Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ridwan Rizkyanto

Mau Pilih Kopi atau Teh? Alternatif Minuman berbasis Plant Based Food

Kuliner | 2025-12-08 17:48:13

Oleh Ridwan Rizkyanto

Dosen Universitas Andalas

Dalam beberapa tahun terakhir, tren konsumsi minuman di masyarakat mengalami perubahan yang cukup signifikan. Kopi dan the dua minuman paling populer sepanjang sejarah tetap menjadi pilihan utama, namun kini keduanya hadir dalam bentuk, varian, dan pengalaman yang jauh lebih dinamis dibanding sebelumnya. Generasi muda dan pekerja urban tidak lagi mengonsumsi kopi atau teh hanya sebagai kebutuhan rutin, tetapi sebagai bagian dari gaya hidup, ekspresi diri, bahkan identitas sosial. Industri minuman pun merespons tren ini dengan menciptakan berbagai varian baru seperti cold brew, milk tea, matcha latte, hingga kopi susu gula aren yang mendominasi pasar lokal dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kebutuhan konsumen yang semakin beragam, pertanyaan sederhana “pilih kopi atau teh?” kini tak lagi sesederhana dulu.

Kopi dikenal luas sebagai minuman yang kaya cita rasa dan memiliki efek stimulasi kuat berkat kandungan kafeinnya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam jumlah moderat dapat memberikan manfaat kesehatan seperti peningkatan fokus, kewaspadaan, dan bahkan menurunkan risiko beberapa penyakit kronis. Selain itu, budaya kedai kopi yang terus berkembang menjadikan kopi bukan sekadar minuman, tetapi ruang sosial yang mempertemukan kreativitas, bisnis, dan komunitas. Namun, tingginya konsumsi kopi juga perlu diimbangi dengan pemahaman tentang batas aman konsumsi kafein, terutama bagi individu yang sensitif atau memiliki masalah kesehatan tertentu seperti gangguan tidur atau kecemasan.

Di sisi lain, teh menawarkan alternatif yang lebih lembut namun tetap kaya manfaat. Kandungan antioksidan seperti katekin pada teh hijau dan polifenol pada teh hitam telah lama dikaitkan dengan peningkatan kesehatan jantung, metabolisme, dan sistem imun. Dengan kandungan kafein yang lebih rendah, teh juga menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin tetap merasa segar tanpa efek stimulasi berlebihan. Varian teh seperti matcha, hojicha, oolong, dan teh herbal terus mengalami peningkatan popularitas, terutama di kalangan konsumen yang mencari minuman sehat yang mudah diintegrasikan ke dalam gaya hidup sehari-hari.

Meski kopi dan teh tetap menjadi dua pilihan utama, tren minuman alternatif kini mulai berkembang pesat. Kombucha, misalnya, hadir sebagai minuman fermentasi kaya probiotik yang mendukung kesehatan pencernaan. Minuman berbasis tanaman seperti oat latte atau soy latte juga semakin diminati, baik karena alasan kesehatan maupun keberlanjutan lingkungan. Konsumen urban yang semakin sadar pada isu kesehatan dan etika produksi cenderung memilih minuman rendah gula, berbahan alami, dan ramah lingkungan. Kehadiran alternatif ini tidak menggantikan kopi dan teh, tetapi memperluas pilihan sesuai kebutuhan dan nilai personal masing-masing individu.

Pada akhirnya, memilih antara kopi atau the atau bahkan minuman alternatif lainnya kembali pada preferensi, gaya hidup, dan kebutuhan kesehatan setiap individu. Kopi memberikan energi dan pengalaman rasa yang kompleks, sementara teh menawarkan ketenangan dan manfaat antioksidan. Minuman alternatif hadir sebagai penyegar tren yang semakin memperkaya pilihan konsumen. Bagi industri, memahami perubahan perilaku ini adalah kunci untuk menghadirkan produk inovatif yang relevan dengan pasar. Bagi konsumen, memahami karakteristik tiap minuman membantu membuat pilihan yang lebih bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.

Daftar Referensi

Poole, R., Kennedy, O. J., Roderick, P., Fallowfield, J. A., Hayes, P., & Parkes, J. (2017). Coffee consumption and health: umbrella review of meta-analyses of multiple health outcomes. BMJ, 359, j5024.

Hodgson, J. M., & Croft, K. D. (2010). Tea flavonoids and cardiovascular health. Molecular Aspects of Medicine, 31(6), 495–502.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image