Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hanifa Armadia

Apakah Hidup Kita Dikendalikan oleh Tren? Ketika Fear of Missing Out Menguasai Keputusan Kita

Gaya Hidup | 2025-12-02 23:12:08

Keinginan manusia kini tidak lagi lahir secara alami dari dalam diri. Ia sering kali terbentuk dari apa yang dilihat, dibicarakan, dan dirayakan oleh lingkungan sekitar. Ketika sesuatu dianggap populer, banyak orang merasa harus turut memilikinya, seolah nilai diri ikut ditentukan oleh seberapa selaras mereka dengan arus yang sedang berjalan. Dalam kondisi ini, pilihan pribadi perlahan berubah menjadi respons sosial.

Berbagai platform diramaikan oleh tren barang yang mendadak viral, mulai dari boneka edisi terbatas, sepatu kolaborasi, sampai barang kecil yang tiba-tiba ramai diburu. Tidak sedikit orang membelinya bukan karena kebutuhan, melainkan karena takut dianggap tertinggal. Ada yang rela membayar lebih mahal, ikut pre-order panjang, bahkan meminjam uang demi satu alasan sederhana: tidak ingin menjadi satu-satunya yang tidak ikut tren. Beginilah Fear Of Missing Out hadir di kehidupan sehari-hari, mendorong orang mengambil keputusan tanpa pikir panjang.

Fear of Missing Out atau FOMO adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa cemas, gelisah, atau tidak nyaman karena muncul kekhawatiran bahwa orang lain sedang menikmati pengalaman yang lebih menyenangkan, lebih penting, atau lebih bernilai dibanding dirinya. Perasaan ini tidak hanya muncul sebagai rasa iri biasa, melainkan sebagai tekanan emosional yang mendorong seseorang untuk ingin terus terlibat, mengetahui, dan mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Dalam situasi ini, individu merasa tertinggal apabila tidak ikut serta, sehingga muncul dorongan kuat untuk selalu “hadir”, baik secara fisik maupun sosial, dalam setiap peristiwa yang dianggap penting atau populer.

Munculnya FOMO tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor psikologis dan sosial yang membuat perasaan takut tertinggal ini semakin kuat, antara lain:

1. Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.

FOMO diperkuat oleh kebiasaan membandingkan kehidupan pribadi dengan pencapaian orang lain. Ketika seseorang lebih sering melihat keberhasilan, kebahagiaan, atau gaya hidup orang lain, muncul anggapan bahwa hidupnya sendiri kurang bermakna.

2. Gambaran ideal hidup yang dilebih-lebihkan.

Tidak adanya tolok ukur yang jelas tentang arti “cukup” membuat banyak orang merasa tertinggal, meskipun sebenarnya sudah berada dalam kondisi yang baik.

3. Minimnya kesadaran terhadap kebutuhan pribadi.

FOMO semakin kuat ketika seseorang tidak mengenali apa yang benar-benar ia butuhkan. Akibatnya, keinginan orang lain dengan mudah diambil alih sebagai tujuan pribadi.

Setelah berbagai faktor pemicu FOMO dipahami, langkah berikutnya adalah menyoroti dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Mendorong perilaku impulsif tanpa pertimbangan matang.

2. Menumbuhkan kebiasaan membandingkan diri secara berlebihan.

3. Membuat keputusan lebih dipengaruhi emosi daripada logika.

4. Membuat seseorang susah merasa puas dan cukup.

Pada akhirnya, FOMO menunjukkan bahwa keputusan manusia tidak selalu lahir dari kebutuhan, tetapi sering dipengaruhi oleh tekanan lingkungan. Ketika tren dijadikan acuan utama, ruang untuk berpikir rasional menjadi semakin sempit. Karena itu, penting bagi setiap individu untuk membangun kesadaran diri dalam memilah mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang sekadar dorongan sesaat. Dengan begitu, tren dapat disikapi secara lebih bijak dan tidak lagi menjadi penentu utama arah hidup.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image