Fenomena Perubahan Gaya Hidup Generasi Muda di Era Digital
Gaya Hidup | 2025-12-07 22:50:50Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan pada gaya hidup
generasi muda masa kini. Jika beberapa dekade lalu kehidupan kaum muda identik dengan
interaksi tatap muka dan aktivitas fisik di ruang publik, maka saat ini penggunaan teknologi,
seperti ponsel pintar dan media sosial, hampir tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Fenomena ini memunculkan berbagai tantangan dan peluang yang mempengaruhi pola pikir,
kebiasaan konsumsi, hingga cara generasi muda membangun identitas sosial.
Dominasi Gaya Hidup Digital
Generasi muda kini membangun identitas diri tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia
maya. Melalui media sosial, mereka menunjukkan minat, aktivitas, bahkan preferensi
konsumsi kepada publik. Aktivitas belanja, hiburan, hingga edukasi makin banyak dilakukan
secara online. Fitur-fitur baru di aplikasi seperti TikTok Shop dan konten influencer menjadi
pemicu konsumsi impulsif dan munculnya istilah “racun TikTok”—produk yang dibeli
karena trend, bukan kebutuhan riil.
Gaya Hidup Konsumtif dan Tekanan Sosial
Globalisasi dan arus informasi yang begitu cepat mendorong generasi muda untuk mengikuti
tren terkini demi mendapat pengakuan sosial. Keberadaan marketplace, kemudahan promo,
dan algoritma media sosial membuat keputusan membeli barang seringkali dipengaruhi
emosi, bukan kebutuhan. Ini mengarah pada pergeseran pola konsumsi dari konsumsi
rasional menjadi konsumsi impulsif. Fenomena ini diperkuat oleh paparan konten viral dan
ulasan produk oleh influencer.
Dampak Positif dan Negatif
Digitalisasi memberikan kemudahan akses informasi, peluang kreatif seperti monetisasi, dan
membangun jejaring tanpa batas geografis. Namun, ada pula risiko: maraknya konsumsi
berlebihan, penurunan literasi keuangan, hingga munculnya kecemasan sosial akibat tekanan
dari eksistensi digital. Selain itu, makin tipisnya batas antara dunia maya dan dunia nyata
membuat generasi muda rentan “kehilangan” nilai-nilai lokal serta mudah terpengaruh
budaya global yang mengedepankan simbol status, bukan fungsionalitas produk.
Refleksi dan Tantangan
Perubahan gaya hidup ini membawa konsekuensi pada pola pikir, interaksi, bahkan kesehatan
mental generasi muda. Dibutuhkan literasi digital dan edukasi konsumsi sehat agar generasimuda tidak hanya menjadi pengikut tren, namun juga mampu memilah nilai-nilai positif yang
bisa memperkuat identitas diri di era digital.
Perubahan gaya hidup generasi muda merupakan keniscayaan di tengah laju inovasi
teknologi dan globalisasi. Namun, kesadaran akan pentingnya literasi digital, pengelolaan
konsumsi yang bijak, serta upaya menjaga nilai-nilai lokal tetap diperlukan agar generasi
muda dapat memanfaatkan peluang zaman tanpa kehilangan jati diri. Mahasiswa dan institusi
pendidikan memiliki peran penting dalam mengedukasi serta memfasilitasi transformasi
menuju gaya hidup yang sehat, produktif, dan berkarakter.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
