Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Yazid

Hidup Bukan Lomba Siapa Paling Sibuk: Seni Mengerjakan Sedikit Hal, Tapi Bermakna

Gaya Hidup | 2025-12-11 15:21:14
Menemukan makna dalam hidup seringkali membutuhkan keberanian untuk berhenti sejenak dari kesibukan, menjernihkan pikiran, dan fokus pada apa yang benar-benar penting. Foto: Unsplash/Vincent Ghilione

Pernahkah Anda merasa sudah berlari kencang seharian, tapi rasanya tidak sampai ke mana-mana?

Bangun pagi, langsung cek notifikasi, rapat back-to-back, membalas puluhan pesan, hingga lembur sampai malam. Keringat bercucuran, energi terkuras habis. Tapi saat merebahkan kepala di bantal, ada satu pertanyaan yang mengganjal:

"Hari ini, apa sih yang sebenarnya sudah saya capai?"

Kita hidup di zaman yang aneh. Kita sering menganggap "sibuk" sebagai lencana kehormatan. Kalau pulang cepat, rasanya bersalah. Kalau jadwal kosong, rasanya tidak produktif.

Padahal, sibuk dan produktif itu dua hal yang sangat berbeda. Seringkali, kesibukan hanyalah bentuk kemalasan—malas untuk memilih mana yang benar-benar penting.

Jebakan "Produktivitas Semu" Ada sebuah prinsip kehidupan yang menarik, namanya Aturan 80/20 (Prinsip Pareto).

Sederhananya begini: 80% hasil dalam hidup kita, biasanya datang hanya dari 20% tindakan kita.

Bayangkan lemari baju Anda. Penuh sesak, kan? Tapi coba jujur, dari ratusan baju itu, berapa potong yang benar-benar sering Anda pakai? Paling hanya 20%-nya saja. Sisanya? Hanya memenuhi ruang dan bikin pusing saat memilih.

Begitu juga dengan pekerjaan dan aktivitas kita. Sebagian besar hal yang membuat kita "sibuk" hari ini—rapat tanpa agenda jelas, berdebat di grup WhatsApp, menyempurnakan hal yang tidak perlu—sebenarnya adalah "sampah waktu". Dampaknya kecil sekali untuk masa depan kita.

Seni Menjadi "Tega" Hidup yang bermakna tidak diraih dengan mengerjakan semuanya. Justru sebaliknya, hidup menjadi tenang dan bermakna ketika kita berani memangkas hal-hal yang tidak perlu.

Menerapkan pola hidup 80/20 berarti belajar seni menjadi "tega".

Tega bilang "Tidak" pada ajakan yang hanya membuang energi.

Tega untuk tidak terlihat sibuk demi bisa berpikir jernih.

Tega memilih satu atau dua prioritas utama hari ini, dan mengabaikan gangguan lainnya.

Mungkin terdengar egois, tapi ini adalah bentuk pertahanan diri. Energi kita terbatas. Kalau kita habiskan untuk hal-hal remeh (yang 80%), kita tidak akan punya tenaga tersisa untuk hal-hal yang benar-benar mengubah hidup kita (yang 20%).

Lebih Sedikit, Lebih Baik Menjadi produktif bukan berarti menambah jam kerja atau memadatkan jadwal. Produktivitas sejati adalah tentang eliminasi.

Coba cek agenda Anda hari ini. Mana satu atau dua hal yang jika diselesaikan, akan membuat Anda merasa puas dan bangga? Fokuslah di situ. Kerjakan itu dengan sepenuh hati.

Berhentilah merasa bersalah jika Anda tidak terlihat sibuk. Hidup bukan lomba lari siapa yang paling berkeringat.

Pada akhirnya, hidup bukan tentang seberapa banyak yang kita kerjakan, tapi seberapa besar makna dari apa yang kita selesaikan. Lebih baik mengerjakan sedikit hal tapi tuntas dan berdampak, daripada mengerjakan segalanya tapi setengah-setengah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image