Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nathan

Saat Ilmu Bertemu Empati dalam Profesi Dokter Hewan

Eduaksi | 2025-11-15 13:33:53

Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, field trip ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (RSHP Unair) menjadi pengalaman berharga untuk memahami praktik kesehatan hewan secara nyata. Sejak memasuki area rumah sakit, antusiasme langsung terasa. Kami disambut oleh drh. Raisa, seorang dokter hewan koas, yang menjelaskan bahwa dunia medis veteriner tidak hanya mengandalkan keahlian klinis, tetapi juga komunikasi, etika, dan empati. Hal ini sejalan dengan temuan Hall (2017) yang menyatakan bahwa komunikasi dokter hewan, pemilik hewan merupakan komponen krusial dalam keberhasilan penanganan pasien hewan.

Kunjungan dimulai dari ruang pemeriksaan, rawat inap, hingga laboratorium. Selama tur, drh. Raisa menekankan bahwa pemilik hewan sering datang dalam keadaan cemas karena hewan dianggap sebagai anggota keluarga. Dalam kondisi seperti ini, dokter hewan harus mampu memberikan penjelasan medis dengan sopan, jelas, dan menenangkan. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian Shaw (2016) yang menunjukkan bahwa pendekatan komunikatif yang baik dapat mengurangi kecemasan pemilik dan meningkatkan kerja sama dalam pengobatan.

Di ruang pemeriksaan, kami melihat secara langsung bagaimana drh. Raisa menangani seekor anjing yang datang untuk kontrol kesehatan. Ia berbicara lembut, memberi waktu agar hewan merasa nyaman, lalu menjelaskan setiap prosedur kepada pemiliknya. Prinsip ini sejalan dengan hasil penelitian MacMartin (2020) yang menyebutkan bahwa hewan mampu merespons emosi manusia, sehingga ketenangan dan empati dokter hewan dapat mempengaruhi perilaku dan kenyamanan hewan selama pemeriksaan.

Berikutnya, kami diperkenalkan dengan konsep informed consent dalam kedokteran hewan. Drh. Raisa menjelaskan bahwa sebelum melakukan tindakan medis, pemilik harus mendapatkan informasi menyeluruh mengenai manfaat, risiko, dan prosedur tindakan. British Veterinary Association (2017) menyatakan bahwa persetujuan berdasarkan informasi lengkap merupakan standar etika yang wajib diterapkan dalam praktik veteriner modern. Meskipun hewan tidak dapat menyetujui tindakan medis, hak mereka tetap dilindungi melalui pemahaman dan keputusan pemilik.

Kami juga diajak mengunjungi ruang rawat inap, tempat hewan-hewan menjalani pemulihan. Ada kucing pascaoperasi, anjing dengan perawatan intensif, serta burung yang mengalami trauma fisik. Keadaan ini menunjukkan bahwa selain keahlian teknis, kesabaran dan ketulusan sangat diperlukan dalam merawat pasien hewan. Temuan Stafford (2019) menunjukkan bahwa tenaga medis veteriner harus mampu menyeimbangkan aspek profesional dan emosional untuk memberikan perawatan optimal, terutama ketika menghadapi pemilik hewan yang sedang mengalami stres emosional.

Pengalaman di RSHP Unair memberiku pemahaman mendalam bahwa bidang kesehatan hewan bukan hanya soal tindakan klinis, tetapi juga nilai kemanusiaan di dalamnya. Komunikasi membangun kepercayaan, informed consent menjaga hak pemilik dan etika profesi, sedangkan empati memastikan setiap makhluk mendapatkan perlakuan layak. Field trip ini tidak hanya menambah wawasan ilmiahku, tetapi juga menguatkan nilai moral dalam melihat profesi kedokteran hewan.

Saat kegiatan berakhir, aku pulang dengan rasa bangga dan terinspirasi. Melihat bagaimana drh. Raisa bekerja secara profesional, sabar, dan penuh empati membuatku menyadari bahwa menjadi tenaga medis hewan bukan sekadar profesi, tetapi panggilan hati untuk merawat kehidupan dan menjaga hubungan harmonis antara manusia dan hewan. Pengalaman ini menegaskan bahwa kesehatan hewan adalah bagian dari kesejahteraan bersama dan komunikasi adalah jembatan penting di dalamnya.

Penulis: Marcello Nathan Prabowo – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga – NIM: 161251022

DAFTAR PUSTAKA

British Veterinary Association. (2017). Consent: Guidance for Veterinary Professionals. London: BVA Publications.

Hall, N. (2017). Veterinary Communication: Key Principles for Clinical Practice. New York: Routledge.

MacMartin, C. (2020). Animal Behavior and Human Emotion: Clinical Implications for Veterinary Practice. Cambridge: Cambridge Scholars Publishing.

Shaw, R. (2016). Client–Veterinarian Communication in Companion Animal Practice. Toronto: University of Toronto Press.

Stafford, K. (2019). Compassion in Veterinary Care: Balancing Emotional and Clinical Demands. Wellington: Massey University Press.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image