Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kholifatunnisa Assholihah

Tak Sekedar Ahli Bahasa: Peran Penerjemah dalam Sastra

Pendidikan dan Literasi | 2025-12-08 23:24:17
https://pixabay.com/id/photos/buku-tumpukan-toko-buku-1163695/

Menurut Gifford (1993: 138), sastra terjemahan selalu menjadi tantangan utama dalam studi sastra bandingan. Walaupun istilah "terjemahan" terdengar lebih halus daripada "plagiat" dan "epigon", karya semacam itu sering dianggap kurang berharga dibandingkan karya sastra orisinal.

Terjemahan bukan proses yang sederhana dan otomatis, melainkan kegiatan yang melibatkan penafsiran. Seorang penerjemah perlu mengerti tidak hanya bahasa asalnya, tapi juga latar belakang budaya, sejarah, dan kehidupan sosial yang membentuk karya sastra itu. Setiap pilihan yang dibuat penerjemah, seperti memilih kata atau mengubah susunan kalimat, menunjukkan cara pandang pribadinya terhadap teks asli.

Terjemahan memainkan peran penting dalam studi sastra bandingan, karena memungkinkan karya sastra melewati batasan bahasa dan budaya. Sebagai proses penafsiran dan pemindahan nilai budaya, terjemahan membuka kesempatan untuk memahami lebih dalam kerumitan serta perubahan dalam hubungan sastra antar budaya.

Meski begitu, kita harus ingat bahwa terjemahan juga bisa menjadi sarana kekuasaan, yang dipakai untuk menguasai atau justru menentang. Karena itu, pemeriksaan kritis terhadap terjemahan sangat diperlukan agar kita bisa mengerti bagaimana karya sastra berhubungan dengan dunia yang lebih besar.

Daftar Pustaka:

Endraswara, Suwardi. 2014. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Bukupop.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image