Risiko di Setiap Sudut Proyek: Bagaimana K3 Membuatnya Lebih Aman?
Edukasi | 2025-11-28 11:42:09
Oleh: Denisa Afifia Zahra_Universitas Airlangga
Pembangunan di Indonesia terus bergerak cepat. Mulai dari jalan tol, jembatan, gedung perkuliahan, hingga proyek revitalisasi fasilitas publik semuanya dilakukan hampir tanpa henti demi mengejar kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Namun, di balik aktivitas konstruksi yang terlihat megah, risiko keselamatan selalu mengintai para pekerja di lapangan. Dalam ilmu Kesehatan Masyarakat, khususnya peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), perlindungan terhadap kelompok pekerja merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga kondisi ini menjadi perhatian utama untuk memahami bagaimana kesehatan dan keselamatan pekerja harus dijaga di tengah pesatnya pembangunan.
Data terbaru dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pada Januari–Maret 2025 telah terjadi 5.632 kasus kecelakaan kerja, dan sebagian besar berasal dari sektor konstruksi, manufaktur, serta pertambangan. Angka ini kembali menguatkan bahwa pekerjaan proyek bukan hanya soal membangun, tetapi juga soal menjaga nyawa dan kesehatan pekerjanya. Dengan kata lain, risiko ada di setiap sudut proyek dan di sinilah peran K3 menjadi sangat penting.
Risiko di Area Proyek yang Sering Diabaikan
Jika melihat langsung ke lapangan, risiko tidak hanya datang dari pekerjaan di ketinggian atau penggunaan alat berat, tetapi juga dari hal-hal yang tampak sepele. Kebisingan mesin, debu yang berterbangan, lantai yang licin, hingga potensi benturan dengan material yang dipindahkan adalah ancaman yang bisa muncul secara tiba-tiba. Banyak kecelakaan justru terjadi karena pekerja merasa aman dan terbiasa sehingga menurunkan kewaspadaan. Lingkungan proyek tidak pernah sepenuhnya stabil, material bisa jatuh, alat bisa tergelincir, dan struktur sementara bisa roboh sewaktu-waktu. Inilah alasan mengapa setiap sudut menjadi area berisiko.
Penerapan K3
Pengamatan di lokasi pembangunan Gedung FIB Universitas Airlangga menunjukkan bagaimana penerapan K3 menjadi sangat penting. Di sekitar area proyek terdapat poster besar bertuliskan “Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja” yang langsung memberi pesan bahwa pekerjaan tidak boleh dilakukan sembarangan. Selain itu, terdapat papan aturan yang mewajibkan penggunaan APD seperti helm pengaman, sepatu safety, pakaian kerja, sarung tangan, kacamata pengaman, masker, dan pelindung telinga. Setiap pekerja yang masuk ke area proyek terlihat mematuhi aturan ini, dan hal tersebut memberikan gambaran bahwa proyek ini menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama.
Di lokasi proyek terdapat papan instruksi WAJIB APD, yang mencantumkan alat pelindung yang harus digunakan pekerja. Daftar tersebut meliput
- Helm pengaman: melindungi dari benda jatuh
- Sepatu keselamatan: mencegah cedera akibat paku, logam tajam, atau benda berat
- Pakaian kerja: melindungi tubuh dari gesekan dan panas
- Sarung tangan: mencegah luka potong dan terbakar
- Kacamata pengaman: melindungi mata dari debu dan percikan bahan
- Masker gas & masker biasa: mengurangi paparan debu dan zat berbahaya
- Pelindung telinga: diperlukan saat menggunakan mesin bising
Penggunaan APD ini tidak hanya aturan, tetapi langkah pencegahan kecelakaan yang paling dasar dan penting.
Peran K3 dalam Mengendalikan Risiko
1. Mencegah dan Mengurangi Kecelakaan
K3 berperan mencegah kecelakaan dengan cara mengidentifikasi bahaya, menilai risikonya, dan memasang pengendalian yang tepat. Risiko jatuh diatasi dengan pagar pengaman dan harness, sementara risiko tertimpa material dicegah lewat kewajiban memakai helm. SOP alat berat juga dibuat ketat agar pekerja tahu jarak aman dan prosedur komunikasi. Upaya ini membuat potensi kecelakaan dapat ditekan sejak awal.
2. Menetapkan Alur Kerja Aman
K3 mengatur bagaimana aktivitas proyek berjalan agar lingkungan tetap tertib dan tidak saling mengganggu. Jalur khusus pejalan kaki menjaga pekerja dari lintasan alat berat, zona steril mencegah orang masuk area berbahaya, dan penyimpanan material diatur agar tidak roboh. Prosedur untuk pekerjaan di ketinggian juga memastikan pekerja mengikuti langkah aman sebelum mulai bekerja. Semua ini mencegah kecelakaan akibat kondisi kerja yang kacau.
3. Melindungi Kesehatan Jangka Panjang Pekerja
K3 juga melindungi dari risiko yang tidak terlihat langsung, seperti kebisingan, debu, dan bahan kimia. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan tuli, penyakit paru, atau iritasi kulit jika tidak dicegah. Karena itu, APD seperti masker, earplug, sarung tangan, dan kacamata pelindung menjadi alat wajib agar pekerja tidak terkena dampak kesehatan yang muncul pelan-pelan.
4. Meningkatkan Produktivitas Proyek
Lingkungan kerja yang aman membuat pekerja lebih tenang, fokus, dan cepat dalam bekerja. Ketika pekerja tidak khawatir dengan keselamatan, mereka bisa menjalankan tugas tanpa gangguan. Selain itu, proyek tidak perlu berhenti akibat kecelakaan, sehingga penyelesaian pekerjaan menjadi lebih lancar. Produktivitas meningkat karena kondisi kerja yang mendukung, bukan karena beban kerja yang lebih berat.
5. Membangun Budaya K3
Tujuan jangka panjang K3 adalah menciptakan budaya keselamatan. Dalam budaya ini, pekerja terbiasa memakai APD, mengikuti prosedur, dan saling mengingatkan jika ada yang berperilaku tidak aman. Kesadaran keselamatan tidak lagi bergantung pada pengawas, tetapi muncul dari diri setiap pekerja. Ketika budaya ini terbentuk, proyek menjadi jauh lebih aman secara alami.
Pada akhirnya, proyek konstruksi bukan hanya tentang mempercepat pembangunan, tetapi juga tentang bagaimana memastikan bahwa semua proses berjalan aman sampai selesai. K3 hadir untuk mengurangi risiko, menurunkan angka kecelakaan, dan memastikan para pekerja pulang dalam keadaan sehat setiap hari. Oleh karena itu, sudah saatnya K3 dipandang bukan sebagai serangkaian aturan, tetapi sebagai budaya yang harus ditanamkan dalam setiap proyek pembangunan. Ketika keselamatan menjadi prioritas, kualitas kerja meningkat, produktivitas terjaga, dan risiko kecelakaan menurun secara signifikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
