnya lebih kritis dan ikut berperan dengan memilih membeli buku asli serta melaporkan tautan atau akun yang menjual buku bajakan.
Harapannya pemerintah, penerbit, dan seluruh pembaca dapat bekerja sama untuk menghentikan praktik merugikan ini, sehingga ekosistem literasi di Indonesia bisa berkembang lebih sehat dan berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
