Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image akhdannrp

Kampus Tanpa Rokok: Antara Aturan dan Kenyataan di Lapangan

Pendidikan dan Literasi | 2025-11-23 16:10:25
https://ahpc.unair.ac.id/wp-content/uploads/2025/05/WhatsApp-Image-2025-05-09-at-08.41.54-1-1024x768.jpeg

Kampus seharusnya menjadi tempat yang bersih, nyaman, dan sehat bagi seluruh civitas akademika. Lingkungan yang sehat dapat mendukung proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan membuat lingkungan yang aman bagi seluruh civitas akademika. Namun, realitas yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa merokok sembarangan di area kampus masing sering terjadi dan masih menjadi persoalan yang belum sepenuhnya dapat diatasi oleh beberapa kampus terutama Universitas Airlangga sebagai tempat pengamatan yang kami lakukan, meskipun kampus telah menetapkan kawasan tanpa rokok atau kawasan dilarang merokok namun aturan tersebut belum berjalan optimal. masih banyak mahasiswa yang tidak mempedulikan aturan yang telah diberikan. Fenomena ini mencerminkan kurangnya rasa kepedulian dan kesadaran sebagian civitas akademika terhadap pentingnya menjaga lingkungan kampus.

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, di antaranya adalah zat beracun dan karsinogenik seperti nikotin, tar, karbon monoksida, benzena, formaldehida, dan arsenik. Zat-zat ini lah yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan, paparan asap rokok juga dapat memperburuk keadaan bagi sebagian mahasiswa yang memiliki gangguan atau penyakit bawaan dan mengganggu aktivitas belajar mereka. selain dapat berdampak pada kesehatan, kebiasaan merokok sembarangan juga dapat merusak lingkungan sekitar. puntung rokok yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air karena bahan kimia yang sulit untuk terurai . Sementara asap rokok juga mencemari udara dan mengganggu kenyamanan yang berada di lingkungan tersebut, akibatnya kampus yang seharusnya menjadi tempat yang bersih, dan nyaman justru lingkungan kampus terlihat tidak nyaman untuk melakukan aktivitas akademika mereka yang merasa terganggu tidak bisa melakukan apapun kecuali dengan meninggalkan tempat yang seharusnya nyaman untuk melakukan aktivitas akademika,

Kawasan tanpa rokok dapat berjalan dengan baik apabila sosialisasi yang masif, dan pengawasan yang dilakukan dengan tegas serta kepedulian para mahasiswa. Banyak mahasiswa yang tidak merokok mendukung kebijakan yang diterapkan namun mereka tidak berdaya untuk dapat menegur perokok aktif karena tidak adanya dukungan dan aturan yang lebih jelas, dan perokok aktif menganggap bahwa aturan tersebut tidak tegas ditetapkan sehingga mereka tidak memperdulikan hal tersebut.Kondisi ini dapat menunjukan bagaimana kesenjangan nyata antara aturan dan pelaksanaannya. perubahan tidak akan berjalan maksimal jika tidak adanya upaya yang lebih konkret seperti memberikan sanksi yang efektif bagi pelanggar dan memerlukan budaya kampus yang menempatkan kesehatan dan kenyamanan bersama sebagai prioritas utama mewujudkan kampus tanpa rokok bukan hanya soal mematuhi aturan, tetapi juga tentang membangun kepedulian terhadap kesehatan dan kenyamanan orang lain. Jika seluruh civitas akademika dapat menyadari hal ini, kampus akan menjadi ruang yang lebih bersih, aman, dan layak untuk proses pembelajaran yang optimal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image