Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Rahasia Genosida Israel

Politik | 2025-11-20 12:32:41

Dalam sebuah liputan berita wawancara bbnews.com terdapat tiga hal yang sangat mengejutkan dan tidak diketahui oleh publik terkait penjajahan Israel pada Palestina. Hal tersebut telah dinyatakan oleh seorang jurnalis dan peneliti Australia bernama Anthony Lowenstein.

Pertama, mengenai inti tujuan perang ternyata bukan hanya berdasarkan penguasaan wilayah, namun juga sebagai lahan laboratorium militer Israel. Rakyat Palestina dijadikan bahan uji coba kualitas alat-alat militer Israel yang akan dijual secara global. Oleh karena itu, Israel selalu enggan untuk menghentikan aksi pembantaiannya.

Kedua, sang jurnalis tersebut pun mengatakan bahwa kecaman pemerintah Indonesia dan para pemerintah negara umat Islam lainnya selama ini hanya sebagai penenang publik. Sementara pada dasarnya mereka justru mendukung aksi genosida kejam Israel karena mereka lebih takut akan api kemarahan Amerika.

Ketiga, di era digital saat ini, metode perang bukan hanya dengan alat senjata api. Akan tetapi, media sosial dengan tema "melawan terorisme" juga dapat menjadi senjata ampuh masa kini.(13/11/2025)

Mengapa bisa demikian? Lantas, bagaimana solusi terbaik yang seharusnya dijalankan?

* Ketidaksadaran Berbahaya*

Israel memang dikenal sebagai negara penjajah Palestina yang berhasil mendapat sertifikat kemerdekaan pada tahun 1948. Sejak saat itu, Israel berusaha meluaskan gempurannya dengan berbagai inovasi teknologi hingga masa modern sekarang.

Anehnya, Israel sering mengalami keberhasilan penciptaan teknologi di tengah wilayahnya yang masih terkategori sebagai negara kecil. Ketika menyerang Palestina, Israel sudah mampu menewaskan 1000 orang hanya dalam waktu semalam. Bahkan giliran Israel yang diserang, senjata Iron Dome miliknya dapat berguna sebagai benteng pelindung yang mampu menghancurkan roket dan artileri penyerangnya.

Dari fakta teknologi militer berkualitas itu, Israel pun tampak tidak malu meskipun diberi status pelaku kekejaman aksi genosida. Sebab Israel masih merasa memiliki derajat inovator teknologi canggih yang berguna sebagai sumber pemasukan ekonominya.

Bagaimana tidak, menurut laporan informasi cnbc.com. Industri pertahanan Israel sudah berhasil menghimpun kekayaan di tengah konflik peperangan yang tidak pernah lepas dari mereka. Misalnya, hanya sejak serangan 7 Oktober 2023 saja para Investor Amerika dan Eropa semakin berminat bekerja sama. Mereka yakin bahwa uluran modal penelitian dan pembuatan teknologi dengan Israel akan membuat mereka juga dapat meraih laba.(15/7/2025)

Sementara itu, para pemimpin negeri-negeri kaum muslim yang lain, termasuk pemimpin Indonesia juga mengalami ketertarikan yang bertujuan untuk pertahanan negara. Pada tahun 2022 saja Indonesia ternyata pernah membeli senjata militer Israel sebanyak Rp18,48 miliar. (News.Okezone.com 2/11/2023)

Walaupun demikian, ketertarikan pada alat militer pemimpin negeri Islam sangatlah berbahaya bagi saudara seiman mereka. Bayangkan saja, apabila mereka banyak membeli teknologi militer Israel sebagai alat-alat pertahanan negara agar selamat dari gejolak perang yang semakin membara. Bukankah hal itu akan membuat Israel semakin berinisiatif menjadikan Jalur Gaza-Palestina sebagai laboratorium militer dan tempat shooting promosinya?

Akibatnya, pasukan zionis Israel semakin semangat berperang. Sebab, dari sisi ekonomi mereka diuntungkan. Kemudian, dari sisi sosalitas pun mereka akan dibenarkan karena dalih perebutan wilayah untuk masalah pengamanan populasi mereka.

Dengan demikian, masyarakat muslim harus paham bahwa sesungguhnya para pemimpin negeri mereka sangatlah tidak tegas dan berperikemanusiaan. Mereka hanya mengecam ibarat sejalan dengan kebencian publik pada Israel. Namun, pada faktanya jalinan hubungan mereka masih memiliki keterikatan.

Selain itu, jika selama ini masyarakat menganggap bahwa dukungan Amerika pada Israel masih melalui jalur dana mandirinya. Masyarakat publik pun sebenarnya harus menyadari bahwa pemimpin mereka juga memberikan bantuan ekonomi pada Israel melalui hubungan bisnisnya dengan Amerika.

Hal itu terbukti dari jalur sistem ekonomi kapitalisme yang dilalui oleh para pemimpin negera-negara di seluruh dunia. Amerika yang menempati posisi sebagai ekonom terbesar dapat mengubah arus perdagangan internasional. Seandainya mereka sudah tidak sejalan dengan Amerika, maka hukuman dapat dijatuhkan.

Akibatnya, jika sebuah negara Islam sudah sungguh-sungguh memutus hubungan dengan Israel yang merupakan buah hati tercinta Amerika. Dampak buruk kemacetan ekonomi akan diberikan padanya. Sebagaimana ketika diberlakukan kebijakan ketinggian tarif Trump untuk menjadi salah satu strategi hukumannya.

Tak jauh dari fakta-fakta yang jarang masyarakat ketahui, PBB yang sudah dikenal sebagai organisasi persatuan internasional ternyata juga menyimpan keberpihakan pada Israel. Diantaranya ketika 140 negara anggota PBB pernah mengakui deklarasi kemerdekaan Palestina pada tahun 1988. Pada nyatanya, PBB masih hanya memberikan status non-member observation state pada Palestina hingga sekarang. Hasilnya, Palestina tidak memiliki hak suara, ia tak bisa menolak berbagai kebijakan yang mungkin tak disesuai dengannya.

Di samping itu, susunan aturan politik PBB juga masih tidak adil. Ada unsur hak veto yang diberikan hanya pada lima negara, termasuk diantaranya Amerika. Melalui hak konstitusional itu, Amerika dapat menyetujui ataupun menolak kebijakan PBB. Dengan begitu, Amerika mampu untuk semakin memanjakan kekejaman Israel.

Sementara Palestina hanya difokuskan mendapat status merdeka. Sedangkan hak-hak mereka masih dalam genggaman Israel yang keras. Wilayah mereka dicabut, pintu-pintu bantuan masih ditutup, penduduk muslimnya pun masih bisa ditangkap dengan tuduhan terorisme radikal.

*Solusi Bijaksana*

Apabila dalam sistem kapitalisme konsep utamanya hanyalah sekedar mencari keuntungan. Para pemimpin negeri-negeri islam baru akan merasa beruntung jika dekat dengan negeri adidaya Amerika. Padahal sang adidaya tersebut adalah kepala penjajahan, baik penjajahan fisik maupun penjajahan ekonomi dan penjajahan pemikiran.

Kemudian, dalam penerapan sistem sekuler yang meninggalkan unsur agama, para pemimpin negeri-negeri Islam bisa dikategorikan orang yang egois dan munafik. Mereka hanya mencari label setia untuk komposisi sikap yang berkhianat.

Kewajiban untuk saling tolong-menolong saudara seiman mereka lupakan. Bantuan-bantuan hanya berupa mulut yang mengecam. Sedangkan sikap ketegasan tidak pernah ditumbuhkan.

Akhirnya, tak ada solusi terbaik dan bijaksana selain Islam. Sebab islam memiliki petunjuk kebenaran yang langsung atas nama Allah Yang Maha Bijaksana.

Dalam Islam, seorang pemimpin hanyalah media jembatan untuk menjalankan semua petunjukNya. Dengan demikian, dia tidak akan berani melakukan penipuan. Sebab dia sadar posisi tertinggi ada di bawah kendali Allah Swt.

Selebihnya, bentuk negara dalam Islam adalah sebuah penyatuan kaum muslim di seluruh dunia. Tak ada batas wilayah kenegaraan yang akan membuat kaum kafir sulit menanamkan hegemoni politik dan ekonominya.

Kecanggihan teknologi Israel pun tak perlu ditakuti lagi. Sebab, penyatuan negeri-negeri Islam akan membuat kekuatan militer negeri-negeri umat Islam terikat dalam satu tali perlindungan yang menggetarkan lawan.

Tolong menolong antar sesama muslim akan dilakukan dengan sepenuh jiwa. Bahkan, hingga modal nyawa dalam perang jihad pun akan diberikan dengan sukarela. Sebab mereka memiliki adanya ikatan persaudaraan iman.

Oleh sebab itu, sudah saatnya umat Islam bangkit memperjuangkan persatuan agar penjajahan berhenti. Kedamaian terwujud, kesejahteraan hidup pun dapat dibentuk.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image