Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tsabitha Azura Soesanto

Stop Pengangguran Lulusan SMK! Vokasi Jadi Kunci Daya Saing Bangsa.

Sekolah | 2025-12-04 10:22:13
Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Surabaya - Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto kini memproyeksikan pendidikan vokasi sebagai salah satu kebijakan utama. Kebijakan ini dirancang untuk mengatasi isu mendasar yang kronis di Indonesia, yaitu tingginya angka pengangguran di kalangan generasi muda dan disparitas kompetensi (skill gap) lulusan terhadap ekspektasi pasar. Kebijakan ini didesain sebagai instrumen utama untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Penguatan kualitas pendidikan kejuruan (yang menekankan aspek praktik sesuai keahlian) merupakan langkah wajib bagi negara saat ini. Tujuannya untuk mereduksi angka kemiskinan sekaligus menggenjot keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mampu berkompetisi di kancah global. Output yang ditargetkan jelas, untuk menghasilkan talent yang benar-benar berkompeten dan siap kerja, bukan sekadar menghasilkan lulusan yang memegang formalitas ijazah saja.

Bukti Konkret dan Nilai Tambah bagi Industri (DUDI)
Data terbaru mengindikasikan bahwa lebih dari 70% lulusan vokasi yang terintegrasi dengan industri berhasil memperoleh pekerjaan dalam waktu enam bulan setelah kelulusan. Capaian ini menjadi bukti bahwa model pendidikan yang fokus pada praktik kerja nyata adalah formula yang paling tepat untuk menciptakan SDM yang siap pakai.
Lulusan vokasi juga memberikan nilai tambah ekonomi langsung bagi Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Fokus pada kompetensi membuat lulusan vokasi membutuhkan waktu adaptasi yang sangat minim di tempat kerja. Hal ini memungkinkan perusahaan menghemat biaya re-training dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja lebih cepat dibandingkan perekrutan dari jalur pendidikan umum.

Kunci Keberhasilan: Optimalisasi Teaching Factory dan
Link and Match.
Untuk memastikan keberhasilan ini dapat dinikmati secara merata, saat ini Kementerian Pendidikan sedang mengoptimalisasi alokasi anggaran untuk perluasan implementasi program Teaching Factory (sekolah model pabrik) dan memperkuat inisiatif link and match. Inisiatif link and match menuntut adanya sinergi terstruktur dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), khususnya dengan mendorong kemitraan di daerah-daerah baru demi pemerataan kualitas. Kemitraan yang terjalin inilah yang menjadi kunci utama untuk merekonstruksi kurikulum agar selaras dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga kompetensi lulusan dapat maksimal.

Vokasi Sebagai Aset Kompetitif Bangsa.
Kebijakan penguatan vokasi ini membawa manfaat bagi berbagai pemangku kepentingan. Bagi anak-anak muda dari keluarga kurang mampu, pendidikan vokasi menawarkan jalur cepat menuju pekerjaan dengan gaji yang layak. Dan bagi perusahaan, tersedianya supply tenaga kerja terampil dan siap pakai akan meningkatkan efisiensi operasional, akhirnya produk dalam negeri menjadi lebih kompetitif.

Pada intinya, penguatan pendidikan vokasi tidak boleh hanya menjadi wacana, melainkan sebuah keharusan yang segera dilakukan. Hanya dengan menjadikan konsep link and match sebagai prioritas, pemerintah dapat menjamin bahwa SDM Indonesia dapat bertransformasi menjadi aset yang kompetitif, alih-alih menjadi beban pengangguran bagi negara.


Ditulis oleh Tsabitha Azura Soesanto, Mahasiswi Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga.


Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image