Cara Adaptasi Mahasiswa Rantau
Edukasi | 2025-11-14 15:10:37Oleh: Elisa Hilda Cyntia Putri Damanik, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Merantau adalah salah satu tantangan terbesar yang akan dihadapi mahasiswa ketika ia diterima di universitas ataupun institusi yang berada di luar wilayah tempat tinggalnya. Menurut KBBI, merantau adalah pergi ke negeri (daerah) lain untuk mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya. Dalam proses tersebut, tentunya dibutuhkan kemampuan adaptasi yang baik pula.
Menurut mahasiswaindonesia.id, adaptasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh mahasiswa rantau agar mahasiswa tersebut dapat menyesuaikan diri dengan menerima perbedaan di lingkungan barunya. Akulturasi, yaitu proses penerimaan dan penyesuaian terhadap perbedaan, akan tercipta sendirinya dalam proses adaptasi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebelum maupun saat proses adaptasi itu berlangsung.
1) Riset dan persiapan mental Setelah mengetahui universitas tujuan, melakukan riset mendalam tentang daerah di sekitar universitas tersebut adalah langkah yang tepat. Lihat budaya yang diterapkan, gaya bicara, dan cara berpakaian. Lakukanlah juga riset tentang lingkungan di sekitar universitas tersebut, seperti tempat makan, tempat beribadah, rumah sakit, serta tempat rekreasi. Hal yang paling penting untuk dilakukan riset mendalam sebelum merantau, ialah tempat tinggal yang akan ditempati selama berkuliah di sana. Riset tersebut tentunya akan memudahkan mahasiswa rantau kedepannya setelah menetap di daerah tersebut.
Selain itu, hal yang tak kalah penting lainnya ialah menyiapkan mental. Akan ada banyak peristiwa serta kondisi yang jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi sebagai seorang pelajar yang masih berada dekat dengan keluarga. Ditambah lagi, saat merantau, mahasiswa harus dapat menyelesaikan masalah dan membuat keputusan secara mandiri, tanpa orang terdekat seperti keluarga yang dapat menemani secara langsung. Maka, persiapan mental adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan demi menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2) Menjalin pertemanan Sebagai makhluk sosial, khususnya saat merantau, dimana tidak ada keluarga yang dapat membantu ketika mengalami kesulitan, maka teman adalah satu-satunya orang yang dapat diandalkan. Hubungan pertemanan dapat terasa seperti keluarga jika bertemu dengan orang yang tepat. Untuk mendapatkan teman, jadilah pribadi yang aktif untuk mencari teman, bersikap terbuka, ramah, dan tetap hormat. Tetapi, yang paling penting adalah bersikap jujur dengan menjadi diri sendiri dan tidak dibuat-buat. Manusia memiliki kecenderungan untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang yang sejenis atau memiliki kemiripan, seperti yang dimaksud dalam teori homofili.
3) Mencari dan mengikuti komunitas Ada banyak komunitas yang dapat diikuti oleh mahasiswa, baik dalam lingkungan universitas, maupun luar lingkungan universitas. Komunitas juga mempunyai banyak macam, seperti komunitas yang berorientasi akademik, komunitas agama, komunitas cabang olahraga tertentu, komunitas penyuka alam, serta komunitas-komunitas lainnya. Dalam lingkungan universitas, ada unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang dapat diikuti sesuai dengan minat. Selain itu, ada banyak alternatif komunitas yang berada di luar lingkungan kampus yang dapat diikuti.
Dengan mengikuti komunitas, ada banyak manfaat yang dapat dirasakan, seperti memperluas relasi, mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru, melakukan pengembangan diri, mendapatkan dukungan dan inspirasi. Sebagai mahasiswa rantau, bergabung dalam komunitas juga dapat mengisi waktu luang agar tidak merasa kesepian dan tidak menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang negatif. Jika dapat memanfaatkan komunitas dengan baik, bukan tidak mungkin untuk mendapatkan peluang kolaborasi ataupun peluang karir untuk masa depan. Namun, lakukanlah riset terlebih dahulu sebelum bergabung dengan suatu komunitas, pastikan sesuai dengan prinsip serta keyakinan. Hindari komunitas yang memberikan dampak negatif dan akan menghalangi tujuan awal untuk merantau.
4) Mengikuti kepanitiaan Selain komunitas, banyak kegiatan lainnya yang dapat diikuti oleh mahasiswa rantau. Salah satunya yaitu kepanitiaan maupun organisasi. Kepanitiaan dan organisasi tersebut dapat berasal dari lingkup universitas, dapat berasal juga dari luar lingkup universitas. Banyak manfaat yang didapatkan dari sebuah kepanitiaan ataupun organisasi. Beberapa manfaatnya yaitu, mendapatkan banyak teman dengan lingkup yang lebih luas, mendapatkan pengalaman untuk berorganisasi dan tentunya bekerja sama dalam tim, mendapatkan pengetahuan cara untuk melakukan komunikasi antar dan dalam sebuah tim, mengetahui respon dan cara menyelesaikan suatu masalah, dan masih banyak lagi.
Kepanitiaan dan organisasi dapat memberikan banyak sekali manfaat yang positif bagi seorang individu, terlebih lagi mahasiswa rantau. Karena dapat menambah kegiatan dan berinteraksi dengan banyak orang sehingga mahasiswa rantau tidak merasa kesepian dan menambah relasi di lingkungan yang baru. Namun, selain manfaat yang positif, hal ini juga dapat menjadi tantangan tersendiri. Mahasiswa rantau harus dapat mengalokasikan waktu antara kegiatan kepanitiaan maupun organisasi dengan kegiatan akademik, tentukanlah prioritas utama sehingga terhindarkan dari masalah yang berasal dari gagalnya kemampuan seorang individu dalam membagi waktu.
5) Pergi RekreasiSebagai mahasiswa rantau yang sangat asing dengan lingkungannya yang baru, rekreasi dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang bagus. Luangkanlah waktu untuk pergi rekreasi, baik sendiri maupun dengan teman, karena hal ini juga dapat membuat mahasiswa rantau menjelajahi lingkungan yang lebih luas dan melakukan kegiatan seru lainnya. Jika pergi bersama teman, rekreasi dapat mempererat hubungan pertemanan tersebut. Jika pergi sendirian, rekreasi juga dapat memberi ruang yang nyaman bagi mahasiswa rantau untuk mengenali dirinya sendiri dan istirahat dari hiruk pikuk dunia. Menurut artikel dari psychologytoday.com, rekreasi dapat memutuskan siklus stress yang dimiliki. Dengan melakukan rekreasi, seseorang bisa mendapatkan perspektif baru dari masalah yang sedang dihadapi dan dapat beristirahat dari rutinitas biasanya.
Menjadi mahasiswa di daerah asing memang bukan suatu hal yang mudah. Berada di kota asing sendirian kerap membuat banyak orang kehilangan arah, dan tidak sedikit mahasiswa masuk ke dalam banyak permasalahan seperti pergaulan bebas, yang dapat mendatangkan kasus-kasus lainnya. Mahasiswa rantau harus selalu ingat tujuan awal mereka untuk pergi jauh dari orang tua, dan dengan tekad yang kuat, isi keseharian itu dengan kegiatan yang positif serta bermanfaat untuk masa depan yang cemerlang. Merantau ke suatu daerah yang asing sejak kuliah juga merupakan sebuah pengalaman menguntungkan, karena saat kerja nanti akan terbiasa dengan lingkungan yang asing dan dapat beradaptasi dengan lebih cepat karena sudah pernah melewati fase tersebut.
Medcom.Id. (n.d.). Cara Mudah untuk Beradaptasi di Lingkungan Sekitar. osc.medcom.id. https://osc.medcom.id/community/cara-mudah-untuk-beradaptasi-di-lingkungan-sekitar-6990
Arf. (2025, October 25). 7 Manfaat Gabung Komunitas untuk Karir dan Pengembangan Diri. DoranDev. https://dorandev.com/manfaat-gabung-komunitas/
Abpp, S. K. W. P. (2010, June 22). Why Presidents (and all of us) need vacations. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-at-any-age/201006/the-importance-of-vacations-to-our-physical-and-mental-health
Media Mahasiswa Indonesia. (2022, July 11). Pentingnya Adaptasi bagi Mahasiswa Rantau. https://mahasiswaindonesia.id/pentingnya-adaptasi-bagi-mahasiswa-rantau/
Block, P., & Grund, T. (2014). Multidimensional homophily in friendship networks. Network Science, 2(2), 189–212. https://doi.org/10.1017/nws.2014.17
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
