Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tsaqif Yodi

Menjaga Arah di Era FOMO: Refleksi Politik, Ekonomi, dan Budaya Anak Muda Indonesia

Trend | 2025-12-11 23:13:53

Di tengah derasnya perubahan zaman, Indonesia terus bergerak dalam arus dinamika politik, ekonomi, dan sosial budaya yang semakin kompleks. Perubahan itu sering kali terasa cepat, seolah hadir tanpa jeda. Namun sesungguhnya, setiap fenomena yang muncul hari ini tidak lahir dalam ruang kosong. Ia merupakan jejak panjang perjalanan bangsa bagian dari memori kolektif yang kita rawat bersama.

Kita hidup pada masa ketika teknologi, informasi, dan mobilitas sosial mampu menghubungkan banyak hal sekaligus masa lalu yang kita kenang, realitas yang kita hadapi, dan harapan masa depan yang ingin kita bangun. Melalui refleksi pengalaman pribadi dan observasi sosial sehari-hari, tulisan ini berupaya mengajak pembaca membaca ulang bagaimana politik, ekonomi, dan budaya mencerminkan denyut kehidupan masyarakat Indonesia hari ini.

Beberapa tahun terakhir, politik Indonesia sering dibayangi polarisasi. Media sosial mempercepat persebaran opini, tetapi sekaligus mempersempit ruang dialog. Namun di balik riuhnya perdebatan publik, ada geliat lain yang tak kalah penting yaitu tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk terlibat.

Di warung kopi, ruang keluarga, ataupun komunitas kecil, pembicaraan tentang politik tidak lagi sebatas soal figur, melainkan tentang harapan akan arah bangsa. Kehadiran generasi muda yang aktif dalam gerakan sosial dan ruang digital memberi warna baru dalam demokrasi. Mereka mungkin berbeda pendapat, tetapi keinginan mereka untuk memperbaiki keadaan tetap menjadi fondasi harapan.

Memori kolektif bangsa dari babak Reformasi hingga demokratisasi membentuk harapan baru. Politik Indonesia ke depan harus lebih terbuka, partisipatif, dan inklusif.

Pada tataran makro, isu ekonomi sering dibahas lewat angka, grafik, dan istilah teknis. Tetapi bagi masyarakat, ekonomi adalah persoalan sehari-hari: harga kebutuhan pokok, lapangan pekerjaan, pendapatan keluarga, dan cara bertahan hidup. Dalam konteks ini, saya melihat fenomena menarik tetapi sekaligus mengkhawatirkan di kalangan anak muda.

Beberapa tahun terakhir, banyak anak muda termasuk teman-teman saya sendiri berbondong-bondong mencoba peluang baru seperti saham dan terutama crypto. Mereka melihatnya sebagai jalan cepat menuju kebebasan finansial. Banyak di antara mereka yang masuk pasar hanya karena FOMO, karena melihat tren yang viral di media sosial, atau karena tergiur testimoni keuntungan instan.

Saya menyaksikan sendiri bagaimana beberapa teman membeli aset tanpa memahami risiko, tanpa belajar fundamental, bahkan tanpa mengerti cara kerja pasar itu sendiri. Dalam waktu singkat, keuntungan yang diharapkan berubah menjadi kerugian besar. Ada yang kehilangan tabungan kuliah, ada yang terpaksa menjual barang pribadi, dan ada pula yang mengalami tekanan mental karena merasa tertinggal.

Fenomena ini mengajarkan satu hal penting yaitu ekonomi modern menawarkan peluang besar, tetapi juga jebakan besar bagi mereka yang tidak siap secara pengetahuan. Ketangguhan ekonomi Indonesia bukan hanya terletak pada angka pertumbuhan, tetapi pada kemampuan masyarakat khususnya generasi muda untuk memahami risiko dan mengambil keputusan yang bijak.

Keberagaman budaya Indonesia adalah salah satu kekuatan terbesar bangsa. Namun budaya tidak pernah statis, ia bergerak mengikuti arus zaman. Anak muda mengenakan pakaian tradisional untuk acara penting, tetapi juga aktif dalam ruang digital dengan identitas global. Desa-desa wisata tumbuh, memadukan kearifan lokal dengan kebutuhan pasar modern.

Ketika kita menggabungkan dinamika politik, ekonomi, dan budaya, tampak bahwa ketiganya terhubung seperti anyaman kain yang saling menguatkan. Masa depan Indonesia tidak hanya dibentuk oleh kebijakan strategis pemerintah, tetapi juga oleh sikap, pilihan, dan pemaknaan masyarakat.

Fenomena FOMO investasi di kalangan anak muda, misalnya, bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga persoalan budaya konsumsi, tekanan sosial, dan cara melihat masa depan. Di sinilah pentingnya membangun kesadaran kolektif, bahwa perubahan zaman harus dihadapi bukan dengan kegelisahan, tetapi dengan pengetahuan, ketenangan, dan kebijaksanaan. Memori kolektif bangsa harus menjadi kompas agar kita tidak terjebak euforia sesaat seperti fenomena FOMO investasi, dan tetap melangkah dengan visi jangka panjang.

Oleh: Muhammad Tsaqif Yodiputra

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image