Memahami Kalimat Efektif: Contoh, Dampak Penggunaannya, dan Tips Praktis Untuk Mahasiswa
Sastra | 2025-12-11 19:45:02Di era digital ini, kegiatan menulis menjadi bagian dari keseharian seorang mahasiswa. Mulai dari catatan kuliah, mengisi tugas melalui media online, hingga menulis caption di media sosial. Namun, dibalik rutinitas ini ada masalah mulai tampak jelas, banyak mahasiswa yang menulis tanpa memperhatikan kalimat efektif. Akibatnya, pesan yang ingin disampaikan tidak tersampaikan dengan utuh, justru menimbulkan kebingungan.
1. Pengertian kalimat efektif dan perannya
Kalimat efektif adalah kalimat yang jelas, tidak bertele-tele dan langsung pada inti maknanya. Syarat dasar dalam kalimat efektif yakni terdapat subjek dan predikat, kejelasan makna, serta alur yang logis.
Kegunaannya dalam dunia akademik sangat penting, terutama bagi mahasiswa. Diantaranya guna menghindari kesalahpahaman, mempermudah penyusunan makalah atau laporan, menyampaikan ide dengan lebih jelas, serta menunjukkan penguasaan Bahasa Indonesia yang baik.
2. Mengapa kalimat efektif semakin jarang digunakan?
- Kebiasaan mengetik/menulis cepat di media sosial.
- Minimnya paparan terhadap tulisan ilmiah.
- Anggapan salah bahwa kalimat panjang akan terlihat lebih profesional.
- Kurang memahami struktur dasar kalimat.
3. Contoh kalimat tidak efektif:
- Tidak adanya subjek atau predikat: "Di sekolah setiap hari" kalimat tersebut tidak ada kejelasan siapa dan melakukan apa.
- Kalimat bertele-tele: "Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dosen memberikan tugas agar dapat dipelajari kembali di rumah supaya mahasiswa bisa memahami materi" terlalu panjang dan repetitif.
- Kalimat tidak logis: "Dia berlari pelan-pelan" kata berlari sendiri sudah bermakna cepat.
- Kalimat ambigu: "Dia sedang beruang" bisa menjadi ber-uang atau hewan beruang.
4. Dampak jika tidak memperhatikan kalimat efektif
- Gagasan sulit dipahami oleh pembaca.
- Menurunkan kualitas penulisan akademik.
- Merepresentasikan cara berpikir yang tidak terstruktur.
- Mempengaruhi kemampuan komunikasi profesional.
5. Cara untuk memperbaiki kalimat:
Perbaikan tidak harus terjadi secara drastis. Berikut beberpa langkah yang cukup untuk membuat tulisan menjadi lebih efektif:
- Gunakan pola kalimat sederhana: mulai dengan struktur S-P atau S-P-O agar kalimat lebih jelas.
- Hindari kalimat terlalu panjang: jika kalimat terlalu panjang, pecah menjadi dua kalimat.
- Gunakan kata yang tepat dan seperlunya: hindari kalimat yang tidak perlu dan berulang.
- Periksa kalimat yang berpotensi ambigu: pastikan pembaca tidak menafsirkan kalimat ke arah lain.
- Biasakan membaca ulang kalimat: hal ini dapat membuat penulis lebih memahami bagaimana jika tulisannya dibaca oleh orang lain.
Kalimat efektif bukan sekadar aturan berbahasa, tetapi juga menjadi fondasi dalam berkomunikasi baik dari lisan maupun tulisan. Di tengah arus informasi digital, justru semakin penting bagi mahasiswa dalam memahami struktur kalimat sehingga menciptakan suatu kalimat yang jelas dan bermakna. Kemampuan menulis yang baik juga dapat melatih kita untuk membentuk kebiasaan komunikasi yang logis dan terstruktur.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
