Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fiana Mulia Putri

Yang Penting Kuliah atau Kuliah Sesuai Passion? Dilema Gen Z Saat Ini

Pendidikan dan Literasi | 2025-11-29 17:24:30

Di Indonesia, kuliah dianggapkan sebagai suatu jembatan dalam menuju masa depan yang lebih cerah dibandingkan hanya dengan menempuh pendidikan hingga menengah atas saja. Seolah-olah, selama kita bisa masuk kampus, apapun jurusannya tidak masalah, yang penting kuliah. Namun, realitanya tidak semudah yang dibayangkan. Gen Z yang selalu update dengan informasi-informasi yang ada dan cita cita yang besar kini mengalami dilema yang rumit: apakah lebih memilih yang penting kuliah, apapun jurusannya tidak masalah atau kuliah sesuai passion walau akan ada resiko kuliah yang tertunda?

Pada tahun 2025, jumlah pendaftar SNBP dan SNBT mengalami peningkatan yang signifikan dengan persentase yang akan diterima tidak mencapai setengah dari pendaftarnya. Hal ini sangat memungkinkan banyak dari kalangan Gen Z tidak bisa berkuliah pada tahun ini. Dan hal ini juga membuat banyak orang yang berpikir seperti “yang penting tahun ini bisa kuliah” walaupun pilihannya tidak sesuai passion yang dimilikinya tanpa memikirkan resiko kedepannya bagaimana.

Banyak faktor yang membuat banyak orang berpikir begitu. Salah satunya adalah tekanan sosial. Di Indonesia, ternyata masih banyak orang tua yang belum secara penuh memahami pentingnya kuliah sesuai passion yang dimiliki anaknya. Terkadang mereka hanya memikirkan desas-desus tetangga seperti “Kok anak kamu ga kuliah?”, “Kok anak kamu belum dapet kampus sih?”. Selain itu, terkadang mereka juga hanya mempertimbangkan dari sisi prospek kerja kedepannya tanpa melihat passion yang dimiliki anaknya. Faktor ekonomi juga menjadi pertimbangan terkait persepsi “yang penting kuliah”, karena di era yang sekarang ini kebutuhan akan UKT, biaya hidup dan lain-lain seiring berjalannya waktu selalu meningkat yang membuat masyarakat dengan golongan menengah ke bawah lebih memilih yang penting kuliah.

Namun, di sisi lain, Gen Z yang dikenal memiliki karakter penjunjung tinggi passion dan bekerja sesuai minat. Bagi mereka kesuksesan bukan soal gaji yang besar, kekayaan yang melimpah dan lain-lain, melainkan kenyamanan dan kesenangan dalam menjalani profesi yang diemban. Jurusan bukan sekadar baris data di ijazah, tetapi awal arah hidup yang dipilih di usia yang sangat muda.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa seseorang yang belajar sesuai minat cenderung memiliki motivasi belajar lebih tinggi, ketekunan menghadapi kesulitan, kreativitas dan inovasi lebih berkembang serta risiko stres dan burnout lebih rendah. Dengan kata lain, jika seseorang melakukan sesuatu sesuai minatnya, suatu pekerjaan atau apapun itu akan dilakukan dengan lebih enjoy dan berpeluang untuk lebih cepat dan baik dalam pengerjaannya.

Akan tetapi, ada juga tantangan jika kita kuliah sesuai passion. Di era yang serba maju sekarang ini, tidak semua passion memiliki peluang kerja yang besar. Selain itu, banyak dari Gen Z saat ini yang tidak benar-benar mengenali apa passion yang mereka miliki. Terkadang ada orang yang baru benar-benar mengenali passionnya setelah mencoba, belajar dan mengalami banyak hal. Maka dari itu, tak jarang pula para mahasiswa yang merasa “kayaknya aku salah jurusan deh ” dan lain-lain. Fakta yang ditemui dilapangan tentang banyaknya mahasiswa yang pindah jurusan, mengulang semester, bahkan berhenti kuliah menunjukan bahwa masih banyak dari mereka yang belum benar-benar mengenali passionnya.

Jika dulu jurusan menentukan profesi, kini sudah berbeda. Kini seseorang bisa bekerja sebagai apapun sesuai keterampilan yang dimilikinya, yang berarti jalur karir kini sangat fleksibel. Dikatakan fleksibel dapat dilihat dari fakta yang ada dilapangan saat ini. Lulusan sastra bisa jadi pengusaha, lulusan IT bisa jadi konten kreator, lulusan Elektro bisa bekerja di perbankan. Salah satu contoh nyata yang ada yaitu banyak selebgram, Youtuber , dan lain-lain yang sukses dikarirnya yang tidak sejalan atau selaras dengan jurusannya.

Jadi harus pilih yang mana? Yang penting kuliah atau Kuliah sesuai passion? Kedua hal tersebut sebenarnya sama-sama penting dan bisa berjalan bersamaan. Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Sebelum menentukan pilihan sebaiknya kita harus mempertimbangkan antara apa yang kita suka, apa yang kita kuasai, apa prospek kerja yang ditawarkan kedepannya, serta faktor pendukung seperti lingkungan dan finansial yang dimiliki. Seperti contohnya Ketika kita menyukai sesuatu pada bidang seni, tetapi kita juga memiliki ketertarikan terhadap dunia digital. Maka, dengan pertimbangan dari segala sisi kita bisa mengambil jurusan desain komunikasi visual, multimedia dan lain-lain.

Akan tetapi, jika kita merasa jurusan yang kita pilih masih kurang sesuai passion maka masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengembangkannya. Hal-hal yang dapat kita lakukan dapat berupa mengikuti organisasi, mengambil pelatihan-pelatihan atau seminar diluar, mengikuti magang sesuai apa yang ingin diikuti, dan masih banyak lagi.

Dengan demikian, dilema yang dirasakan Gen z saat ini antara “yang penting kuliah” atau “kuliah sesuai passion” tidak memiliki jawaban tunggal yang membenarkan atau menyalahkan salah satunya. Setiap orang memiliki pertimbangannya masing-masing. Bagi sebagian orang mendapatkan kuliah cepat merupakan salah satu cara terbaik untuk mengamankan masa depan. Namun, Sebagian lain yang sudah memahami passion dalam dirinya, passion mungkin dapat menjadi pondasi karier yang lebih membahagiakan dan dalam jangka yang lebih panjang.

Namun, keduanya harus dapat dipahami bahwa perihal tersebut bukanlah hal yang saling meniadakan, melainkan dapat berjalan bersamaan. Dunia kerja saat ini yang sangat fleksibel membuat jurusan tidak menentukan sukses atau tidaknya seseorang. Selain itu, kemampuan yang kita punya juga masih bisa kita asah selama kita selalu berusaha mengasahnya. Apa pun jurusan dan kampus yang kamu pilih kelak, jangan berhenti mengeksplorasi potensi diri. Sebab keberhasilan tidak datang hanya dari memilih jurusan yang tepat, tetapi dari seberapa gigih kamu membangun masa depan yang kamu impikan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image