Belajar Jadi Studentpreneur Lewat Proyek Kewirausahaan di Kampus Unair
Eduaksi | 2025-11-12 13:44:46
Semester pertama kuliah di Universitas Airlangga (Unair) membawa pengalaman yang tidak biasa bagi kami, mahasiswa baru. Di mata kuliah Inovasi dan Kolaborasi Bisnis, dosen menjelaskan bahwa setiap mahasiswa diwajibkan membangun dan menjalankan sebuah bisnis selama satu semester penuh.
Pikiran pertama saya waktu itu sederhana,“wah, ini pasti repot sekali.” Proyek ini tampak seperti beban tambahan di tengah padatnya tugas kuliah. Namun, setelah melalui beberapa kali diskusi bersama kelompok, saya menarik kembali anggapan itu. Ternyata, proyek ini bukan sekadar tugas kuliah, melainkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna. Di sinilah saya benar-benar bisa mengimplementasikan pengetahuan yang selama ini hanya saya pelajari lewat teori.
Kelompok kami sepakat berfokus pada bidang makanan dan minuman (F&B) dan menamai usaha kami Simple Bites. Nama itu kami pilih karena ingin menghadirkan makanan praktis yang mudah dinikmati, tetapi tetap lezat. Produk yang kami jual adalah nasi cokot dan salad jeli. Untuk mencapai kesepakatan ini tidaklah mudah. Dalam diskusi awal, kami sempat memiliki banyak ide produk, ada yang ingin menjual sparkling water, ada pula yang mengusulkan samyang roll. Setelah melalui pertimbangan, akhirnya kami sepakat memilih nasi cokot dan salad jeli sebagai produk utama.
Sebelum memulai penjualan, kami melakukan survei pasar menggunakan kuesioner digital melalui Google Form untuk mengetahui minat dan opini calon pembeli terhadap produk yang akan dijual. Hasilnya cukup positif dan menjadi awal bagi kami untuk melangkah lebih serius. Tahap berikutnya adalah menyiapkan berbagai kebutuhan dalam menjalankan bisnis, mulai dari penyusunan proposal usaha, pembuatan logo, hingga proyeksi keuangan. Selain itu, kami juga melakukan uji resep salad jeli untuk menemukan racikan yang pas dan sesuai selera.
Tentu saja proses ini tidak mudah. Kami harus membagi waktu antara urusan kuliah dan kesibukan pribadi. Namun, jujur saya akui, proses ini terasa menyenangkan. Saya belajar banyak hal baru, terutama mengenai bagaimana mengelola keuangan usaha secara nyata dan bukan sekadar teori di kelas. Sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair, pengalaman ini terasa sangat berharga karena saya bisa langsung belajar bagaimana konsep ekonomi dan keuangan diterapkan dalam usaha kecil.
Selama periode implementasi penjualan, kelompok kami berhasil melakukan penjualan sebanyak enam kali. Dari setiap penjualan, selalu ada pelajaran baru yang saya dapatkan. Pengalaman yang paling berkesan adalah saat menulis laporan keuangan dan memantau arus kas usaha. Sebagai ketua kelompok, saya juga belajar bagaimana mengatur tim, membagi tanggung jawab, dan memastikan semua anggota terlibat aktif. Dari situ saya menyadari bahwa menjalankan usaha tidak sesederhana kelihatannya. Banyak faktor yang perlu diperhatikan agar usaha dapat berjalan lancar, mulai dari komunikasi tim, manajemen waktu, hingga cara membangun kepercayaan pelanggan.
Mata kuliah ini sangat berbeda dari kebanyakan mata kuliah lain. Biasanya kami hanya duduk di kelas dan mendengarkan teori. Namun, di sini kami benar-benar learning by doing. Kami belajar langsung dari pengalaman menjalankan usaha, mulai dari komunikasi dengan pelanggan, beradaptasi dengan pasar, dan menyusun strategi agar produk bisa diterima.
Lebih dari sekadar proyek kuliah, kegiatan ini juga menanamkan nilai-nilai penting tentang kolaborasi lintas jurusan. Dalam satu kelompok, kami berasal dari fakultas, jurusan, dan latar kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan keahlian desain, ada yang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang kuat di bidang keuangan, dan ada juga yang dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) dengan kemampuan komunikasi yang baik. Dari sinilah saya belajar bahwa dunia bisnis tidak bisa berjalan sendiri. Sebuah inovasi tidak akan berhasil tanpa tim yang solid dan komunikasi yang terbuka.
Saya melihat proyek kewirausahaanl ini bukan sekadar tugas kuliah, melainkan bagian dari semangat besar Universitas Airlangga (Unair) untuk membentuk mahasiswa menjadi studentpreneur. Unair secara aktif mendorong mahasiswanya untuk belajar langsung dari praktik bisnis, bukan hanya teori di kelas. Itulah sebabnya, sejak semester pertama kami sudah diwajibkan mengikuti mata kuliah Inovasi dan Kolaborasi Bisnis yang menuntut mahasiswa untuk membangun dan mengelola usaha nyata. Kebijakan ini menunjukkan komitmen Unair dalam menyiapkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif, kreatif, dan mandiri di dunia kerja maupun dunia usaha.
Proyek kewirausahaan ini juga mengajarkan kami untuk tidak takut gagal. Kegagalan di lapangan justru menjadi bahan evaluasi yang konkret. Misalnya, pada penjualan pertama kami masih kebingungan mengatur produksi dan strategi promosi. Setelah itu, kami belajar menghitung kapasitas produksi yang tepat, memperbaiki kemasan, serta menyesuaikan cara pemasaran agar lebih efektif. Kami menyadari bahwa keberanian mencoba sering kali lebih berharga daripada ketakutan untuk memulai.
Pada akhirnya, proyek ini mungkin hanya berlangsung satu semester, tetapi manfaatnya terasa panjang. Saya belajar pentingnya membangun jiwa studentpreneur sejak dini. Kampus yang memberi ruang praktik seperti ini sejatinya sedang menyiapkan generasi muda yang tangguh, adaptif, dan relevan dengan perubahan zaman. Lewat proyek usaha Simple Bites, saya belajar bahwa menjadi mahasiswa bukan sekadar memahami teori, tetapi juga berani mencoba, berproses, dan menciptakan sesuatu yang nyata.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
