Pentingnya Komunikasi Terapeutik Antara Perawat dan Pasien
Eduaksi | 2025-11-28 15:44:24
Dalam profesi keperawatan, terdapat salah satu proses komunikasi yang dapat menghubungkan antara perawat dan pasien, yaitu komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah bentuk interaksi profesional antara perawat dan pasien, yang bertujuan untuk membantu pasien untuk memahami dirinya, mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi dan meningkatkan kesehatan fisik serta emosional pasien. komunikasi ini bukan hanya komunikasi biasa, akan tetapi dapat membangun rasa empati, kepekaan, dan mendengarkan secara aktif supaya dapat membangun rasa saling percaya antara perawat dan pasien. Mechi Silvia Dora dan rekan-rekannya (2019) juga menjelaskan bahwa komunikasi terapeutik bukanlah percakapan biasa, melainkan suatu proses komunikasi yang secara sadar dirancang untuk membantu proses penyembuhan pasien. Komunikasi ini mencakup interaksi verbal dan nonverbal antara perawat dan pasien yang bertujuan untuk membangun kepercayaan mutual dan mendukung proses perawatan. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik sangatlah penting untuk membangun kepercayaan dan membantu kesembuhan pasien.
Pada saat penerapan komunikasi terapeutik seorang perawat dengan pasien, terdapat faktor yang meningkatkan efektivitas serta menghambat proses komunikasi. faktor yang dapat meningkatkan efektivitas adalah keterampilan komunikasi perawat, seperti mendengarkan keluhan pasien dengan aktif dan dapat memberikan respon yang sopan dan ada pula lingkungan yang mendukung, yakni dukungan manajerial serta pelatihan tenaga kesehatan yang memadai khususnya untuk seorang perawat. Lalu terdapat faktor yang dapat menghambat proses komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien adalah hambatan internal, seperti perbedaan pemahaman, emosi dan budaya antara pasien serta ada pula hambatan eksternal yang dapat menghambat proses komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien, seperti lingkungan yang bising, beban kerja perawat yang tinggi dan kurangnya pelatihan.
Kemudian, terdapat 17 teknik komunikasi terapeutik yang baik dan benar antara perawat dan pasien, yaitu:
- Menggunakan keheningan
Menggunakan keheningan dapat diartikan untuk tidak berbicara sama sekali. Keheningan ini bertujuan supaya perawat dan pasien dapat memikirkan terkait dengan apa yang akan dibahas selanjutnya, hal ini bertujuan supaya pasien dapat memulai topik baru dan perawat selalu membiarkan pasien supaya dapat memecah keheningan.
- Menerima
Menerima artinya seorang perawat dapat mengakui apa yang telah dikatakan pasien bahwa mereka telah didengarkan. Menerima berbeda dengan menyetujui, menerima dapat dilakukan seorang perawat dengan melakukan kontak mata dan mengatakan “Ya, saya mengerti.” Dengan hal tersebut, pasien akan cenderung untuk mudah menerima perawatan.
- Memberikan Pengakuan
Pengakuan merupakan mengakui perilaku pasien dan memperhatikannya tanpa memberikan pujian yang terlalu berlebihan, karena jika terlalu berlebihan dalam memberikan pujian dinilai seperti merendahkan pasien.
- Menawarkan Diri
Seorang perawat seharusnya dapat meluangkan waktu untuk menghargai pasien, membantu pasien jika terdapat sebuah kendala dan menemani pasien walau hanya sebentar saja. Meluangkan waktu untuk pasien, dapat membuat suasana hati pasien senang dan semangat untuk sembuh.
- Memberikan Peluang Luas
Memberikan ruang kepada pasien untuk mengarahkan percakapan membuat komunikasi terapeutik menjadi lebih efektif. Dengan menggunakan pertanyaan terbuka seperti “Apa yang ada di pikiran Anda hari ini?” atau “Apa yang ingin Anda bicarakan?”, perawat membantu pasien untuk mengekspresikan apa yang ada di pikiran mereka dengan bebas dan tanpa tekanan.
- Mendengarkan Dengan Aktif
Mendengarkan secara aktif melibatkan penggunaan isyarat verbal dan nonverbal, seperti mengangguk atau mengatakan “Saya mengerti,” untuk menunjukkan perhatian terhadap pasien. Pendekatan ini menegaskan bahwa perawat memahami apa yang disampaikan dan mendorong pasien untuk terus berbicara. Pertanyaan lanjutan atau arahan sederhana dapat membantu memperdalam percakapan dan menjaga alurnya tetap jelas.
- Mencari Klarifikasi
Saat pasien menyampaikan sesuatu yang kurang jelas atau membingungkan, perawat dapat meminta klarifikasi untuk memastikan pemahaman yang tepat. Dengan mengatakan hal seperti “Bisakah Anda menjelaskan lebih lanjut?”, perawat membantu pasien memperjelas maksud mereka dan secara tidak langsung mendukung proses mereka dalam memahami pikiran atau perasaan yang sedang dialami.
- Menempatkan Peristiwa dalam Waktu atau Urutan
Mengajukan pertanyaan tentang kapan suatu peristiwa terjadi dan bagaimana kaitannya dengan kejadian lain dapat membantu pasien menyusun kembali pengalaman mereka. Teknik ini memberi gambaran yang lebih runtut dan mendorong pasien mengingat detail yang mungkin sebelumnya terlewat, sehingga pemahaman terhadap keseluruhan situasi menjadi lebih jelas.
- Membuat Pengamatan
Menyampaikan pengamatan mengenai sikap, penampilan, atau perilaku pasien dapat membantu mereka menyadari perubahan yang mungkin tidak mereka sadari. Misalnya, ketika perawat mengatakan bahwa pasien terlihat lelah atau tampak kurang bersemangat, hal ini dapat membuka percakapan mengenai kondisi atau gejala baru yang sedang mereka alami.
- Deskripsi Persepsi yang Mendorong
Untuk pasien yang mengalami gangguan sensori atau halusinasi, perawat dapat menanyakan pengalaman mereka tanpa menghakimi, seperti “Apa yang Anda dengar sekarang?” Pendekatan ini membuat pasien merasa aman untuk menceritakan persepsinya dan membantu perawat memahami apa yang sedang mereka alami tanpa memperburuk kecemasan atau kebingungan mereka.
- Mendorong Perbandingan
Teknik ini digunakan untuk membantu pasien melihat hubungan antara pengalaman mereka di masa lalu dengan masalah yang sedang dihadapi. Dengan mengajak pasien membuat perbandingan, perawat membantu mereka memahami situasi dengan lebih jelas sehingga solusi lebih mudah ditemukan.
- Merangkum
Merangkum ucapan pasien bertujuan memastikan bahwa perawat menangkap pesan dengan benar dan memberikan kesempatan pada pasien untuk meluruskan hal-hal yang kurang tepat. Selain menunjukkan bahwa perawat mendengarkan secara aktif, teknik ini juga mempermudah pencatatan percakapan secara akurat.
- Merefleksikan
Teknik refleksi dilakukan dengan meminta pasien memikirkan kembali tindakan atau keputusan yang menurut mereka perlu dilakukan dalam situasi tertentu. Cara ini mendorong pasien menyadari tanggung jawab pribadi mereka dan membantu mereka menemukan solusi dari pemikiran sendiri.
- Memfokuskan
Perawat menggunakan teknik ini ketika pasien menyebut informasi penting yang perlu digali lebih jauh. Dengan memusatkan perhatian pada inti pernyataan pasien, perawat membantu mereka tetap pada topik yang relevan dan menghindari percakapan yang melebar.
- Menghadapi
Konfrontasi dilakukan hanya ketika hubungan saling percaya sudah terbentuk. Perawat dapat mengungkapkan ketidaksepakatan, menyampaikan fakta, atau menantang asumsi pasien. Jika dilakukan dengan tepat, teknik ini membantu pasien menghentikan perilaku yang merugikan atau memahami kondisi mereka dengan lebih realistis.
- Menyuarakan Keraguan
Teknik ini dipakai untuk secara halus mengajak pasien mempertanyakan kembali pikiran atau keyakinan yang tidak tepat. Dengan menyampaikan keraguan, perawat mendorong pasien memeriksa ulang asumsi mereka sehingga tidak terjebak dalam pemahaman yang keliru.
- Menawarkan Harapan dan Humor
Memberikan harapan realistis dan humor yang sesuai dapat membantu mencairkan suasana di lingkungan rumah sakit yang sering kali membuat pasien tegang. Pendekatan ini memperkuat hubungan antara perawat dan pasien serta membantu pasien berpikir lebih positif.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
