Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Erna Kartika Sari

Mahasiswa Rantau dan Tantangan Pergaulan Bebas: Menjaga Integritas di Perantauan

Gaya Hidup | 2025-11-19 18:01:06

Sebagai mahasiswa baru di Universitas Airlangga sekaligus pertama kali menjadi anak rantau, tentunya penulis sangat berhati-hati terhadap pergaulan di tempat baru yang masih terasa asing ini. Pergaulan bebas merupakan masalah sosial yang sering kali dihadapi oleh mahasiswa rantau, terutama jika merantau di kota besar seperti Surabaya. Kondisi ini terjadi karena siswa yang jauh dari pengawasan keluarga lebih rentan terhadap pengaruh lingkungan, tekanan teman sebaya, dan berbagai godaan yang dapat merusak moral serta masa depan mereka.

Pergaulan bebas di kalangan pelajar rantau menjadi masalah serius yang berdampak buruk pada kesehatan fisik, mental, dan masa depan mereka. Pergaulan bebas dapat mengarah pada kritik terhadap narkoba, alkohol, seks bebas, dan perilaku negatif lainnya.

Statistik dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2025 menampilkan bahwa 59% remaja perempuan dan 74% remaja laki-laki berusia 15-19 tahun pernah melakukan hubungan seksual, yang mencerminkan tingginya angka pergaulan bebas pada usia muda, termasuk pelajar rantau.

Dikutip dari jurnal yang telah penulis baca, menurut (Putri et al., 2025) beberapa hal yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam pergaulan bebas di antaranya :

1. Lemahnya kontrol diri Masa remaja biasanya disebut masa pencarian jati diri yang di mana memiliki rasa ingin tahu yang lebih dan dengan begitu sangat rentan terkena pengaruh buruk dari lingkungan sosial jika tidak bisa memilah negatif-positifnya suatu pergaulan.

2. Kurangnya peran keluarga dalam mendidik moral Di dunia yang lebih modern dan individualistik ini sering kali pendidikan moral terpinggirkan, mereka hanya fokus pada nilai secara akademik saja. Padahal pada kenyataannya pendidikan moral sangat penting dan harus diajarkan sejak kecil.

3. Minimnya pendidikan seksual yang tepat Kurangnya kesadaran dan pengetahuan remaja terkait bahaya dari pergaulan bebas membuat mereka 'tidak tahu' akan berdampak negatif yang akan mereka dapatkan ketika terjerumus ke dalam pergaulan pembohong.

4. Tekanan sosial dari teman sebaya Terkadang hasutan-hasutan negatif dari yang katanya 'teman' menjadi pengaruh paling besar, biasanya mereka mengancam tidak akan mau berteman jika kita tidak mau mengikuti pergaulannya yang rusak. Nah disini sangat diperlukan pengendalian diri untuk berani meninggalkan pergaulan yang dapat merugikan diri sendiri.

5. Ekspektasi akademik yang tinggi Tekanan sering kali menyebabkan stres pada siswa, sehingga mereka melampiaskannya ke hal-hal yang dapat membawa dampak buruk bagi diri mereka sendiri dan masa depan mereka.

Edi Setiawan selaku Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN juga menyoroti berbagai risiko yang dihadapi para remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas. “Perilaku berisiko remaja mencakup kehamilan remaja usia 15-19 tahun yang mencapai 36 per 1.000 remaja putri, pernikahan dini 7%, hingga kasus aborsi yang mencapai 750 ribu hingga 1,5 juta setiap tahun,” papar Edi,pada tanggal 19 Desember 2024.

Beberapa dampak yang dapat terjadi ketika melakukan pergaulan bebas yaitu :

1. melakukan pernikahan keluarga

2. Penyalahgunaan membantu menyebabkan hingga gila

3. karena terjadinya di luar pernikahan

4. karena terjadi di luar pernikahan di luar nikah (menikah karena kecelakaan)

5. Meningkatnya angka aborsi dan pembuangan bayi.

Selain itu, pasti pelaku akan menerima sanksi sosial dari masyarakat.Mereka akan menerima hinaan dan gunjingan dari lingkungan sosial sekitar sehingga dapat menyebabkan putus kuliah bahkan sampai depresi dan kerusakannya di masa depan.

Untuk menghindari dampak negatif tersebut, siswa rantau disarankan memperkuat ikatan sosial dengan teman-teman yang memiliki nilai dan prinsip hidup yang baik,menjaga disiplin waktu perkuliahan antara dan aktivitas positif lainnya, serta aktif mengikuti organisasi keagamaan atau komunitas positif.

Pendekatan ini efektif dalam menjauhkan siswa dari perilaku yang merusak masa depannya. Dengan kesadaran dan dorongan pengendalian diri serta dukungan sosial yang baik, bahaya pergaulan bebas dapat diminimalisir sehingga mahasiswa rantau dapat fokus pada pengembangan diri dan prestasi akademiknya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image