Homesickness: Ketika Rasa Rindu Mahasiswa Rantau Terhadap Rumah Tak Terbendung
Gaya Hidup | 2025-11-12 08:04:56
Menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi terbaik adalah impian banyak orang. Membayangkan mempelajari bidang yang menjadi passion yang akan membawa selangkah lebih dekat dengan mimpi di masa depan. Namun, perguruan tinggi impian tak jarang berada jauh dari tempat kita tinggal, sehingga merantau adalah hal yang harus dilakukan. Setiap tahun ribuan mahasiswa baru pergi jauh dari kampung halamannya demi satu hal, pendidikan. Hal ini juga saya rasakan, saya merantau ratusan kilometer jauh dari rumah demi menempuh pendidikan di Kampus Timur Jawa Dwipa, Universitas Airlangga. Sebelum berangkat seringkali ketakutan besar yang muncul berkaitan dengan akan sulitnya masa perkuliahan, sepinya tidak memiliki teman, dan apakah bisa beradaptasi dengan lingkungan pasti memenuhi kepala. Ada satu hal yang tidak diantisipasi, yaitu homesickness atau rindu akan rumah. Saat dibangku sekolah kita sering tidak sabar untuk keluar rumah dan merantau, tapi ternyata jauh dari rumah tidak selamanya menyenangkan.
Munculnya rasa rindu terhadap rumah yang terjadi pada mahasiswa baru umumnya terjadi karena beberapa faktor. Hal pertama tentunya karena jauh dari keluarga. Bayangkan selama belasan tahun hidup bersama keluarga dan tidak pernah berpisah jauh, tetapi harus berpisah untuk waktu yang tidak hanya sehari dua hari pasti tidak mudah. Kemudian, berada di tempat yang baru tentunya akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan tidak semua orang dapat beradaptasi dengan cepat sehingga timbul perasaan tidak nyaman dan ingin kembali ke rumah saja. Tempat baru berarti rutinitas yang baru pula, saat awal meninggalkan rutinitas lama dan harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri tidak mudah. Menjadi Mahasiswa dan bukan siswa lagi juga menimbulkan tekanan tersendiri, sistem perkuliahan yang tidak seperti saat 12 tahun bersekolah sebelumnya, ditambah beban ekspektasi dari orang sekitar yang ditanggung.
Homesick memang wajar terjadi, tetapi bukan berarti harus menjadi hambatan. Dengan majunya teknologi sekarang ini, melakukan komunikasi jarak jauh dengan keluarga sangat mudah dilakukan. Saat ada waktu luang, atau saat rasa rindu sudah tidak bisa terbendung lagi, menghubungi keluarga di rumah bisa meringankan beban di hati. Lalu meski sulit, beradaptasi dengan lingkungan dan pertemanan harus dilakukan, meski perlahan pastikan untuk mulai menerima tempat yang akan menjadi tempat tinggal untuk beberapa tahun ke depan. Kemudian, menambah kesibukan dengan mengikuti kegiatan atau organisasi di kampus dapat mendistraksi pikiran dan mengembangkan skill dalam waktu yang bersamaan.
Merantau memang tidak mudah dilakukan, rasa kesepian dan sedih wajar untuk datang. Menangis adalah hal wajar, tetapi jangan terlalu berlarut dan menghambat kehidupan sehari-hari. Ingat selalu bahwa sekarang sedang berada di jawaban atas doamu. Sekarang mimpimu menjadi satu langkah lebih dekat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
