Kasus DBD 2025: Bagaimana Sistem Pengendalian di Indonesia?
Edukasi | 2025-12-07 15:51:57
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2025 di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2024. Namun meski begitu dilihat dari Data Kementerian Kesehatan sampai Oktober 2025 menunjukkan adanya 131.393 kasus yang dimana 544 diantaranya meninggal dunia. Angka ini kebanyakan anak-anak dan usia produktif yang menjadi korban.
Data diatas menyumbang angka sebesar 7,3% dengan 17,1% terhadap kematian bagi Indonesia terhadap kasus DBD global. Pada Banyuwangi yang menjadi salah satu kabupaten di Jawa Timur, juga menjadi salah satu tempat erkena ancaman DBD. Hal ini dikarenakan kendala yang terjadi di beberapa daerah seperti kurangnya surveilans, fogging pada saat kasus naik, dan edukasi masyarakat yang kurang. Beberapa warga menganggap demam awal DBD sebagai demam biasa sehingga penanganan terlambat dan kondisi semakin memburuk.
Musim hujan sering menjadi alasan dalam lonjakan DBD, karena adanya peningkatan tempat berkembangbiak nyamuk. Selain itu diperparah dengan adanya pemukiman padat yang meningkatkan penularan. Pengabaian terhadap sanitasi dan kebersihan lingkungan masih menjadi tugas bersama dalam memerangi kasus DBD.
Apa Rencana Pemerintah?
Kemenkes mengusulkan adanya program Rencana Aksi Nasional (RAN) Dengue 2026-2030 dengan target Zero Death Dengue. Namun dengan adanya kendala yang tidak segera diselesaikan, program ini menjadi tantangan tersendiri. Tanpa adanya komitmen konsisten, anggaran memadai, dan koordinasi lintas sektor efektif membuat program menjadi masalah yang kompleks.
Selain program RAN, pemerintah mengenalkan Teknologi Wolbachia sebagai strategi pengendali DBD yang diyakini dapat mengurangi kemampuan nyamuk dalam menularkan virus Dengue. Pada pelaksanaannya saat ini masih belum merata dan terfokus pada beberapa kota. Namun metode ini diharapkan dapat menunjukkan hasil yang efektif dan dapat segera dilakukan diseluruh Indonesia. Namun perlu adanya kesadaran masyarakat, karena program ini sebagai inovasi pelengkap strategi yang sudah ada seperti 3M.
Maka dengan ini perlu adanya kesadaran semua pihak untuk menurunkan angka DBD. Pemerintah Pusat dapat mempercepat implementasi Wolbachia pada seluruh Indonesia. Pada Pemerintah Daerah dapat dengan memperbaiki sistem drainase dan sanitasi lingkungan di wilayah kerjanya. Untuk masyarakat dapat melaksanakan 3M plus dan mengenali gejala DBD yang jika terkena segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
