Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Angie Febia Syafa

Melawan Gelombang Pikiran Berlebih: Strategi Remaja Menghadapi Overthinking

Pendidikan dan Literasi | 2025-11-23 23:16:58
Gambar Overthinking, Sumber: Pinterest

Saat ini, banyak sekali kasus overthinking yang terjadi pada remaja. Ini menjadi masalah utama pada kesehatan mental remaja. Hal ini biasanya terjadi karena pengaruh dari media sosial atau pengaruh tekanan. Overthinking bisa terjadi kapan saja, bahkan banyaknya kasus pada remaja saat ini yang sulit untuk tidur karena malamnya dihabiskan untuk overthinking. Hal ini menjadi kebiasaan buruk untuk para generasi muda.

Apa Itu Overthinking?

Overthinking adalah kebiasaan memikirkan sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang yang membuat pikiran menjadi penuh, cemas, dan kesulitan untuk fokus atau untuk mengambil sebuah keputusan.

Situasi umum overthinking yang sering terjadi yaitu memikirkan nilai, penampilan, hubungan dengan pasangan, keluarga ataupun teman. Tetapi lebih sering kebanyakan remaja overthinking karena penampilan.

Penyebab utama remaja rentan mengalami overthinking yaitu karena adanya tekanan baik itu tekanan secara akademik maupun tekanan keluarga. Tugas sekolah, nilai, ekpektasi keluarga maupun konflik keluarga dapat membuat remaja merasa tertekan dan merasa tidak aman.

Penyebab yang lainnya yaitu pengaruh media sosial, kurangnya aktivitas fisik dan kurangnya aktivitas sosial dapat memicu pikiran yang berlebih. Lewat media sosial seperti Instagram, TikTok, dsb. membuat remaja merasa dirinya kurang dalam segala hal.

Dampak overthinking terhadap kehidupan remaja yaitu dapat menyebabkan sulitnya tidur dan berkonsentrasi, menurunnya kepercayaan diri, muncul kecemasan atau rasa takut untuk mengambil keputusan, serta dapat memicu depresi.

Strategi efektif untuk menghadapi overthinking yaitu:

1. Mengatur waktu penggunaan media sosial

Remaja dapat mengatur waktu dalam menggunakan media sosial, terutama sebelum tidur atau mengikuti akun-akun yang lebih positif.

2. Berbicara dengan orang yang dipercaya

Curhat kepada teman dekat, pasangan, atau anggota keluarga dapat menghilangkan beban pikiran. Ini memberikan kepercayaan bahwa remaja tidak menghadapi masalahnya sendirian.

3. Menuliskan pikiran (journaling)

Menulis dapat membantu mengurangi kekacauan pikiran. Dengan menulis, remaja dapat mengeluarkan kekhawatirannya yang ada di isi kepala. Journaling membuat remaja lebih memahami apa yang sebenarnya mereka rasakan.

4. Tidur dan istirahat yang cukup

Tidur yang cukup dapat menjaga kesehatan mental. Kurang tidur dapat memunculkan pikiran yang negatif karena otak bekerja lebih keras.

5. Mengalihkan fokus ke aktivitas fisik

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berolahraga ringan dapat membantu pikiran menjadi lebih rileks sehingga remaja terlepas dari pikiran yang berlebihan.

Overthinking bukanlah kelemahan, melainkan tanda bahwa remaja membutuhkan ruang yang aman. Overthinking sering dialami oleh banyak orang, tetapi tidak semua bicara dan bercerita. Mari ciptakan lingkungan dan ruang yang aman untuk bercerita, karena setiap orang berhak untuk didengar tanpa dihakimi.

Penulis:

Angie Febia Syafa, Universitas Pamulang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image