Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ayodya Melodi Revannya

Kecanduan Konten Receh: Ketika Waktu Kita Dicuri Tanpa Sadar

Info Terkini | 2025-11-17 14:35:40
Dokumen pribadi/ayodya melodi revannya

Di era serba digital, perhatian kita menjadi komoditas paling mahal. Setiap waktu yang kita habiskan sebagian untuk layar handphone. Mulai dari platform, kreator dan alogoritma yang berlomba mengunci sorotan mata kita. Konten receh atau video lucu mengunci waktu kita bukan hanya beberapa detik namun juga berjam-jam. Meme yang tak jelas maknanya atau potongan curhat dramatis menjadi konsumsi harian yang terasa ringan, cepat dan menghibur mulai dari kita bangun tidur hingga tertidur lagi.

Tidak ada yang salah dengan hiburan. Masalah muncul ketika hiburan ringan itu berubah menjadi kebiasaan tak terkendali. Kita menghabiskan lima menit untuk “sekadar cek”, tetapi tiba-tiba setengah jam berlalu. Tanpa sadar, kita kehilangan banyak waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk hal yang lebih bermakna: belajar, beristirahat, atau sekadar berdiam diri merawat pikiran.

Fenomena ini bukan sekadar soal malas atau kurang disiplin. Namun, sistem digital di rancang agar kita bertahan lebih lama. Anehnya, ketika kita beralih untuk membaca atau mengerjakan lainnya kita cenderung lebih sering mengantuk. Padahal, jika kita menggunakan waktu kita seperti membuka sosial media seperti tiktok kita tidak akan mengantuk.

Algoritma mengidentifikasi hal-hal yang membuat kita tertawa atau terkejut, kemudian menyajikannya lagi dan lagi, seolah memahami kita lebih baik daripada diri kita sendiri. Hidup yang kita atur sering kali terpaku dentan standart tiktok atau aplikasi yang lain yang isinya kehidupan orang lain. Padahal yang kita lihat hanya sepotong kehidupan mereka, kita tidak melihat kehidupan mereka di dunia nyata.

Ketika otak terbiasa menerima rangsangan cepat dari konten pendek dan dangkal, kemampuan fokus jangka panjang mulai melemah. Kita lebih mudah bosan, sulit membaca teks panjang, dan cepat merasa gelisah jika tidak memegang ponsel. Tanpa disadari, gaya hidup digital ini memengaruhi pola pikir, pola istirahat, bahkan cara kita berinteraksi dengan dunia nyata.

Banyak orang mengira menonton konten receh adalah “istirahat”. Padahal yang benar-benar beristirahat seharusnya tubuh dan pikiran. Scroll terus-menerus justru membuat otak tetap aktif dan sulit pulih. Akibatnya, meski sudah menghabiskan waktu lama di ponsel, kita tetap merasa penat.

Kecanduan konten receh membuat percakapan langsung makin jarang dan tidak berkualitas. Ketika sedang berkumpul, kita lebih sering membagikan video daripada membicarakan hal mendalam. Beberapa orang bahkan kehilangan kemampuan untuk menikmati keheningan tanpa distraksi.

Pada akhirnya, setiap detik yang kita habiskan untuk konten receh tidak akan kembali. Bukan berarti kita harus berhenti menikmati hiburan ringan kita hanya perlu lebih sadar kapan harus berhenti. Di tengah banjir informasi, kemampuan memilih dan memilah adalah bentuk kedewasaan digital.

Jika kita tidak mengatur waktu, algoritma akan melakukannya untuk kita. Dan sering kali, keputusan mereka bukan untuk kebaikan kita, melainkan untuk menjaga kita tetap menatap layar. Sudah saatnya kita kembali merebut perhatian yang hilang, sebelum hidup kita hanya menjadi rangkaian scroll tanpa makna.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image